Perebutan Kekuasaan di Tiongkok Mungkin Kini Terjadi di Beidaihe

oleh Zhang Dun

Tujuh pemimpin tertinggi Partai Komunis Tiongkok muncul di media Tiongkok sejak awal bulan Agustus. Hal ini memberi kesan adanya pertemuan tahunan rahasia Beidaihe yang dilakukan di resor tepi laut tidak jauh dari Beijing.Pertemuan dilakukan saat kepemimpinan Partai Komunis Tiongkok berkumpul tanpa pengumuman, tidak ada siaran pers, dan tidak ada kontak masyarakat.  

Dengan berbagai bencana dan konflik yang terjadi pada tahun 2020 menimbulkan kesulitan besar bagi rezim Komunis  Tiongkok, seperti pembicaraan perdagangan dan wabah virus Partai Komunis Tiongkok alias jenis Coronavirus baru, retret rahasia di Beidaihe untuk rekan-rekan Partai Komunis Tiongkok pasti mencuri perhatian.

Sejak tanggal 1 Agustus, tidak satu pun dari tujuh anggota Komite Tetap Politbiro yang  tampil di depan umum di CCTV penyiar yang dikelola pemerintah.

Meskipun Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok, Xi Jinping dilaporkan mengirim sebuah pesan belasungkawa kepada Presiden Lebanon, Michel Aoun pada tanggal 5 Agustus mengenai ledakan di ibukota Lebanon, Beirut, Xi Jinping tidak tampil di depan umum.

Salah satu tanda yang menunjukkan bahwa konklaf tahunan para pemimpin sedang berlangsung adalah para ahli di bidang ilmu pengetahuan, kedokteran, dan teknologi diundang ke Beidaihe untuk liburan musim panas selama satu atau dua hari oleh kader senior saat ini dan pensiunan kader sebelum rapat itu.

Ambil retret Beidaihe tahun 2003 sebagai contoh. Wakil Zeng Qinghong menyapa para ahli dan ilmuwan Tiongkok di Beidaihe untuk membahas wabah SARS yakni sindrom pernapasan akut yang parah.

Tahun ini, dengan pandemi yang berkecamuk, belum diketahui apakah Partai Komunis Tiongkok akan mengundang para ahli ke resor tepi laut tersebut.

Pertemuan tertutup di Beidaihe ini cenderung akan membahas banyak tantangan, bencana domestik, dan ketegangan internasional yang belum terselesaikan. Hubungan Sino-Amerika Serikat telah memburuk ke titik terendah, yang dibuktikan dengan penutupan konsulat, bersamaan dengan serangkaian tindakan hukuman terhadap pejabat dan perusahaan Tiongkok oleh pemerintah Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump.

Tentu saja, Partai Komunis Tiongkok bukannya tidak bersalah dalam reaksi berantai diplomatik ini. Partai Komunis Tiongkok telah memulai banyak serangan untuk meningkatkan ketegangan internasional. 

Kegiatan militer yang provokatif di Selat Taiwan, Laut China Selatan, dan Laut China Timur; konflik perbatasan dengan India dan renggangnya hubungan dengan negara tetangga; dan meninggalkan Deklarasi Bersama Sino-Inggris untuk mendorong hukum keamanan nasional di Hong Kong. Semuanya sudah memicu sanksi dari negara-negara di dunia bebas.

Di dalam negeri, Partai Komunis Tiongkok dibebani dengan masalah seperti banjir di sisi selatan, kekeringan di sisi utara, epidemi berbagai penyakit menular di seluruh Tiongkok, suara menentang rezim Tiongkok dari elit sosial.

Suara penentang itu misalnya Ren Zhiqiang, taipan real estate dan keturunan mantan pejabat Partai Komunis Tiongkok  yang blak-blakan, dan Xu Zhangrun, seorang profesor di Universitas Tsinghua, ekonomi yang memburuk, dan bahkan  pertikaian di antara faksi-faksi Partai Komunis Tiongkok muncul di permukaan.

Kasus tipikal adalah kasus konglomerat Tomorrow Group, yang menanggapi pada tanggal 18 Juli atas pengumuman Beijing mengenai pengambilalihan sembilan anak perusahaan Tomorrow Group dengan versi online dari “pernyataan serius”. 

