Ntdtv.com- Menurut laporan media, Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan Komunis Tiongkok menunjukkan bahwa sejak bulan Maret telah terjadi 13 wabah demam babi Afrika pada peternakan babi. Seorang pengusaha dari Henan membeli 400 babi hidup dari Provinsi Jiangsu. Peungusaha itu mengetahui bahwa beberapa babi positif terkena demam babi Afrika, tetapi dia tetap menjual ke peternakan Hebei.
Sekitar 111 ekor babi hidup dijual ke Sichuan, dan 7 ekor babi mati selama transportasi yang mengakibatkan epidemi demam babi Afrika menyebar.
Ada operator transportasi babi di Sichuan yang berspesialisasi dalam akuisisi dan penjualan babi muda ilegal. Operator membeli 249 babi muda dari Hubei dan mengirimkannya ke tempat lain untuk dijual. Dalam proses transportasi ada babi muda yang mati. Setelah dilakukan tes, hasilnya menunjukkan respons positif terhadap demam babi Afrika.
Di provinsi Henan, ada juga peternak babi yang terlibat dalam penjualan babi yang terinfeksi. Peternakan babi lokal membeli 364 ekor babi muda “kelas A sehat” dari pedagang Hebei. “Kelas A sehat” berarti babi yang yang mati karena sakit. Setelah diperiksa, babi itu juga ditemukan positif terinfeksi demam babi Afrika.
Sebelumnya, Kantor Berita Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan Komunis Tiongkok mengumumkan pada 30 Maret lalu bahwa seorang peternak di Kota Ordos, Daerah Otonomi Mongolia Dalam menemukan babi mati secara tidak normal, dan demam babi Afrika didiagnosis oleh pusat pencegahan dan pengendalian penyakit hewan di wilayah otonom.
Setelah diselidiki, peternak itu secara ilegal mengangkut 200 babi dari provinsi lain, diantaranya ada 92 ekor babi yang mati.
Sebelumnya epidemi demam babi Afrika pernah meletus di Tiongkok daratan pada tahun 2018 silam. Dampaknya menghantam industri babi. Wabah berangsur-angsur mereda hingga Desember 2019.
Keterangan foto: Epidemi pneumonia Komunis Tiongkok belum hilang, Tiongkok kembali mengalami epidemi demam babi Afrika. (Gambar Scott Olson / Getty)
hui/rp
Video Rekomendasi