Nicole Hao – The Epochtimes
Dalam beberapa hari terakhir, media yang dikelola pemerintahan komunis Tiongkok mulai fokus pada wabah virus corona baru di Amerika Serikat. Laporan itu menggambarkan wabah di AS lebih parah daripada epidemi di Tiongkok.
Beberapa outlet media daratan Tiongkok juga menyebarkan kepalsuan secara langsung — mencakup sebuah klaim bahwa virus corona tersebut berasal dari Amerika Serikat. Padahal Virus Corona pertama kali muncul di pusat kota Wuhan di Tiongkok pada bulan Desember tahun lalu.
Sementara itu, baru-baru ini angka resmi rezim Tiongkok menunjukkan penurunan kasus infeksi. Meskipun dokumen internal pemerintahan komunis Tiongkok yang diperoleh The Epoch Times dan laporan saksi mata menunjukkan bahwa pihak berwenang komunis Tiongkok tidak melaporkan kasus yang sebenarnya.
Minggu terakhir ini, Amerika Serikat melaporkan kasus penyebaran masyarakat untuk pertama kalinya — kasus-kasus yang tidak diketahui asalnya, di mana pasien tidak memiliki riwayat perjalanan baru-baru ini ke negara-negara yang dilanda virus corona baru atau memiliki kontak dekat dengan orang-orang yang terinfeksi virus corona baru.
Memberitakan Berulang Kali Wabah Virus Corona Baru di Amerika Serikat
Media pemerintah Tiongkok mengambil kesempatan untuk menyoroti wabah virus corona baru di Amerika Serikat.
Pada tanggal 4 Maret 2020, outlet pemerintah Xinhua menerbitkan kembali sebuah posting blog berjudul, “Dengan keadilan di pihak kita, dunia harus berterima kasih kepada Tiongkok.”
Artikel itu juga menuliskan : “Kini Amerika Serikat dalam kekacauan. Semakin banyak negara bagian yang mendeklarasikan keadaan darurat, sementara seluruh Amerika Serikat sangat kekurangan pasokan medis. Epidemi Coronavirus hampir tidak bisa dihindari.”
Artikel tersebut selanjutnya menjelaskan bahwa Amerika Serikat mengandalkan rantai pasokan di Tiongkok membuktikan bahwa Amerika Serikat membutuhkan yang Tiongkok untuk mengendalikan virus corona.
“Sebagian besar masker wajah di pasar Amerika Serikat dibuat di Tiongkok dan diimpor dari Tiongkok…Sebagian besar obat-obatan di Amerika Serikat diimpor dari negara lain…Jika Tiongkok melarang ekspor ke Amerika Serikat, maka Amerika Serikat akan masuk ke neraka akibat virus corona.”
Selanjutnya, artikel tersebut mengklaim, Amerika Serikat dan negara lain harus berterima kasih kepada Tiongkok karena Tiongkok tidak melarang perjalanan ke dan dari Amerika Serikat, yang “akan merusak ekonomi Amerika Serikat dengan parah, dan menyebabkan pasar saham Amerika Serikat jatuh.”
Banyak obat generik dan obat-obatan lain di Amerika Serikat memang diproduksi di Tiongkok. Wabah Coronavirus saat ini yang mengakibatkan dunia kekurangan pasokan medis telah memaparkan masalah konsentrasi rantai pasokan dunia di satu negara, yaitu Tiongkok.
Penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro mengatakan dalam wawancara tanggal 23 Februari dengan Fox Nes bahwa pihak berwenang Tiongkok memperburuk kekurangan pasokan dengan menempatkan pembatasan ekspor masker N95 yang diproduksi oleh pabrik-pabrik di Tiongkok yang dimiliki oleh 3M, perusahaan Amerika Serikat.
“[Tiongkok] menasionalisasi pabrik Amerika Serikat yang memproduksi masker di Tiongkok,” kata Peter Navarro.
