Jaksa Agung AS Didesak Menunjuk Partai Komunis Tiongkok Sebagai ‘Organisasi Kriminal Transnasional’

Theepochtimes.com- Surat terbuka dari koalisi aktivis dan organisasi hak asasi manusia terbaru adalah sebuah langkah berani. Surat itu meminta Partai Komunis Tiongkok untuk mempertanggungjawabkan perannya, dalam apa yang dikatakan pejabat Amerika Serikat sebagai kejahatan yang berkisar dari pencurian kekayaan intelektual, perdagangan manusia, penyebaran virus yang mematikan secara sengaja di seluruh dunia oleh Partai Komunis Tiongkok.

Dalam menguraikan kasus tersebut, para penulis mengutip Perintah Eksekutif 13773 oleh pemerintahan Donald Trump, sebagai kerangka hukum yang mendukung penunjukan Partai Komunis Tiongkok, sebagai organisasi yang telah melakukan kejahatan yang seringkali berani tidak hanya di Amerika, tetapi juga di seluruh dunia, selama beberapa dekade.

Surat tersebut sebagian besar dirancang oleh pengacara hak asasi manusia dan agama yang terkenal serta pengacara kesejahteraan anak, Liz Yore, berdasarkan visi dan masukan dari pengusaha Hong Kong yang menjadi aktivis bernama Elmer Yuen, organisasi nirlaba Save the Persecuted Christians, dan Committee on the Present Danger: China.

Elmer Yuen aktif dalam beberapa bulan terakhir dalam mencari dasar hukum untuk melucuti Partai Komunis Tiongkok, untuk pada akhirnya menyebabkan keruntuhan Partai Komunis Tiongkok dan pembubaran Partai Komunis Tiongkok secara menyeluruh, seperti yang dilaporkan sebelumnya.

Perintah eksekutif, yang ditandatangani oleh Donald Trump pada tanggal 9 Februari 2017, menyatakan bahwa itu adalah “kebijakan cabang eksekutif… untuk memperkuat penegakan hukum Federal untuk menggagalkan organisasi kriminal transnasional dan organisasi cabang, mencakup geng kriminal, kartel, organisasi pemerasan, dan kelompok lain yang terlibat dalam kegiatan terlarang yang menampilkan ancaman terhadap keselamatan masyarakat dan keamanan nasional.”

Di antara pelanggaran yang mungkin terkait dengan kelompok tersebut mencakup manusia, narkoba, satwa liar, dan perdagangan senjata.

Perintah eksekutif tersebut mengutip “korupsi, kejahatan dunia maya, penipuan, kejahatan keuangan, dan pencurian kekayaan intelektual ”sebagai kegiatan di mana organisasi kriminal transnasional mungkin terlibat, yang juga termasuk menyembunyikan atau mentransfer keuntungan terlarang dari kejahatan yang dilakukan oleh organisasi tersebut.

Keterangan Foto : Jaksa Agung William Barr berpartisipasi dalam konferensi pers di Kementerian Kehakiman di Washington pada tanggal 10 Februari 2020. William Barr mengumumkan dakwaan terhadap empat anggota militer Tiongkok atas tuduhan meretas ke Equifax Inc. dan mencuri data dari jutaan orang Amerika Serikat. (Sarah Silbiger / Getty Images)

Litani Kejahatan

Surat kepada William Barr itu menjabarkan serangkaian kejahatan paling mengerikan yang pernah terjadi, penulis mengatakan menjamin penunjukan organisasi kriminal transnasional untuk Partai Komunis Tiongkok, dimulai dengan fentanyl dan dengan sengaja merahasiakan penularan virus Partai Komunis Tiongkok dari  manusia ke manusia.

Mengidentifikasi Partai Komunis Tiongkok sebagai organisasi kriminal transnasional adalah “dibenarkan dengan jelas,” demikian kata surat itu. “Melalui epidemi warga Amerika Serikat menjadi korban dan warga Amerika Serikat yang tewas akibat narkoba sintetis Fentanil yang mematikan yang diproduksi dan disebarkan oleh Tiongkok.”

Surat itu mengutip angka-angka Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang menunjukkan, bahwa lebih dari 31.000 orang Amerika mengalami overdosis fentanyl dan narkotika sintetis lainnya pada tahun 2018.

