Tang Ming
Serangkaian kejahatan dan kebijakan serta tindakan yang tidak tepat dari Partai Komunis Tiongkok justru membuatnya terjebak dalam berlapislapis tekanan dan kepungan. Selain di dalam negeri, di saat yang sama terjebak dalam berlapis kepungan masyarakat internasional yang anti komunis. Masyarakat dunia telah mulai tersadar di tengah pandemi ini, tidak dapat menolerir komunisme yang teramat jahat ini.
Orang-orang yang masih berangan- angan indah terhadap Beijing juga mulai mengubah pandangannya, tidak lagi membiarkan dan mengacuhkan rezim yang berlandaskan pada atheisme ini.
AS dan masyarakat arus utama dunia telah mengambil serangkaian tindakan terhadap Komunis Tiongkok, membentuk kondisi menumpas komunisme, era peredaan terhadap Komunis Tiongkok telah berubah memasuki era penumpasan.
Sebelum Perand Dunia kedua, sejumlah negara arus utama menempuh kebijakan peredaan/penenangan terhadap invasi ekspansi Jerman, terus mengalah terhadap Hitler yang telah merobek kesepakatan, pada akhirnya mengakibatkan meletusnya perang dunia yang mendatangkan bencana besar bagi masyarakat dunia.
Namun tiba di era saat ini, konsekuensi jahat dari kebijakan penenangan yang lebih besar sedang terjadi, masyarakat arus utama di dunia sekali lagi mengadopsi kebijakan penenangan terhadap sistem komunis Tiongkok, pembantaian terhadap mahasiswa oleh Komunis Tiongkok yakni Peristiwa Tiananmen 1989, dunia tidak memberikan sanksi yang efektif, penindasan yang kejam terhadap Falun Gong, dunia belum secara substansial menghentikannya, dan dunia pun hingga kini masih belum mengambil tindakan efektif melawan perampasan organ yang brutal dan tidak manusiawi.
Komunis Tiongkok masih saja melakukan kejahatan di tengah kebijakan penenangan oleh masyarakat internasional, dan tidak tergerak apalagi berubah dengan kebaikan dan kepercayaan yang telah diberikan oleh masyarakat beradab.
Tetapi, yang namanya ular beracun tetap ular beracun, benar-benar tidak bisa menyadarkan ular beracun yang dihangatkan oleh sang petani saat ular membeku kedinginan di tepi jalan (mengacu pada legenda Tiongkok kuno, Red.), suatu rezim jahat yang telah dibesarkan, tidak mungkin mengalami perubahan apa pun, sebaliknya justru semakin merajalela, “Sino-British Joint Declaration” dirobek tanpa pandang bulu, nilai universal Hong Kong dirusak, kebudayaan bangsa minoritas dihancurkan tanpa ampun, semakin memperbesar bencana HAM.
Komunis Tiongkok berusaha meraih lebih banyak keuntungan demi membesarkan dirinya, mencuri teknologi yang paling canggih, untuk melayani rezim otoriternya, berusaha membuat dunia menjadi sebuah dunia yang korup dan dikepalai oleh kelompok jahat komunisme, serta pada akhirnya menghancurkan peradaban umat manusia.
Pada saat dunia mengalami pandemi yang sangat serius, dunia mulai melihat sosok asli Komunis Tiongkok. Ketika masyarakat kembali menempatkan kejahatan komunisme ke atas podium, maka terlihatlah roh sesat yang gentayangan di Eropa pada masa itu, dan tidak berevolusi menjadi manusia yang normal.
Setiap tindak tanduk mereka di dunia bertolak belakang dengan masyarakat manusia normal, selalu mengandung gen premanisme yang disimbolkan dengan “serigala berbulu domba”, tidak pernah berhenti menipu masyarakat dunia dan Tiongkok. Bahkan, secuil kebaikan pun tidak diinginkannya, sepenuhnya hanya mau mencelakakan masyarakat dunia, menghancurkan kepercayaan sejati yang hendak kembali kepada jalan Tuhan, serta bermusuhan dengan peradaban dunia.
Sebenarnya, dalam buku berjudul “Tujuan Terakhir Komunisme” telah dijabarkan, telah mengupas kulit domba yang menjadi penyamaran Partai Komunis Tiongkok : “Masyarakat mungkin menilai bahwa komunisme hanyalah semacam paham lainnya yang beraneka ragam, adalah semacam pemikiran di tengah manusia, atau semacam eksperimen yang telah gagal. Bukan! Komunisme bukanlah pemikiran, bukan pula eksperimen, ini bukanlah sesuatu yang dihasilkan oleh manusia. Komunisme adalah ajaran iblis, yang dipaksakan dimasukkan ke dalam manusia oleh roh jahat untuk mencelakakan manusia, dengan tujuan menghancurkan umat manusia.”
Ke mana roh jahat iblis komunisme ini menyusup, di sana wabah akan merebak, banyak negara dunia yang dekat dengan rezim komunis Tiongkok, kondisi pandeminya akan sangat parah. Komunis Tiongkok merangsek masuk ke Hong Kong dengan UU Keamanan Nasional versi Hong Kong, membuat kondisi pandemi di Hong Kong yang tadinya sangat baik, juga kemudian merebak parah.
Ketika virus Partai Komunis Tiongkok merampas ratusan ribu nyawa di luar Tiongkok, menjangkiti puluhan juta orang, dunia baru menyadari, ternyata umat manusia tengah menghadapi suatu iblis raksasa, menghadapi sosok yang ingin menghancurkan peradaban dunia dan seluruh umat manusia, AS yang menjadi pelindung ketertiban dunia pun tersadar, Uni Eropa juga tersadar, masyarakat seluruh dunia tersadar!
