Komunis Tiongkok Sebarkan Informasi Sesat Seputar Pandemi Melalui Bot Network di Twitter

Theepochtimes- Pusat Keterlibatan Global Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, yang berfungsi untuk memaparkan upaya informasi sesat asing, baru-baru ini mengidentifikasi ribuan akun twitter “tidak asli” yang digunakan untuk membantu Kedutaan Besar Tiongkok dan diplomat Tiongkok menyebarkan informasi sesat.

“Pusat Keterlibatan Global menemukan jaringan baru akun twitter yang tidak asli, yang kami nilai dibuat dengan maksud untuk memperkuat propaganda dan informasi sesat rezim Tiongkok,” kata Lea Gabrielle, kepala Pusat Keterlibatan Global selama briefing pers pada tanggal 8 Mei 2020 lalu.

Menurut Lea Gabriele, jaringan itu dapat digunakan untuk memungkinkan Komunis Tiongkok dengan cepat memperkuat dan menyebarkan pesan di seluruh dunia, memelintirkan percakapan yang bermanfaat bagi Komunis Tiongkok.

Lea Gabrielle menilai “sangat mungkin” bahwa upaya itu terkait dengan  Komunis Tiongkok, yang saat ini “terlibat dalam kampanye informasi yang agresif untuk berusaha membentuk kembali narasi global seputar virus Komunis Tiongkok.

Menurut Lea Gabrielle   kampanye ini, melibatkan upaya untuk mencitrakan  rezim Tiongkok sebagai pemimpin global dalam hal merespon pandemi daripada sebagai sumber pandemi.

Dalam beberapa bulan terakhir, diplomat Tiongkok semakin tertarik pada twitter meski platform ini dilarang di Tiongkok. Twitter digunakan untuk memuji upaya rezim Tiongkok dalam memerangi pandemi. Kecuali itu juga digunakan untuk  mengkritik penanganan negara-negara lain terhadap wabah, dan mempromosikan teori tidak berdasar bahwa virus berasal dari luar Tiongkok, seperti Amerika Serikat.

Dalam satu kasus, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok berbagi video yang mengklaim bahwa lagu kebangsaan Tiongkok dimainkan di jalanan saat para dokter Tiongkok tiba di Italia. Belakangan hal itu  dibantah sebagai informasi palsu. 

Video itu muncul untuk menunjukkan bahwa orang Italia berterima kasih kepada Tiongkok, padahal, sebenarnya, orang Italia berterima kasih pada pekerja perawatan kesehatan Italia sendiri.

“Tetapi diplomat Republik Rakyat Tiongkok dan media milik Komunis Tiongkok mengubah konteks video tersebut sesuai selera Beijing dan kemudian membagikan video tersebut secara luas,” kata Lea Gabrielle.

Gabrielle menambahkan dalam hal ini, video tersebut diperkuat oleh akun media sosial yang terhubung dengan Rusia.

Bot Network

Analisis dari Pusat Keterlibatan Global menunjukkan lonjakan pengikut baru akun twitter diplomatik Tiongkok mulai bulan Maret,  saat rezim Tiongkok meningkatkan dorongan informasi sesatnya ke seluruh dunia.

“Pengikut baru per hari meningkat luar biasa dari rata-rata 30 pengikut per hari menjadi lebih dari 720 pengikut per hari. Peningkatan 22 kali lipat,” kata Lea Gabrielle. 

Selain itu, banyak pengikut ini baru saja memiliki akun.

“Baik peningkatan pengikut secara tiba-tiba maupun penciptaan banyak akun ini baru-baru ini menunjuk ke jaringan buatan yang dibuat guna  memperkuat narasi dari diplomat Tiongkok dan pejabat Kementerian Luar Negeri,” kata Lea Gabrielle.

Indikator lain menunjuk ke akun tersebut yang menjadi bagian dari bot network adalah fakta bahwa banyak dari akun-akun ini mengikuti banyak Kedutaan Besar Tiongkok di berbagai negara dan beberapa pejabat Tiongkok. Sebagian besar akun-akun ini diciptakan selama jam-jam kerja di Beijing.

Misalnya saja, akun juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian dan Hua Chunying berbagi 3.423 dari 10.000 pengikut terbarunya. Hampir 40 persen pengikut terbaru dibuat dalam periode enam minggu dari tanggal 1 Maret hingga 25 April.

“Twitter akan melanjutkan pendekatan tanpa toleransi terhadap platform manipulasi dan upaya lainnya untuk merusak integritas layanan kami,” kata juru bicara Twitter. 

Saat twitter mengidentifikasi kampanye operasi informasi yang dapat diandalkan untuk menghubungkan aktivitas yang didukung oleh negara,  baik domestik ataupun di luar negeri, twitter mengungkapkannya kepada masyarakat.

Menurut Twitter, baru-baru ini menerima 5.000 akun dari Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat dan telah melakukan peninjauan awal di mana tidak menemukan akun untuk mendukung posisi rezim Tiongkok. 

Banyak akun tersebut juga milik entitas pemerintah Barat, organisasi hak asasi manusia, dan wartawan. Tinjauan sedang berlangsung, twitter mencatat, menambahkan bahwa twitter berencana untuk berbagi temuannya dengan Pusat Keterlibatan Global.

Sebagai tanggapan, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan bahwa akun-akun tersebut disediakan untuk twitter mewakili sampel kecil dataset hampir 250.000 akun.

“Tidak mengherankan bahwa ada akun asli dalam sampel apapun. Analisis keseluruhan kami didasarkan pada tumpuan faktor-faktor yang mendorong penilaian kami, yang kami lakukan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat. 

Sebuah penelitian di bulan Maret mengidentifikasi 10.000 akun twitter palsu dan yang dibajak itu adalah bagian kampanye pengaruh terkoordinasi yang terhubung dengan Tiongkok seputar pandemi.

“Skala sebenarnya dari kampanye pengaruh cenderung jauh lebih besar; pelacakan kami menunjukkan bahwa akun yang kami identifikasi hanya terdiri dari sebagian operasi,” sebut laporan oleh ProPublica, sebuah organisasi media nirlaba.

Keterangan Gambar: Polisi paramiliter Tiongkok mengenakan topeng pelindung saat mereka berbaris di pintu masuk Kota Terlarang saat dibuka kembali untuk pengunjung terbatas pada liburan Mei, pada 2 Mei 2020 di Beijing. (Kevin Frayer / Getty Images

vivi/rp

Video Rekomendasi

https://www.youtube.com/watch?v=HVDstd2eQ58