Penanganan Tiongkok terhadap virus Partai Komunis Tiongkok, yang menyebabkan penyakit COVID-19, juga secara terus terang dikutip sebagai kejahatan oleh penulis. Virus Komunis Tiongkok, yang memiliki “efek kesehatan dan ekonomi yang melemahkan” di Amerika Serikat dan di seluruh dunia, dapat dikendalikan, surat itu menyatakan, jika pihak berwenang Partai Komunis Tiongkok tidak “secara sengaja dan jahat gagal memperingatkan dunia … dan merahasiakan penularan dari manusia ke manusia dan efek virus yang mematikan,” menyebabkan, pada saat penulisan surat, terjadi lebih dari 140.000 kematian di Amerika Serikat. 

Liz Yore mengatakan bahwa ia “melihat pemerintah mengeluarkan pidato demi pidato” selama beberapa minggu terakhir yang menuduh Tiongkok berperilaku ilegal dan melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, memberi bukti bagi Liz Yore untuk mengutip kasus demi kasus kegiatan kriminal oleh Partai Komunis Tiongkok dalam surat kepada William Barr.

Dalam pidato tanggal 24 Juni, penasihat keamanan nasional Robert C. O’Brien mencantumkan peretasan data pribadi 145 juta orang Amerika Serikat dari Equifax pada tahun 2017, dan peretasan Marriott ada tahun 2019 di mana Partai Komunis Tiongkok mengumpulkan rincian personal  dari 383 juta tamu  Marriott, sebagai contoh penyimpangan yang dilakukan Tiongkok di lingkungan dunia maya.

Kemudian pada tanggal 7 Juli, Direktur FBI Christopher Wray melaporkan bahwa FBI sedang “membuka sebuah kasus kontra-intelijen baru terkait Tiongkok setiap 10 jam,” dan dari 5.000 kasus kontra-intelijen yang saat ini ada di buku FBI, “hampir setengahnya terkait dengan Tiongkok.”

Dan kemudian, dalam konferensi pers pada tanggal 8 Juli 2020, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, dalam menyalahkan langsung penyebaran virus Komunis Tiongkok adalah tanggung jawab Partai Komunis Tiongkok, mengatakan Partai Komunis Tiongkok memiliki “masalah kredibilitas yang sangat besar.”

Mike Pompeo berbicara mengenai kamp-kamp yang menampung Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang, barat laut Tiongkok, mengatakan bahwa “laporan baru mengenai aborsi dan sterilisasi paksa menambah bukti” yang menunjukkan bahwa kamp-kamp  tersebut bukanlah kamp pendidikan dan pelatihan yang dicirikan oleh Partai Komunis Tiongkok.

Surat itu juga menyoroti temuan Tribunal Tiongkok di Inggris pada bulan Maret, yang menyatakan Partai Komunis Tiongkok bersalah atas panen organ secara paksa berskala industri, melabel hal tersebut adalah “salah satu kekejaman terburuk” di dunia.

Keterangan Foto : Elmer Yuen di Washington pada tanggal 12 Juni 2020. (Sean Lin / Sound of Hope)

Kekuatan Sebuah Nama

“Anda tahu, jika Donald Trump menunjuk Partai Komunis Tiongkok sebagai sebuah organisasi kriminal, itu adalah tindakan sensasional, secara global,” kata Elmer Yuen.

Elmer Yuen mengatakan, Semua orang terus berbicara mengenai semua kejahatan” yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok, tetapi tidak ada yang menyatukan semuanya itu dan menyebutnya sebagai kejahatan terorganisir. Semua yang ia lakukan adalah memberi Partai Komunis Tiongkok sebuah nama kolektif. 

Sean Lin dari Committee on the Present Danger: China mengatakan, jika lebih banyak negara “dapat mengadopsi tindakan serupa, maka akan lebih efektif.”

“Saya pikir itu adalah rasa frustrasi yang lama bagi siapa pun yang bekerja di masalah hak asasi manusia. Tiongkok telah melakukan banyak kejahatan. Di Kongres, kami mendengar pendapat, dan ulasan, kesaksian, tetapi tidak ada serangan mendasar terhadap Partai Komunis Tiongkok. Jadi, penunjukan Partai Komunis Tiongkok sebagai organisasi kriminal transnasional adalah alat yang ampuh,” kata Sean Lin.