Didirikan oleh Xiao Jianhua pada tahun 1999, dalam waktu 20 tahun Tomorrow Group menjangkau berbagai bidang seperti keuangan, industri, real estate, layanan komunikasi, energi, dan internet. 

Xiao Jianhua dianggap sebagai “sarung tangan putih besar” atau pencuci uang untuk pejabat tinggi, dan dilaporkan sedang diselidiki karena hubungan dekatnya kepada seorang pejabat yang dikenal karena kesetiaannya kepada mantan pemimpin Partai Komunis Tiongkok, Jiang Zemin.

Contoh lain adalah rekaman yang beredar luas yang menunjukkan pembukaan sistem navigasi satelit Beidou 3 pada tanggal 31 Juli, saat Wakil Perdana Menteri Liu He, sekutu dekat Xi Jinping yang merupakan pembawa acara upacara, yang  mempermalukan Perdana Menteri Li Keqiang di depan umum. 

Ditayangkan di CCTV yang dikelola pemerintah, rekaman itu menunjukkan saat Li Keqiang diperkenalkan pada upacara tersebut. Liu  He tidak memberi waktu kepada Li Keqiang untuk menerima tepuk tangan dari hadirin. Li Keqiang  jelas-jelas merasa malu.

Desas-desus bahwa Xi Jinping Diminta Mundur

Staf penulis senior Nikkei, Katsuji Nakazawa, berspekulasi dalam sebuah artikel baru-baru ini karena Partai Komunis Tiongkok menghadapi banyak masalah, para tetua Partai Komunis Tiongkok pasti ingin berbicara dengan Xi Jinping selama konklaf di Beidaihe.

Ada juga laporan yang beredar di Tiongkok yang mengatakan lawan Xi Jinping berupaya melengserkannya  dari tahta.

Misalnya, sebuah surat terbuka yang beredar online pada bulan Maret menyerukan pertemuan Politbiro yang diperluas untuk membahas “masalah,” yaitu, apakah Xi Jinping harus mundur. Surat terbuka itu dibagikan ke platform media sosial populer WeChat oleh Chen Ping, seorang “pangeran” terkemuka.

Juga, sebuah tweet oleh manajer hedge fund dan kritikus Beijing Kyle Bass menjadi viral pada bulan April. Menurut sumber Kyle Bass di… elit Guangdong, Keluarga Paman Deng mulai memperingatkan untuk melawan “kaisar seumur hidup,” mengacu pada mantan pemimpin Partai Deng Xiaoping dan Xi Jinping.

Dalam pidatonya baru-baru ini, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo menyerukan dunia bebas untuk bertindak bersama dengan rakyat Tiongkok, mendorong perubahan nyata di Tiongkok.

“Mengubah perilaku Partai Komunis Tiongkok tidak dapat menjadi misi rakyat Tiongkok saja. Bangsa-bangsa bebas harus bekerja untuk mempertahankan kebebasan. Jika dunia bebas tidak berubah…maka komunis Tiongkok pasti akan mengubah kita,” kata  Mike Pompeo. 

Tampaknya Xi Jinping tidak akan digulingkan hanya melalui satu pertemuan Beidaihe. Namun, Xi Jinping mengembangkan kekuatan militernya dalam delapan tahun terakhir sejak ia mengambil posisi teratas Partai Komunis Tiongkok. 

Untuk menyingkirkan Xi Jinping tidak akan semudah bagaimana menyingkirkan mantan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok Hu Yaobang maupun Zhao Ziyang, karena baik Hu Yaobang maupun Zhao Ziyang tidak memiliki kekuatan nyata di militer.

Meskipun demikian, masuk akal untuk percaya bahwa perebutan kekuasaan politik kini sedang berlangsung dipentaskan di Beidaihe. (vv)

Zhang Dun, Ph.D., mencakup urusan dan politik terkini di Tiongkok sejak 2010, dan mengetahui dengan baik sistem politik Partai Komunis Tiongkok. Sebelumnya, dia adalah peneliti kimia di sebuah institut Tiongkok, di Universitas Kyushu di Jepang, dan di beberapa institut di Amerika Serikat.

Keterangan Foto : (Kiri ke Kanan) Kepala Partai Komunis Tiongkok Xi Jinping dan pendahulunya Hu Jintao dan Jiang Zemin terlihat di Beijing, Tiongkok, pada 30 September 2014. (Feng Li / Getty Images)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=c6WCrIb4Bic