ETIndonesia – Prancis melarang semua pertemuan umum di dalam ruangan tertutup yang dihadiri lebih dari 5.000 orang. Langkah itu untuk memperlambat penyebaran kasus virus corona yang semakin cepat merebak. Prancis menganjurkan agar orang-orang tidak saling Cipika-Cipiki saat bertemu.
Seperti dilaporkan The Associated Press pada 29 Februari 2020, jumlah kasus Prancis hampir dua kali lipat, menjadi 100 kasus, pada hari Sabtu 29 Februari, di mana 86 orang sedang dirawat di rumah sakit. Sebanyak dua orang meninggal dan 12 orang telah pulih seperti disampaikan kepala Layanan kesehatan Nasional Prancis, Jerome Salomon.
Pembatalan pertemuan besar di ruang terbatas diumumkan sebelum hari Sabtu oleh Menteri Kesehatan Prancis Olivier Veran. Pengumuman disampaikan setelah pertemuan khusus pemerintah yang fokus pada tanggapan terhadap epidemi virus corona.
Sebelumnya Olivier Veran menganjurkan agar orang-orang menghindari berjabatan tangan. Olivier Veran juga mengatakan orang-orang juga harus mengurangi apa yang disebut “la bise.” Yakni, kebiasaan di Prancis dan tempat lain di Eropa memberikan salam dengan saling mencium, atau saling mempertemukan pipi namun pipi tidak bersentuhan.
Pembatasan ketat pada pertemuan umum berdampak langsung. Sebuah pameran dagang penting selama empat hari di Cannes untuk investor properti ditunda dari bulan Maret hingga Juni mendatang.
Half-marathon yang dijadwalkan pada hari Minggu di Paris juga dibatalkan, karena ada karnaval di kota Annecy di Alpine.
Menkes Prancis juga mengatakan acara dan pertemuan lainnya di luar ruangan yang memungkinkan bercampur baur dengan orang-orang dari daerah yang terinfeksi juga dibatalkan.
Pertemuan umum dilarang sepenuhnya di wilayah Oise di utara Paris yang memperlihatkan satu kluster kasus virus corona. Termasuk, di sebuah kota di kaki pegunungan Alpen yang juga ada kasus infeksi virus corona. (Vivi/asr)
FOTO : Turis, beberapa mengenakan makser antre untuk memasuki museum Louvre di Paris, pada 28 Februari 2020. (Rafael Yaghobzadeh / AP)
Video Rekomendasi :