Berita Palsu
Pada tanggal 24 Februari, Securities Times, surat kabar pemerintah Tiongkok, menerbitkan sebuah artikel berdasarkan klaim yang tidak terbukti oleh Paul Cottrell, yang menurut bio online-nya, adalah seorang PhD keuangan yang berbasis di New York.
Ia memposting video YouTube mengklaim bahwa sumber mengatakan kepadanya bahwa lebih dari 1.000 orang telah didiagnosis menderita jenis virus corona baru di Amerika Serikat.
Pada waktu pers, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat mengumumkan 80 kasus infeksi, tidak termasuk orang Amerika Serikat yang dipulangkan dari tempat lain dan dinyatakan positif terinfeksi virus corona.
Menggunakan klaim Paul Cottrell sebagai dasarnya, artikel Tiongkok mengklaim bahwa Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat menyembunyikan skala wabah yang sebenarnya di Amerika Serikat.
Media Tiongkok juga mulai menyebarkan sebuah klaim bahwa Coronavirus berasal dari Amerika Serikat.
Klaim tersebut dimulai saat ahli virologi top Tiongkok Zhong Nanshan mengatakan di sebuah pers konferensi pada tanggal 27 Februari bahwa ada kemungkinan jenis Coronavirus baru bukan berasal dari Tiongkok.
Pada hari yang sama, seorang politisi Taiwan bernama Pan Hwai-tzong mengatakan pada saat program televisi yang ditayangkan di saluran kabel pro-Beijing EBC News: “Coronavirus berasal dari Amerika Serikat.” Pan Hwai-tzong adalah anggota dewan dari kota Taipei, dan seorang profesor di Universitas Nasional Yang-Ming Taiwan.
Media komunis Tiongkok menerbitkan kembali klaim oleh Pan Hwai-tzong tersebut. Sejak itu, beberapa profesor di Tiongkok Daratan mengklarifikasi dalam wawancara media bahwa komentar Pan Hwai-tzong tidak dasar ilmiah.
Netizen dan media Taiwan juga mengkritik Pan Hwai-tzong karena menjadi penjilat Beijing.
Komentator Tiongkok yang bermarkas di Amerika Serikat Tang Jingyuan mengatakan, ia percaya pada rezim Komunis Tiongkok secara sengaja menggunakan wabah Coronavirus di Amerika Serikat untuk menyesatkan rakyat Tiongkok mengenai wabah Coronavirus yang saat ini melanda Tiongkok.
“Kami jelas melihat bahwa epidemi Coronavirus di Tiongkok adalah sangat parah, sama sekali berbeda dari apa yang diklaim pihak berwenang pemerintah Tiongkok. Rakyat Tiongkok menyaksikan sendiri apa yang terjadi di sekitar mereka,” kata Tang Jingyuan.
Dengan demikian, rezim Komunis Tiongkok berharap mengalihkan fokus rakyat Tiongkok ke Amerika Serikat sebagai biang keladi wabah Coronavirus.
“Rezim Tiongkok berusaha membodohi rakyat Tiongkok agar mengira Coronavirus berasal dari Amerika Serikat, dan membuat rakyat Tiongkok menunjukkan kebencian terhadap Amerika Serikat, sehingga rakyat Tiongkok tidak akan memikirkan apa yang dilakukan rezim Beijing,” Tang Jingyuan menambahkan.
Menurut Tang Jingyuan, dengan menekankan parahnya wabah Coronavirus di luar Tiongkok, “maka rezim Tiongkok memberitahu rakyat Tiongkok bahwa rezim Tiongkok memiliki sistem yang lebih baik.” (Vv/asr)
FOTO : Wakil Presiden AS Mike Pence berhenti untuk berbicara dengan wartawan sesaat ketika ia meninggalkan Gedung Kongres AS setelah bertemu dengan Partai Demokrat dan Republik, dalam pertemuan tertutup secara terpisah, tentang perkembangan terbaru dengan coronavirus novel, atau COVID-19 di Washington, DC pada bulan Maret. 4, 2020. (Samuel Corum / Getty Images)
Video Rekomendasi :