Mantan Wakil Walikota Jixi di Provinsi Heilongjiang, Tiongkok : Komunis Tiongkok Balas Dendam dengan Cara Memfitnah

NTDTV.com

Li Chuanliang, mantan wakil walikota Jixi di Provinsi Heilongjiang, Tiongkok saat menerima wawancara media NTDTV beberapa hari yang lalu mengungkapkan, bahwa komunis Tiongkok melakukan sejumlah pemfitnahan dengan tujuan supaya dirinya bungkam mulut. Li Chuanliang menegaskan bahwa ia akan terus berbicara dan berkontribusi terhadap demokrasi, kebebasan, dan supremasi hukum Tiongkok.

Menanggapi serangan komunis Tiongkok terhadap dirinya sebagai upaya membalas dendam atas pelariannya dari daratan Tiongkok, Li Chuanliang menganalisis beberapa alasan.

“Tidak diragukan lagi banyak masyarakat Tiongkok berpendapat bahwa komunis Tiongkok adalah rezim tirani dan rezim yang korup, tetapi mereka tidak berani mengatakannya, jadi inilah motivasi dalam pikiran rakyat Tiongkok yang membuat komunis Tiongkok berupaya keras untuk mengendalikannya,” kata Li Chuanliang

Li Chuanliang percaya bahwa alasan kedua adalah karena dirinya menentang keputusan korup komunis Tiongkok.

“Saya melarang adanya korupsi di dalam ruang lingkup kekuasaan saya. Misalnya, mantan Sekretaris Komite Partai Kota Jixi membawa keluarga dan teman-temannya untuk bepergian selama liburan Tahun Baru Imlek dengan menggunakan dana anggaran sampai lebih dari satu juta Yuan, saya dan rekan-rekan saya pasti tidak mau ikut, dan kita laporkan ke atas secara terbuka,” kata Li Chuanliang.

Pada bulan Mei 2014, Li Chuanliang secara sukarela mengundurkan diri dari Partai Komunis Tiongkok, pegawai negeri dan posisi pemerintah lainnya dengan alasan bahwa dirinya memiliki keyakinan agama. 

Namun, kemudian gajinya dihentikan, asuransi kesehatan dan asuransi pensiunnya dicabut secara sepihak oleh komunis Tiongkok.

Li Chuanliang menuturkan, “Usia saya sudah hampir memasuki 60 tahun, saya menderita kanker. Pada akhirnya, saya harus membayar sendiri biaya perawatan kanker di rumah sakit. Bahkan surat petisi yang disampaikan oleh orang seperti saya ini tidak digubris oleh pemerintah.”

Sewaktu di daratan Tiongkok, Li Chuanliang juga berulang kali secara terbuka mengungkapkan masalah penyembunyian fakta tentang epidemi oleh komunis Tiongkok.

Menurut Li Chuanliang, banyak warga masyarakat di Tiongkok menjadi korban epidemi, tidak mengetahui masalah karena pemerintah terlalu lama menyembunyikan fakta mengenai epidemi. Orang-orang yang memiliki pandangan anti-korupsi yang kemudian mengungkapkan hal ini, satu demi satu ditangkap. Orang-orang yang tidak sejalan dengan pemerintah itu, tidak mendapat toleransi dari Partai Komunis Tiongkok.

Li Chuanliang mengatakan bahwa Partai Komunis Tiongkok sejak beberapa tahun lalu telah melakukan serangan terhadap dirinya. Akibat bergabung dengan Partai Demokrat dan berbicara di luar negeri, maka Partai Komunis Tiongkok mulai membalas dendam dengan memfitnahnya berbuat korupsi.

Li Chuanliang mengatakan : “Jika saya benar-benar melakukan korupsi, apakah saya tidak memilih bersembunyi, malahan tampil melawan komunis? Selain itu begitu banyak media besar memberitakan secara terbuka, jadi saya tahu bahwa mereka sangat takut untuk berbicara. Bahkan saya tidak diizinkan untuk secara bebas berbicara. Coba Anda bayangkan, betapa takutnya mereka? Oleh Karena itu, saya ingin terus berpegang pada pandangan politik saya, menyumbangkan tenaga saya buat terciptanya demokrasi, kebebasan, dan supremasi hukum bagi Tiongkok”. (sin)

https://www.youtube.com/watch?v=qDhvHbtuHAA