Theepochtimes.com- Luasnya keanggotaan Partai Komunis Tiongkok di antara manajemen ByteDance, lebih lanjutmenunjukkan hubungan ByteDance dengan rezim Tiongkok. Hal demikian mendorong keamanan kekhawatiran akan TikTok.
Secara hukum, perusahaan Tiongkok diharuskan mendirikan unit Partai Komunis di dalam kantornya untuk memastikan bahwa kebijakan bisnis dan karyawan mengikuti garis Partai Komunis Tiongkok.
ByteDance, didirikan pada bulan Maret 2012, membentuk Komite Partai Komunis Tiongkok di ByteDance pada bulan Oktober 2014.
Menurut peraturan Partai Komunis Tiongkok, anggota Komite Partai Komunis Tiongkok di perusahaan-perusahaan diangkat saat konferensi politik. Para anggota Komite Partai Komunis Tiongkok menjalani masa jabatan lima tahun.
Tidak jelas persis berapa banyak anggota Partai Komunis Tiongkok atau anggota Komite Partai Komunis Tiongkok di antara 60.000 karyawan ByteDance di 230 kantor di seluruh dunia; daftar yang diperoleh The Epoch Times hanyalah sebagian daftar anggota Komite Partai Komunis Tiongkok di markas besarnya di Beijing.
Di kantor pusat, setidaknya 138 karyawan — kebanyakan di posisi manajemen atau peran teknis — adalah Komite Partai Komunis Tiongkok di Beijing yang berpengaruh berada di ByteDance, menurut daftar internal itu. Enam puluh karyawan di daftar internal itu digolongkan memiliki peran di bidang manajemen.
Dokumen internal tersebut merinci nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, tanggal bergabung dengan Partai Komunis Tiongkok, nomor KTP, dan jenis posisi setiap anggota Komite Partai Komunis Tiongkok di ByteDance, seperti di bidang manajemen atau teknis.
Pengungkapan itu muncul saat pemerintah Amerika Serikat mengintensifkan pengawasan terhadap TikTok dan aplikasi milik Tiongkok lainnya dengan alasan keamanan nasional. Pejabat Amerika Serikat berulang kali memperingatkan bahwa data pribadi orang Amerika Serikat yang dikumpulkan TikTok, dapat diakses oleh Beijing. Dikarenakan perusahaan-perusahaan Tiongkok berutang budi pada Partai Komunis Tiongkok. ByteDance tidak menanggapi permintaan komentar.
Presiden Donald Trump pada tanggal 6 Agustus 2020, mengeluarkan perintah eksekutif untuk melarang transaksi Amerika Serikat dengan ByteDance dan raksasa internet Tiongkok Tencent Holdings Ltd. Larangan itu berlaku dalam 45 hari.
Trump juga memberikan kesempatan bagi ByteDance hingga tanggal 15 September untuk menjual TikTok ke Microsoft atau perusahaan Amerika Serikat lainnya. Microsoft memastikan pihaknya sedang dalam pembicaraan untuk membeli TikTok.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo sebelumnya mengatakan, tindakan pemerintahan Amerika Serikat yang menargetkan aplikasi-aplikasi Tiongkok berusaha untuk mengatasi “beragam risiko keamanan nasional yang ditimbulkan oleh perangkat lunak yang terhubung ke Partai Komunis Tiongkok.”
Daftar anggota Partai Komunis Tiongkok mengungkapkan, sejauh mana hubungan Partai Komunis Tiongkok dengan ByteDance, dan sesuai dengan sejarah panjang raksasa teknologi tersebut yang terdokumentasi bekerja sama dengan pihak berwenang dalam penyensoran.
Pendiri dan CEO Zhang Yiming dan para eksekutif senior lainnya, secara terbuka mengungkapkan keinginan mereka agar ByteDance mendukung tujuan Partai Komunis Tiongkok di masa lalu.
James Carafano, wakil presiden Institut Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri The Heritage Foundation, mengatakan tingkat keanggotaan Partai Komunis Tiongkok ini adalah tipikal untuk perusahaan-perusahaan Tiongkok.
“Semua instrumen kekuasaan terikat kembali ke Partai Komunis Tiongkok, dan mencakup instrumen ekonomi kekuatan,” kata James Carafano kepadaThe Epoch Times.
James Carafano mengatakan bahwa di Tiongkok, tidak ada transparansi mengenai keterkaitan antar perusahaan-perusahaan swasta dengan Partai Komunis Tiongkok, dengan demikian “perusahaan-perusahaan ini benar-benar tidak dapat diperlakukan dan dipercayai cara anda berinteraksi dengan perusahaan-perusahaan lain di perdagangan global.”
Kehadiran ByteDance di Amerika Serikat melalui TikTok menimbulkan kekhawatiran, kata James Carafano, mengingat akses ByteDance ke sejumlah besar data pribadi orang Amerika Serikat.
Jaminan TikTok bahwa TikTok beroperasi secara independen untuk ByteDance adalah “tidak relevan.” “TikTok adalah perusahaan milik Tiongkok. Anda tidak percaya pada perangkat lunak TikTok. Anda tidak yakin dengan penanganan data oleh TikTok. Dan Anda punya tidak yakin bahwa TikTok tidak bergantung pada arahan Tiongkok,” kata James Carafano.
