Nicole Hao
Media Tiongkok baru-baru ini melaporkan dua kasus Coronavirus yang mengungkapkan tantangan dalam mendeteksi infeksi di antara pasien yang mungkin tidak menunjukkan gejala selama beberapa minggu setelah paparan awal terhadap virus tersebut.
Jenis Coronavirus baru tahun 2019 pertama kali muncul di Wuhan, yang terletak di provinsi Hubei, tengah Tiongkok, pada awal Desember 2019. Setidaknya puluhan ribu orang telah terinfeksi Coronavirus di Tiongkok, di mana terdapat kematian. Para ahli mengatakan kemungkinan jumlah sebenarnya dari laporan yang dirilis pihak komunis Tiongkok adalah jauh lebih tinggi.
Kasus-kasus baru di Tiongkok menunjukkan kesulitan dalam menegakkan diagnosis pasien dan mencegah pasien untuk menularkan Coronavirus lebih lanjut.
Pada tanggal 9 Februari 2020, pemerintah kota Meihekou di timur laut Provinsi Jilin mengeluarkan pemberitahuan masyarakat yang menjelaskan kasus Coronavirus yang tidak lazim. Kota Meihekou memiliki populasi sekitar 600.000 dan terletak lebih dari 1.250 mil utara dari pusat penyebaran Coronavirus Wuhan.
Seorang wanita yang tidak disebutkan namanya kembali ke kota Meihekou pada tanggal 23 Januari 2020 setelah mengunjungi Wuhan.
Pada tanggal 27 Januari 2020, wanita tersebut mulai menderita demam. Hasil diagnosis awal yang dilakukan pada tanggal 29 Januari 2020 adalah positif.
Tetapi hasil diagnosis kedua yang dilakukan pada tanggal 31 Januari 2020 mengungkapkan bahwa wanita tersebut bebas Coronavirus. Karena hasil yang tidak lazim itu, para dokter melakukan empat uji diagnosis lagi pada wanita tersebut.
Keempat hasil uji diagnosis itu semuanya adalah negatif, tetapi wanita tersebut menunjukkan gejala Coronavirus.
Setelah menganalisis hasil-hasil uji tersebut, beberapa dokter menyimpulkan bahwa wanita itu terinfeksi Coronavirus.
Menurut pemberitahuan warga, kini wanita itu dalam kondisi stabil, dan segera dipulangkan dari rumah sakit.
CCTV penyiaran yang dikelola partai Komunis Tiongkok melaporkan pada tanggal 9 Februari 2020 bahwa Yi, dari Kabupaten Shehong di kota Suining, Provinsi Sichuan, tidak menderita demam setelah ia terinfeksi Coronavirus.
Yi yang berusia 35 tahun dan memiliki lima anggota keluarga tinggal di Wuhan. Ia mulai batuk pada tanggal 13 Januari 2020 .
Pada tanggal 16 Januari 2020, seluruh anggota keluarga Yi pulang kampung ke Sichuan dengan menggunakan kereta api. Setelah tiba di rumah, Yi dan istrinya Xiao mulai merasa tidak sehat. Mereka mengunjungi klinik di desa setempat. Kemudian, mereka mengunjungi klinik akupunktur dan rumah sakit kecil di kota terdekat untuk perawatan yang lebih baik.
Karena tidak menderita demam, dokter mengira Yi dan Xiao terserang flu dan hanya memberi mereka obat untuk mengobati batuk. Karena tidak menyangka terinfeksi Coronavirus, Yi dan Xiao mengunjungi teman dan kerabat, berpartisipasi dalam acara makan malam, berbelanja, makan di berbagai restoran, bermain bulu tangkis dengan tetangga, dan sebagainya.
Pejabat Tiongkok baru-baru ini memastikan bahwa Coronavirus dapat menyebar melalui penularan udara, yaitu saat seseorang menghirup droplet pernapasan yang sangat kecil di udara yang mengandung Coronavirus.
Pada bulan Februari 2020, tetangga Yi di Sichuan, yaitu bapak Du, mulai menunjukkan gejala. Du didiagnosis terinfeksi Coronavirus pada tanggal 7 Februari 2020. Para dokter menyelidiki dan yakin bahwa Yi dan Xiao adalah satu-satunya sumber yang menularkan Coronavirus ke Du.
Hari itu, Yi dan Xiao dikarantina di rumah sakit setempat. Pada tanggal 8 Februari 2020, mereka didiagnosis terinfeksi Coronavirus. Suhu tubuh Yi masih normal.
Saat ini, pihak berwenang Tiongkok menganjurkan penggunaan kit diagnostik untuk memastikan adanya infeksi. Dokter akan melakukan usap tenggorokan pasien dan melakukan uji asam nukleat untuk menentukan apakah urutan genetik dalam sampel mengandung urutan Coronavirus.
Tetapi sejak tanggal 3 Februari 2020, beberapa dokter di Wuhan menyarankan untuk melakukan CT scan paru-paru pasien sebagai cara yang lebih pasti untuk menegakkan diagnosis.
Alasannya adalah bahwa semua paru-paru pasien yang didiagnosis terinfeksi Coronavirus menunjukkan citra ground glass opacity, yang berarti paru-paru dipenuhi dengan cairan.
Lebih lanjut, beberapa dokter di Wuhan mengatakan hasil CT scan dapat keluar lebih cepat daripada hasil kit diagnostik. Mesin pemindaian CT juga tersedia di sebagian besar rumah sakit di Wuhan.
Pada tanggal 7 Februari 2020, Provinsi Hubei mulai menggunakan hasil CT scan sebagai standar untuk mengidentifikasi kasus infeksi yang dipastikan, meskipun beberapa ahli tidak setuju dan mengatakan bahwa CT scan hanya dapat menentukan adanya pneumonia virus, tetapi bukan Coronavirus yang menyebabkannya. (vv)
FOTO : Seorang anggota staf medis menunjukkan test tube setelah mengambil sampel dari seseorang untuk diuji virus corona baru di zona karantina di Wuhan, Tiongkok pada 4 Februari 2020. (STR / AFP via Getty Images)
Video Rekomendasi :