Theepochtimes.com
Penelitian yang diterbitkan di American Association untuk Kecanggihan Ilmu pengetahuan pada tanggal 8 April 2020 itu dilakukan oleh Tiongkok dan diterbitkan dalam jurnal Science. Tujuan mengidentifikasi apakah virus itu dapat atau tidak ditularkan ke spesies binatang lain dan dengan cara apa virus itu berperilaku di binatang lain. Di samping itu juga mencari tahu binatang mana yang paling rentan terhadap virus tersebut sehingga binatang dapat digunakan untuk menguji vaksin eksperimental untuk melawan virus mematikan itu.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Tiongkok pada bulan Januari dan Februari 2020, menemukan musang dapat terinfeksi oleh virus Komunis Tiongkok yang juga dikenal sebagai jenis Coronavirus baru. Temuan itu saat para peneliti berupaya menginfeksi binatang dengan memasukkan partikel virus melalui hidung binatang. Namun, virus itu ditemukan di saluran napas bagian atas tetapi tidak menyebabkan penyakit yang parah.
Para peneliti juga menemukan kucing, selain sangat rentan terhadap virus tersebut, dapat juga saling menginfeksi melalui tetesan pernapasan. Kucing yang terinfeksi mengandung virus tersebut di mulut, hidung, dan usus kecil.
Namun, penelitian itu mencatat para peneliti “hanya mengumpulkan tinja dari kucing-kucing dan memeriksa kandungan virus dalam organ-organ kucing setelah kucing-kucing tersebut menjalani euthanasia,” untuk menghindari kemungkinan cedera karena kucing-kucing remaja “agresif,” dalam berperilaku.
“Anak-anak kucing yang terpapar virus tersebut mengalami lesi yang sangat luas di paru-paru, hidung, dan tenggorokan,” kata para peneliti.
“Pengawasan terhadap SARS-CoV-2 pada kucing seharusnya dianggap sebagai tambahan untuk menghilangkan COVID-19 pada manusia,” tulis para peneliti.
Pada uji antibodi menunjukkan anjing lebih kecil kemungkinannya tertular virus tersebut. Sementara babi, ayam, dan bebek yang diinokulasi tidak ditemukan memiliki strain virus itu.
Semua percobaan dengan infeksi SARS-CoV-2, istilah ilmiah untuk
virus Komunis Tiongkok, dilakukan di fasilitas keamanan hayati tingkat 4 dan fasilitas keamanan hayati binatang tingkat 4 di Institut Penelitian Kedokteran Hewan Harbin di Akademi Ilmu Pertanian Tiongkok. Penelitian mengikuti protokol penelitian dan kesejahteraan binatang yang ketat.
Sebuah penelitian sebelumnya yang dipublikasikan pada awal bulan ini juga menemukan kucing dapat terinfeksi virus Komunis Tiongkok dan dapat menularkannya ke kucing lain. Akan tetapi penelitian tersebut belum ditinjau rekan sejawat dan para ahli memperingatkan bahwa pekerjaan itu dilakukan pada sejumlah kecil binatang percobaan yang terinfeksi virus dengan dosis tinggi.
Penelitian terbaru mendorong Organisasi Kesehatan Dunia – WHO mengatakan bahwa penelitian itu melihat lebih dekat penularan virus antara manusia dengan binatang peliharaannya.
WHO saat ini sedang menyelidiki beberapa kasus di mana binatang yang tampaknya terinfeksi virus Komunis Tiongkok oleh manusia yang memeliharanya, termasuk harimau di Amerika Serikat yang dilaporkan menderita batuk kering dan kehilangan nafsu makan setelah kontak dengan petugas kebun binatang yang terinfeksi virus tersebut.
“Kami tidak percaya bahwa binatang berperan dalam transmisi tetapi kami pikir bahwa binatang mungkin dapat terinfeksi dari manusia yang terinfeksi,” kata Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO mengenai wabah itu, saat konferensi pers.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit juga mencatat bahwa tidak
terbukti bahwa binatang peliharaan dapat menyebarkan virus Komunis Tiongkok. Casey Barton Behravesh, direktur One Health Office di Pusat Nasional untuk Penyakit Menular dan Zoonosis, mengatakan pada Science bahwa tidak ada alasan untuk berpikir binatang peliharaan mungkin menjadi sumber infeksi berdasarkan informasi yang kami miliki saat ini.
Namun, Daniel Kuritzkes, kepala penyakit menular di Brigham dan Rumah Sakit Wanita di Boston, Amerika Serikat mengatakan penelitian terbaru tersebut tidak mengejutkan karena pada “epidemi SARS yang asli, musang dilibatkan sebagai salah satu vektor yang mungkin telah menularkan virus tersebut ke manusia.
Danie Kuritzkes menambahkan bahwa data baru mendukung anjuran “pasien virus Komunis Tiongkok” harus menjaga jarak, tidak hanya dengan anggota rumah tangga lainnya, tetapi juga menjaga jarak dari binatang peliharaannya, agar tidak
menularkan virus tersebut ke binatang peliharaannya, terutama kucing.
Keterangan Gambar: Seekor kucing yang menunggu untuk diadopsi melihat keluar dari kandangnya di Royal Society untuk Pencegahan Kekejaman Terhadap Penampungan Hewan dan Rumah Sakit Hewan di Sydney pada 1 April 2020. (Peter Parks / AFP via Getty Images)
vivi/rp
Video Rekomendasi