Zachary Stieber
Pejabat Brazil mengatakan pada hari Rabu bahwa seorang wanita yang baru-baru ini kembali bepergian dari Tiongkok kemungkinan menderita Coronavirus, kasus Coronavirus pertama di negara Amerika Selatan.
Saat para pejabat Tiongkok mengumumkan bahwa pihaknya mengkarantina Wuhan, pusat jenis Coronavirus baru, para pejabat Brazil mengatakan seorang wanita berusia 35 tahun tiba di kota Belo Horizonte pada tanggal 18 Januari dengan gejala pernapasan.Kasus ini diduga sebagai kasus Coronavirus karena wanita tersebut kembali bepergian dari Tiongkok, Departemen Kesehatan Negara Bagian Minas Gerais di Brasil mengatakan dalam sebuah pernyataan.
“Kasus itu diberitahukan sebagai kasus suspek. Dengan mempertimbangkan konteks epidemiologis saat ini dari negara tempat pasien berada, hipotesis penyakit yang disebabkan oleh jenis Coronavirus baru, yang merupakan mikroorganisme yang mengancam kesehatan internasional, dipertimbangkan, dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya pandemi yang berisiko tinggi bagi kehidupan dan berdampak pada perawatan. Meskipun tidak menunjukkan tanda-tanda keparahan klinis, pasien dengan cepat dibawa ke [rumah sakit] untuk pengamatan cermat di bawah pengaturan rumah sakit,” demikian isi pernyataan tersebut.
Wanita tersebut mengatakan kepada pihak berwenang bahwa ia tidak berada di daerah Wuhan dan ia tidak berpikir ia memiliki kontak dengan siapa pun yang menderita infeksi akibat Coronavirus.
Hasil uji belum keluar untuk memastikan diagnosis Coronavirus atau memastikan diagnosis pasien, yang digambarkan stabil secara klinis.
Gejala infeksi yang disebabkan oleh Coronavirus mencakup gejala pernapasan, demam, dan sesak napas. Kasus yang parah dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.
Ratusan orang, sebagian besar di Tiongkok, telah kontak dengan jenis Coronavirus baru dalam beberapa pekan terakhir, di mana lebih dari selusin orang meninggal akibat virus tersebut.
Kasus pertama di luar Tiongkok dilaporkan setelah seorang wanita dari Wuhan melakukan perjalanan ke Thailand pada tanggal 8 Januari.Sejak itu kasus telah dipastikan terjadi di Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan, serta Taiwan, Hong Kong, dan Makau.
Pejabat Kanada mengatakan minggu ini pihaknya mengesampingkan tiga kemungkinan kasus Coronavirus setelah tiga orang pergi ke Wuhan. Otoritas kesehatan Australia juga mengatakan pihaknya memulangkan seorang pria yang jatuh sakit setelah mengunjungi keluarganya di Wuhan dan kembali ke Brisbane.
Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador mengatakan pada hari Rabu bahwa para pejabat Meksiko sedang mencari kemungkinan kasus Coronavirus, sementara para pejabat sudah mengesampingkan kemungkinan kasus lain. Pria itu masih dalam pengamatan karena baru-baru ini ia melakukan perjalanan ke Wuhan.
Pihak berwenang kesehatan Tiongkok pernah mengatakan pihaknya menutup semua transportasi umum di Wuhan, sebuah kota dengan populasi sekitar 11 juta, dan membatasi penduduk setempat meninggalkan Wuhan kecuali untuk keadaan khusus.
Sementara itu, Amerika Serikat berencana mengendalikan Coronavirus, Presiden Donald Trump mengatakan kepada wartawan di Swiss, dengan memuji Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
“Amerika Serikat memang punya rencana dan kami pikir rencana itu akan ditangani dengan sangat baik. Amerika Serikat sudah menanganinya dengan sangat baik. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit adalah luar biasa dan sangat profesional,” kata Donald Trump. (Vv)
Ileana Alescio berkontribusi pada laporan ini.
Ikuti Zachary di Twitter: @zackstieber
Artikel ini sudah terbit di The Epochtimes
FOTO : Seorang pria mengenakan masker saat berjalan di jalan di Wuhan, Cina pada 22 Januari 2020. (Getty Images)