Liz Yore mengatakan penunjukan Partai Komunis Tiongkok sebagai sebuah organisasi kriminal menjadi pemicu apa yang terkandung dalam perintah presiden. Perintah presiden tersebut secara khusus menargetkan organisasi kriminal transnasional dengan “sebuah koordinasi seluruh negara antara penegakan hukum, antara lembaga federal, antara profesional [dan] mitra penegak hukum.

Penunjukan organisasi kriminal transnasional juga memicu “sanksi ekonomi terhadap bank,” serta “perusahaan yang berbisnis dengan Partai Komunis Tiongkok.”

Liz Yore menuturkan : “Ada… berlapis-lapis sanksi dan hukuman pidana yang dapat diterapkan tidak hanya terhadap Partai Komunis Tiongkok, setelah Partai Komunis Tiongkok ditetapkan sebagai organisasi kriminal transnasional,” tetapi juga terhadap organisasi lain yang terlibat dalam kejahatan tersebut yang dilakukan oleh organisasi kriminal, dalam hal ini, Partai Komunis Tiongkok.”

Seperti organisasi kriminal transnasional lain yang sudah ditetapkan, seperti MS-13, “bank yang berbisnis dengan [mereka] dapat dikenakan denda, pidana, dan sanksi.”

“Ada undang-undang perbankan yang sangat ketat sehubungan dengan pemberitahuan [dan] transparansi dengan lembaga penegak hukum federal,” kata Liz Yore.

Liz Yore menuturkan : Anda harus menentukan suatu penyakit sebelum anda dapat mulai mengobatinya atau melawan penyakit itu. Pemerintahan Donald Trump telah membuat langkah besar dalam 3 1/2 tahun pertama untuk mulai mendidik masyarakat mengenai apa yang sedang dilakukan Partai Komunis Tiongkok. Saya sangat yakin jika anda menggambarkan dan melabeli perilaku Partai Komunis Tiongkok sebagai kriminal, anda mulai mengalami perubahan besar dalam pandangan masyarakat mengenai Partai Komunis Tiongkok.

‘Permainan Bola yang Berbeda’

Elmer Yuen berkata bahwa “di Tiongkok, setiap perusahaan dengan lebih dari tiga anggota Partai Komunis Tiongkok, anda harus membentuk sebuah cabang, yang akan memiliki sekretaris Partai Komunis Tiongkok sendiri, jadi setiap perusahaan di Tiongkok pada dasarnya dikendalikan oleh Partai Komunis, dan dikendalikan oleh Xi Jinping.”

Jadi kini, Elmer Yuen berkata, “Jika anda mencoba berbisnis di Tiongkok, dan Partai Komunis Tiongkok adalah sebuah organisasi kriminal, dan anda tahu bahwa anda tidak berbisnis dengan sebuah perusahaan, namun anda berbisnis dengan Partai Komunis Tiongkok, kemudian itu adalah sebuah permainan bola yang berbeda secara keseluruhan.” Di Tiongkok, Partai Komunis Tiongkok adalah “jauh di atas CEO sebuah perusahaan.”

Elmer Yuen menjelaskan : “Jika ada seorang bankir investasi…ingin meminjamkan uang kepada sebuah organisasi kriminal, bankir investasi itu akan berubah pikiran. Atau jika bankir investasi ingin mengambil sebuah perusahaan publik, dan bankir investasi menemukan, oh, perusahaan publik itu memiliki sebuah cabang Partai Komunis Tiongkok di dalam, bankir investasi itu akan berpikir dua kali. Ada Ini perasaan yang sangat berbeda.”

Keterangan Gambar: Pemimpin PKT Xi Jinping (tengah) tiba selama sesi pleno kedua Kongres Rakyat Nasional di Aula Besar Rakyat di Beijing pada 25 Mei 2020. (Noel Celis / AFP via Getty Images)

(vv/asr) 

Video Rekomendasi

https://www.youtube.com/watch?v=NKNt5CPu7VM