EpochTimesId – Rusia diduga melanggar perjanjian senjata yang disepakati pada masa perang dingin. Moscow dituding menggelar rudal-rudal jelajah jarak sedang yang dipasangi nuklir.
Jika tudingan itu benar, maka Rusia melanggar Perjanjian Senjata Nuklir Jarak Sedang. Perjanjian itu melarang pemasangan rudal nuklir berbasis darat dengan jarak sedang oleh Amerika dan Rusia.
Perjanjian tersebut ditandatangani pada tahun 1987 antara Amerika dan Uni Soviet. Presiden Amerika Ronald Reagan dan Mikhail Gorbachev, yang mewakili Uni Soviet menandatangani langsung perjanjian itu.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Jim Mattis mengatakan pada hari Kamis (9/11/2017) waktu setempat bahwa para menteri pertahanan NATO sedang mempertimbangkan cara untuk membuat Rusia mematuhi sebuah perjanjian penting mengenai pengawasan senjata tersebut.
“Kami telah memiliki bukti dan keyakinan kuat selama beberapa tahun bahwa Rusia telah melanggar perjanjian Senjata Nuklir Jarak Sedang dan kami berusaha membuat Rusia kembali mematuhinya,” kata Mattis dalam sebuah acara NATO di Belgia, seperti dikutip dari VOA, Jumat (10/11/2017).
Mattis mengatakan bahwa dalam diskusi di Belgia ini, NATO membahas tentang Rusia. Dia dan menteri pertahanan negara-negara NATO yang lain akan berdiskusi dengan Rusia untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Selain itu, mereka juga membahas upaya untuk mempertahankan perjanjian-perjanjian pengawasan senjata yang lain.
“Ini mutlak diperlukan untuk mempertahankan kesepakatan pengawasan senjata yang meyakinkan dan kami melakukannya dengan cara yang substansial, transparan dan dapat diverifikasi,” tegas pensiunan Jenderal itu.
Sementara itu, Rusia sudah membantah pernyataan yang sudah pernah diutarakan oleh pejabat Blok Atlantik Utara lainnya. Rusia bahkan pernah menuduh Amerika yang melanggar perjanjian tersebut, karena sistem rudal Patriot Amerika di Polandia dan Romania dapat diubah untuk meluncurkan rudal nuklir ke Rusia. (waa)