oleh Zhang Dun
Epochtimes.id- Xi Jinping baru-baru ini telah mempromosi dan melantik Zhang Shengmin menjadi jenderal penuh dan duduk sebagai anggota dan Sekretaris Komisi Inspeksi Disiplin Militer Pusat.
Media Tiongkok dalam laporannya juga memberitakan bahwa peristiwa ini mengingatkan kembali kasus pembunuhan yang juga pernah dialami di masa lalu oleh mantan Presiden Hu Jintao oleh Zhang Dingfa yang dipromosi dari komandan Angkatan Laut menjadi jenderal penuh dan dilantiknya sendiri.
Media Tiongkok pada 4 November mengungkapkan bahwa pelantikan jenderal biasanya dilakukan di sekitar 1 Agustus (Hari Pembentukan Angkatan Bersenjata RRT), meskipun ada beberapa kasus pengecualian seperti pelantikan Zhang Shengmin sebagai jenderal yang dilakukan pada 2 November.
Begitu pula pangkat jenderal yang disandangkan kepada anggota Komisi Militer Pusat Wei Feng juga dilaksanakan Xi Jinping pada 23 Nopember 2012.
Termasuk Hu Jintao yang menaikkan pangkat mantan komandan Angkatan Laut Zhang Dingfa dan komandan Artileri Kedua Tentara Pembebasan Rakyat Jing Zhiyuan menjadi jenderal penuh juga dilaksanakan pada 25 September 2004.
Kedua orang tersebut (Zhang Dingfa dan Jin Zhiyuan) dipromosikan menjadi anggota Komisi Militer Pusat oleh ketuanya yakni Hu Jintao yang menggantikan Jiang Zemin pada 19 September 2004. Meskipun Jiang tetap mempertahankan Xu Caihou sebagai wakil ketua untuk mendamping Hu.
Laporan mengatakan bahwa baik Zhang Shengmin, Wei Feng, Zhang Dingfa dan Jin Zhiyuan semua dipromosikan sebagai jenderal dari pangkat letjen dan didudukkan sebagai anggota dari Komisi Militer Pusat.
Kabarnya bahwa anggota Komisi Militer Pusat harus berpangkat jenderal, oleh karena itu orang-orang kepercayaan ini perlu dipromosikan agar memenuhi syarat.
Menurut media Tiongkok bahwa Zhang Dingfa yang dilantik pada September 2004 itu sebenarnya adalah antek Jiang Zemin yang diduga ikut serta bersama-sama antek Jiang lainnya dalam usaha pembunuhan Hu Jintao.
Menurut mantan ketua penerbit Akademi Militer PKT, Xin Ziling mengatakan : “Pada masa Hu berkuasa, Hanya perwira menengah ke bawah yang pelantikannya diberikan kepada Hu, tetapi perwira menengah keatas itu tetap dimonopoli oleh konspirator politik yang sudah kita kenal itu. Mengerti bukan ?!? Sesungguhnya ia tidak dapat mengatakan apa-apa.”
Media Tiongkok jnrx.cc (Jinan Rexian) pada 13 November 2014 pernah menerbitkan artikel yang berisikan proses pembunuhan Hu Jintao pada tahun 2006 yang saat itu sedang melakukan peninjauan terhadap operasi Angkatan Laut di perairan Laut Kuning.
Artikel menyebutkan, ketika Hu Jintao berada dalam kapal pelucur rudal paling canggih buatan Tiongkok untuk meninjau kegiatan operasi kapal armada perang di Laut Utara. Tiba-tiba 2 kapal Angkatan Laut dalam waktu bersamaan berlayang mendekat dan menembaki kapal yang ditumpangi Hu.
Serangan itu menyebabkan 5 orang anggota Angkatan Laut tewas. Dalam kondisi terkejut, kapal peluncur rudal berbelok haluan dengan kecepatan maksimal untuk menjauhi lokasi menuju perairan yang dinilai aman.
Agar kepala negara terhindar dari usaha pembunuhan lanjutan, maka Hu langsung dibawa dengan helikopter dari dek kapal menuju pangkalan angkatan laut di Qingdao. Dari sana ia diterbangkan lagi ke Yunnan, Sampai seminggu kemudian, setelah semuanya dinilai kondusif Hu jintao baru kembali ke Zhongnanhai Beijing.
Artikel menyebutkan bahwa Zhang Dingfa adalah antek Jiang Zemin, oleh karena itu masyarakat menduga ia terlibat langsung dalam usaha pembunuhan Hu di Laut Kuning.
Peristiwa usaha pembunuhan Hu Jintao sebelumnya juga telah diekspos oleh media di Hongkong. Dan ungkapan proses yang ditemukan dan diberitakan media Tiongkok hampir tidak berbeda.
Armada Laut Utara sesungguhnya merupakan sarang dari Zhang Dingfa yang sudah bertugas di sana sejak 1985. Ia telah bertugas di sana dari jabatan Asisten Kepala Staf sampai Kepala Staf AL Laut Utara, selain itu jenjang karirnya pun terus meningkat dari Wakil sampai Komandan Armada Laut Utara yang juga merangkap Wakil Komandan Daerah Militer Jinan.
Sejak tahun 2000 ia diangkat sebagai Wakil Komandan Angkatan Laut RRT. Kemudian menggantikan kedudukan Shi Yunsheng sebagai Komandan Angkatan Laut RRT yang digeser Jiang Zemin pada bulan Juni 2003, katanya terlibat dalam peristiwa “Kapal Selam 361”.
Media Asing pernah mengungkapkan bahwa pasca usaha pembunuhan itu, dari pengakuan pejabat kapal yang diinterogasi diketahui bahwa Jiang Zemin-lah yang memberi instruksi penembakan yang kemudian direalisasikan oleh Zhang Dingfa dengan memberikan perintah kepada bawahannya.
Untuk menghindari terjadinya kesalahan, Zhang bahkan mengirim 2 kapal untuk melakukan tugas penyerangan.
Setelah 7 bulan peristiwa itu, yakni pada 14 Desember 2006. Zhang Dingfa yang berusia 63 tahun meninggal dunia di Rumah Sakit Umum 3 Angkatan Beijing.
Media corong pemerintah tidak menyiarkan berita duka atas kematian Zhang sehingga sepi ucapan dan doa buatnya. Hanya harian Angkatan Laut saja yang menyediakan sebuah kolom kecil untuk memberitakannya tetapi tidak ada foto. (Sinatra/asr)
Sumber : Epochtimes