Kematian akibat virus corona COVID-19 meningkat, pada skala yang lebih besar dari yang dilaporkan secara resmi oleh pihak berwenang Tiongkok. Pada tanggal 14 Februari 2020, pemerintah pusat Tiongkok mengklaim bahwa lebih dari seribu pasien Coronavirus meninggal dunia di Wuhan dalam 45 hari terakhir. Tetapi ada sumber dari staf di krematorium setempat menyatakan bahwa jenazah-jenazah menumpuk di rumah duka tempat mereka bekerja dalam beberapa minggu terakhir, memaksa mereka untuk bekerja sepanjang hari untuk mengkremasi jenazah setiap hari.
Seorang pejabat krematorium mengatakan baru-baru ini kegiatan di krematorium itu memuncak di mana membakar 127 mayat dalam satu hari.Beberapa pekerja medis setempat juga mengungkapkan keparahan wabah Coronavirus yang sebenarnya.
Pada tanggal 13 Februari 2020, Wang Hui, kepala perawat di Rumah Sakit Tongji Wuhan, salah satu dari lebih dari 40 rumah sakit di Beijing yang ditunjuk untuk merawat pasien Coronavirus, mengatakan dalam sebuah wawancara media: “Kami mengumpulkan ratusan ribu sampel untuk diagnosis.”
Hal itu mengungkapkan bahwa Rumah Sakit Tongji saja sedang merawat ratusan ribu pasien yang diduga terinfeksi virus COVID-19.
Pada tanggal 12 Februari 2020, sebuah foto dibagikan secara luas di Twitter, di mana 14 orang mengenakan seragam yang sama sedang berdiri di depan Rumah Duka Shiqiaopu di kota Chongqing.
Mereka membentangkan spanduk, yang berbunyi: “Chongqing mendukung Provinsi Hubei, tim layanan rumah duka.”
Chongqing terletak tepat di sebelah barat Provinsi Hubei, di mana Wuhan adalah ibukota Provinsi Hubei.
Pada hari yang sama, seorang reporter independen Tiongkok memposting di Weibo, media sosial yang mirip Twitter, bahwa tim beranggotakan delapan orang dari Kelompok Internasional Fushouyuan cabang Chongqing, penyedia layanan pemakaman terbesar di Tiongkok, pergi ke Wuhan untuk menawarkan dukungan.
Pada tanggal 7 Februari, tiga pekerja dari Rumah Duka Luoyang di Provinsi Henan tiba di Wuhan, menurut Gongyi Shibao, surat kabar yang dikelola pemerintah Tiongkok. Laporan itu kemudian dihapus.
Xiaoxiang Morning, media yang dikelola pemerintah Provinsi Hunan, juga melaporkan pada tanggal 7 Februari bahwa empat pekerja rumah duka dikirim dari kota Changde ke Wuhan untuk mendukung aktivitas rumah duka yang berurusan dengan jenazah pasien Coronavirus.
Sebelum Coronavirus menyebar luas di Provinsi Hubei, pekerja rumah duka di kota-kota lainnya di Provinsi Hubei dikirim ke Wuhan untuk mendukung layanan rumah duka di Wuhan.
Netizens membagikan pemberitahuan rekrutmen dari Rumah Duka Wuchang yang diposting ke grup obrolan WeChat, aplikasi media sosial. Rumah Duka Wuchang adalah salah satu dari tiga rumah duka utama di pusat kota Wuhan.
Menurut rekrutmen yang dikeluarkan pada tanggal 12 Februari, Rumah Duka Wuchang membutuhkan 20 pekerja untuk menjemput jenazah dari tengah malam hingga jam 4 pagi. Yang tercantum di antara persyaratan untuk calon pekerja adalah berusia 16 tahun hingga 50 tahun secara fisik kuat dan berani.”
Gaji 1.000 yuan per jam, jumlah yang tinggi dibandingkan dengan gaji rata-rata orang Tiongkok. Rumah duka lain di pusat kota Wuhan juga membutuhkan lebih banyak pekerja untuk menjemput mayat. Pada tanggal 12 Februari, seorang netizen bernama Xinzhou memposting pemberitahuan rekrutmen dari grup obrolan relawan lokal.
Pemberitahuan dari Rumah Duka Hankou mengatakan pihaknya merekrut pekerja, dengan gaji kompensasi 2.000 yuan untuk setiap jenazah yang dijemput. Beberapa orang di grup obrolan Wechat tersebut mengatakan tertarik pada pekerjaan itu. Pihak berwenang kesehatan Tiongkok mengamanatkan bahwa orang yang meninggal akibat terinfeksi COVID-19 harus dikremasi.
Pejabat krematorium menjelaskan bahwa sekitar 60 persen pasien meninggal di rumah tanpa menerima diagnosis akhir, dengan demikian, tidak mungkin dihitung sebagai angka kematian resmi.
Pada tanggal 12 Februari, seorang warga Wuhan merekam video yang dengan cepat beredar di antara para netizen, memperlihatkan personel berjas pelindung mengambil benda yang tampak seperti jenazah yang dibungkus dengan kantong mayat, dari dalam kompleks bangunan tempat tinggal. Saat personel itu membuka pintu belakang van, beberapa kantong jenazah dapat dilihat berada di dalam van.
COVID-19 yang baru dinamai oleh Organisasi Kesehatan Dunia adalah sejenis Coronavirus keluarga patogen yang juga mencakup virus SARS dan virus flu biasa. Wabah COVID-19 pertama kali terjadi di Wuhan pada awal bulan Desember 2019.
Pada tanggal 11 Februari, British Imperial College London menerbitkan penelitiannya yang terbaru, di mana para ilmuwannya memperkirakan hanya satu dari 19 orang yang terinfeksi di Wuhan yang diuji untuk penyakit itu.
Lebih lanjut para ilmuwannya memperkirakan rasio fatalitas kasus menjadi 18 persen di antara orang-orang dengan gejala parah di provinsi Hubei. (vv)
FOTO : Chongqing mengirim “Tim Layanan Pemakaman E Hubei” untuk mendukung Wuhan. (Tangkapan layar Twitter Radio Free Asia)
Video Rekomendasi :