Pemerintah Trump lebih dulu tersadar, dan telah mengobarkan serangan yang belum pernah ada sepanjang sejarah AS terhadap Partai Komunis Tiongkok, dalam Kongres Partai Republik Trump mengatakan: dalam sejarah Amerika, kita adalah yang mengambil tindakan paling hebat, paling berani, dan paling keras terhadap Partai Komunis Tiongkok serta melakukan serangan balasan yang paling kuat.
Pelajaran menyakitkan dari Perang Dunia Kedua, masih segar dalam ingatan masyarakat. Waktu itu dunia sudah sulit untuk membendung membesarnya Fasisme dan serangan invasinya, aliansi dunia tidak ada cara lain, satu-satunya penyelesaian adalah menumpas Fasisme.
Terhadap rezim Komunis Tiongkok kali ini, dunia tidak akan mengulangi kesalahan yang sama, untuk mencegah dunia mengalami bencana yang semakin besar, satu-satunya cara penyelesaian adalah menumpasnya!
Semua negara dunia mulai menolak Partai Komunis Tiongkok, pemerintah Trump telah membatalkan ratusan dialog bilateral tingkat tinggi.
Hari ini kita melihat Amerika dan masyarakat arus utama mengambil serangkaian tindakan terhadap Partai Komunis Tiongkok, itulah ritme penumpasan komunisme.
Tapi komunis Tiongkok sepertinya tidak menyadari, juga tidak mempedulikan, reaksi para wadah pemikirnya (think tank) terhadap hal ini pun sepertinya lamban, masih terhanyut di dalam mimpi indah ekspansi komunisme, mengira dengan dialog dan memberikan keuntungan ekonomi dapat mengulur waktu dan menyelesaikan segala permasalahan. Bahkan hendak membuat pihak lain berdialog dan tunduk, tapi segala sesuatu sudah tidak seperti dulu lagi. Komunis Tiongkok hanya bisa mengatakan “rakyat Tiongkok mutlak tidak akan setuju” untuk menakuti tokoh anti komunis dalam maupun luar negeri, di saat yang sama untuk membesarkan nyalinya sendiri.
Perjalanan Menlu Wang Yi ke Eropa kali ini, tidak mencapai satu pun kesepakatan maupun pengakuan. Juga tidak mampu membujuk negara mana pun, kemana pun ia pergi selalu menemui jalan buntu sehingga akhirnya baru merasakan bahwa Komunis Tiongkok sudah tidak lagi memiliki teman di kalangan masyarakat arus utama, di pentas dunia, Partai Komunis Tiongkok tak lebih dari sesosok badut kecil semata.
Ketika Partai Komunis Tiongkok melihat parlemen Ceko berkunjung ke Taiwan, walaupun Komunis Tiongkok memperlihatkan ekspresi diplomatik yang buas ala serigala tempur, tetap saja tidak mampu mencegahnya, dan segera menyusul Wakil Menlu AS juga akan berkunjung ke Taiwan. Politisi negara lain pun akan susul menyusul berkunjung ke Taiwan, inilah tempo irama yang akan mengucilkan komunis Tiongkok. Jika Komunis Tiongkok memikirkan dampak dari hal ini, pasti akan mengeluarkan keringat dingin.
Sangat jelas, masyarakat arus utama dunia telah menjadikan Komunis Tiongkok sebagai target dan telah membentuk kepungan terhadap Komunis Tiongkok, dalam hal ekonomi mulai memutus keterkaitan dengan Komunis Tiongkok, Amerika, India, dan Uni Eropa beramai-ramai melarang produk teknologi dan piranti lunak bikinan Komunis Tiongkok, penetrasi Komunis Tiongkok di bidang politik dan ekspansi jahatnya juga mengalami hantaman, propaganda besar dan berbagai jenis mata-matanya yang menyusup di AS sudah tidak lagi memiliki tempat untuk berpijak, termasuk Institut Konfusius juga akan seluruhnya ditutup. Komunis Tiongkok juga berada di tengah kepungan AS dan para sekutunya di bidang militer, mulai dari Laut Tiongkok Selatan sampai Selat Taiwan, hingga Himalaya, gejolak militer terjadi di mana-mana.
Sementara di dalam negeri konflik juga semakin meruncing, Hong Kong, Taiwan, Xinjiang (Uyghur), Tibet, dan Mongolia Dalam, wilayah dan suku minoritas yang menolak asimilasi budaya partai ini juga telah membentuk kepungan dalam negeri yang sangat kuat terhadap Partai Komunis Tiongkok. Khususnya kelompok pasukan India etnis Tibet yang baru-baru ini, muncul di perbatasan Tiongkok-India, Partai Komunis Tiongkok merasakan ketakutan dan diprediksi begitu meletus perang, maka suku Tibet akan berperan dari dalam dan tiba saatnya bangkit melawan.
Melihat lagi baru-baru ini gerakan perlawanan warga Mongolia Dalam, lagi-lagi Partai Komunis Tiongkok telah menumpahkan gentong mesiu dan telah menciptakan musuh kuat di utara, situasi itu mungkin menyebabkan seruan serupa pada Mongolia Luar terhadap warga serumpunnya di dalam negeri.
Partai Komunis Tiongkok telah terjebak dalam kepungan luar dan dalam, yang mana begitu massif dan kuat. Ini adalah situasi yang belum pernah dialami sejak Partai Komunis Tiongkok merebut kekuasaan pada 1949, seakan merupakan suatu pengaturan besar dimana Partai Komunis Tiongkok akan menemui jalan buntu! (lie)
Keterangan Foto : Ilustrasi. (Quinn Rooney / Getty Images)
Artikel Ini sudah tayang koran The Epoch Times Indonesia Edisi 670
Video Rekomendasi :