Daftar Anggota Partai Komunis Tiongkok
Zhang Fuping, “pemimpin redaksi” dan wakil presiden ByteDance, sebelumnya diidentifikasi dalam laporan media Tiongkok sebagai sekretaris Komite Partai Komunis Tiongkok di ByteDance. Ia juga muncul dalam daftar nama yang diperoleh The Epoch Times. Zhang Fuping bertanggung jawab atas tugas terkait sensor untuk platform media sosial ByteDance.
Dalam laporan media yang dikelola pemerintah Tiongkok sebelumnya, Zhang Fuping mengungkapkan kesediaannya untuk mempromosikan kebijakan sensor Partai Komunis Tiongkok.
Dalam wawancara bulan April 2019 dengan Xinhua, Zhang Fuping menjelaskan jaringan keamanan bagi ByteDance berarti “opini masyarakat dapat diarahkan pada arahan yang benar… penuh dengan energi positif, dan mempromosikan nilai-nilai inti sosialisme.”
Daftar nama internal yang diperoleh The Epoch Times mengungkapkan, sebanyak manajer senior juga merupakan anggota Komite Partai Komunis Tiongkok.
Anggota Komite Partai Komunis Tiongkok Zhang Nan (seorang pria) tercatat sebagai seorang karyawan yang melaporkan langsung ke salah satu dari 14 eksekutif teratas ByteDance, dalam sebuah bagan organisasi diperoleh oleh situs berita The Information pada bulan April 2019. 14 Eksekutif itu secara bergantian melapor ke CEO, Zhang Yiming.
Zhang Nan dipromosikan pada bulan Maret menjadi direktur bisnis aplikasi Feishu, menurut laporan oleh situs berita teknologi Tiongkok, Lei News. Feishu menggabungkan berbagai aplikasi kolaborasi ke dalam satu platform.
Sementara itu, Meng Haibo adalah direktur departemen hubungan masyarakat di ByteDance, menurut laporan tahun 2018 oleh Youth Hangzhou, surat kabar yang dikelola negara. Menurut laporan itu, Meng Haibo bertanggung jawab atas “urusan yang terkait dengan kerja sama pemerintah” dan mengepalai proyek analisis data besar.
Dang Liya, seorang manajer senior aplikasi pelatihan bahasa ByteDance, bergabung dengan Partai Komunis Tiongkok pada tahun 2013. Staf lain dalam daftar tersebut adalah manajer tingkat rendah di properti yang berbeda di
ByteDance, menurut penelitian The Epoch Times. Misalnya, Xia Yong adalah pemimpin redaksi Toutiao, sebuah aplikasi aggregator berita populer yang dimiliki oleh ByteDance, sedangkan Xia Manxue adalah manajer produk komersial di sana, menurut halaman LinkedIn Xia Manxue. Praktik perekrutan ByteDance juga memberikan preferensi anggota Partai Komunis Tiongkok.
Misalnya, pemberitahuan perekrutan pekerjaan terbaru di ByteDance untuk “editor” yang bertanggung jawab dalam pemantauan konten yang berhubungan dengan urusan saat ini, ditentukan bahwa di mana anggota Partai Komunis Tiongkok memiliki prioritas perekrutan.”
Kerja Sama Polisi
Pada tanggal 25 April 2019, ByteDance menandatangani perjanjian kerja sama strategis dengan Kementerian Keamanan Masyarakat Tiongkok, yang bertanggung jawab atas polisi negara.
Polisi setempat secara rutin menangkap dan menahan mereka yang memasang informasi yang dianggap sensitif oleh pihak berwenang.
Pada upacara penandatanganan, Zhan Jun, bos departemen propaganda Partai Komunis Tiongkok dalam Kementerian Keamanan Masyarakat, berkata, “Kita harus menggunakan media online yang baru untuk menyuarakan suara baik polisi Tiongkok, memberitahu cerita-cerita polisi yang baik, membangun citra yang baik bagi polisi Tiongkok, dan membina hubungan yang erat antara polisi dengan rakyat.”
Media yang dikelola pemerintah Tiongkok Police Net melaporkan, bahwa ByteDance membantu pengaturan dan mengoperasikan akun Toutiao dan Douyin untuk setiap departemen kepolisian di semua pemerintah provinsi Tiongkok — di tingkat kota dan kabupaten — serta kementerian nasional. ByteDance akan membantu mempromosikan posting dibuat oleh akun polisi, laporan itu menambahkan.
Menurut laporan itu.Polisi Tiongkok memiliki lebih dari 50.000 akun media sosial di berbagai platform dan memiliki total lebih dari 100 juta pengikut.
Keterangan Gambar: Logo TikTok terlihat pada smartphone di depan logo ByteDance yang ditampilkan dalam gambar ilustrasi file. (Dado Ruvic / Ilustrasi / Reuters)
(Vv/asr)
Annie Wu dan Cathy
Video Rekomendasi