Kota Beijing Umumkan Lebih Banyak Puluhan Kasus Virus Baru, ‘Persiapan Masa Perang’ untuk Mengatasi Penyebaran

Nicole Hao

Aparat Komunis Tiongkok mengumumkan sebanyak 51 kasus domestik terinfeksi virus Komunis tiongkok terbaru di Beijing dalam empat hari terakhir. Sejumlah pejabat berjibaku untuk membendung penyebarannya.

Beijing terus menyimpan informasi sejak virus itu mulai menyebar awal tahun ini, kini bakal menggelar uji test sepuluh ribu dari ribuan kontak dekat setelah wabah terbaru itu.

Pimpinan Partai Komunis Tiongkok kota Beijing, Cai Qi, mengumumkan pada 13 Juni 2020 bahwa ibu kota “memasuki periode abnormal” menyusul peningkatan kasus virus.

Perlu dicatat bahwa pemerintah daerah di Tiongkok didokumentasikan untuk melaporkan infeksi yang tidak dilaporkan.

Sementara itu, Chu Junwei, penjabat direktur pemerintah distrik Fengtai di Beijing, mengumumkan bahwa distrik itu akan meluncurkan “mekanisme masa perang” dan mendirikan pusat komando untuk pengendalian virus.

Pada tanggal 13 Juni, empat kawasan di Beijing ditetapkan sebagai “daerah berisiko menengah” terkait penyebaran virus.

Pasien yang Didiagnosis Terinfeksi

Pang Xinghuo, wakil direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Beijing, mengatakan pada konferensi pers harian pada 14 Juni, bahwa sebanyak delapan orang di kota itu didiagnosis positif terinfeksi dari tengah malam hingga pukul 7 pagi.

Pang mengatakan kedelapan kasus terkait dengan Pasar Makanan Xinfadi, pasar grosir yang terletak di distrik Fengtai yang menjual sayuran, buah-buahan, daging, makanan laut, dan biji-bijian.

Li, seorang warga Beijing yang tinggal dekat dengan pasar mengatakan bahwa, teman-teman dan kerabatnya mengirim pesan kepadanya bahwa lebih dari 20 lokasi di daerah yang dianggap berisiko tinggi terhadap penyebaran virus.

“Saya pikir wabah itu harus di luar kendali sekarang,” katanya dalam sebuah wawancara sambungan telepon.

Beberapa jam sebelumnya, Komisi Kesehatan Kota Beijing mengumumkan di situs webnya bahwa ada 36 pasien terinfeksi yang baru didiagnosis pada 13 Juni 2020.

Diakumulasikan dengan kasus yang diumumkan secara resmi pada 11 dan 12 Juni 2020, total sebanyak 51 orang didiagnosis dengan virus tersebut. Pihak berwenang mengatakan semua yang terinfeksi bekerja atau berbelanja di pasar Xinfadi.

Virus ini turut menyebar ke wilayah lainnya di Tiongkok. Provinsi Liaoning, di utara Beijing, melaporkan dua pasien yang didiagnosis pada 13 Juni 2020.

Mereka yang terinfeksi pernah melakukan perjalanan dari Beijing ke Shenyang — ibukota Provinsi Liaoning — pada 11 Juni untuk perjalanan bisnis. Mereka adalah rekan dari dua staf di Pusat Penelitian Daging Tiongkok yang sebelumnya didiagnosis pada 12 Juni.

Karantina

Pada malam hari tanggal 14 Juni 2020, kota Beijing memerintahkan semua warga yang sudah mengunjungi pasar Xinfadi sejak 30 Mei 2020 untuk melaporkan diri mereka ke pihak berwenang setempat. Mereka dan anggota keluarga, harus menjalani tes asam nukleat dan diisolasi di rumah selama 14 hari.

Sebelumnya pada hari itu, sejumlah penduduk setempat berbagi video di media sosial. Warga mengatakan semua orang yang bekerja di pasar Xinfadi terpaksa diisolasi di pusat karantina yang dimodifikasi sebagai hotel selama 14 hari.

“Dua puluh ribu hingga tiga puluh ribu orang dibawa dengan bus. Mereka akan diisolasi di hotel-hotel,” demikian ucapan seseorang ketika dia mengambil video di kerumunan orang-orang di Beijing.

Pada platform media sosial Tiongkok, Weibo, banyak netizen menyatakan keprihatinan tentang karantina. Pasalnya, warga harus mengeluarkan biaya. Mereka, biaya total yang harus mereka keluarkan sebesar 8.000 yuan. Ongkos itu digunakan untuk membayar akomodasi, makanan, dan peralatan pengujian.

Sejumlah netizen di Tiongkok  juga memposting bahwa kode kesehatan yang dihasilkan aplikasi seluler mereka berwarna hijau ketika mereka berada di Beijing. Akan tetapi berubah merah, itu setelah mereka meninggalkan kota dengan kereta api. Kode merah berarti pengguna harus diisolasi selama 14 hari di pusat karantina pada saat kedatangan di tempat tujuan.

Lockdown

Beijing belum mengeluarkan pemberlakuan Lockdown. Akan tetapi pada 13 Juni, The China National Grand Theater, Beijing Lama Temple, Tianqiao Art Center dan sejumlah lokasi wisata lainnya ditutup.

The Epoch Times menghubungi stasiun bus antarkota, kantor tiket kereta api, dan kantor tiket penerbangan di Beijing pada 14 Juni. Stasiun Bus Xinfadi ditutup, tetapi layanan lainnya masih beroperasi secara normal.

Akan tetapi penjual tiket kereta api memperingatkan dengan berkata : “Sekarang Anda bisa membeli tiket kereta, tapi kami tidak bisa memastikan Anda bisa naik kereta besok. [Pihak berwenang] dapat menghentikan operasi kereta.”

Pada 14 Juni, sejumlah kota di provinsi Shanxi, Liaoning, dan Heilongjiang mengumumkan peringatan bagi penduduk setempat untuk menghindari mengunjungi Beijing. Kota-kota itu juga mengharuskan semua orang yang tiba dari Beijing harus dikarantina selama 14 hari. (asr)

FOTO : Pekerja medis menyortir hasil tes asam nukleat untuk warga di sebuah rumah sakit di Beijing pada 14 Juni 2020. (Lintao Zhang / Getty Images)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=HW1jUlOzqoY

FOKUS DUNIA

NEWS