Zacahry Stieber dan Eva Fu
Berdasarkan pertimbangan keamanan nasional AS, Pemerintahan Trump mulai melarang warga negara dari negeri Paman Sam itu untuk mengakses aplikasi WeChat dan TikTok yang berbasis di Tiongkok mulai Minggu 20 September 2020.
Selanjutnya, App Store juga dilarang memasang TikTok dan WeChat. Namun demikian, pengguna TikTok yang ada masih dapat menggunakan aplikasi tersebut hingga 12 November 2020. Akan tetapi, tidak akan dapat mengakses pembaruan mulai Minggu tengah malam 20 September. Larangan itu menurut aturan baru yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan AS.
Sedangkan, WeChat, aplikasi perpesanan Tiongkok sepenuhnya dilarang di Amerika Serikat pada Minggu 20 September 2020.
“Pada dasarnya TikTok masih utuh hingga 12 November,” kata Ross kepada Fox Business pada Jumat 18 September 2020.
Jika tidak ada kesepakatan pada 12 November di bawah ketentuan, maka TikTok praktis akan ditutup. Hal demikian mengacu pada perintah eksekutif yang mengharuskan perusahaan induk TikTok di Tiongkok untuk mendivestasi asetnya di AS pada 12 November.
Departemen Perdagangan AS mengatakan, pembatasan terbaru akan terpisah dari peninjauan yang sedang berlangsung terkait solusi diusulkan TikTok untuk mengatasi masalah keamanan nasional AS.
ByteDance, pemilik TikTok yang berbasis di Beijing telah mengusulkan kesepakatan dengan perusahaan teknologi yang berbasis di California, Oracle.
Kini, kesepakatan tersebut sedang ditinjau oleh Committee on Foreign Investment in the United States -CFIUS- atau Komite Investasi Asing di Amerika Serikat, sebuah komite antar lembaga yang mengawasi transaksi yang melibatkan investasi asing.
Proposal tersebut juga membutuhkan persetujuan dari Trump, yang mengatakan kepada wartawan pada 17 September 2020 bahwa mereka “akan segera membuat keputusan.”
Sejumlah pejabat AS meminta CFIUS untuk menolak kesepakatan itu. Pejabat AS mencatat kesepakatan itu seperti kerjasama partnership daripada kepemilikan penuh AS yang diminta oleh Trump. Walmart dilaporkan bersaing untuk mendapatkan kepemilikan saham jika perjanjian Oracle berhasil.
Mulai Minggu 20 September 2020, App Store tidak lagi diizinkan untuk mendistribusikan aplikasi atau mengeluarkan pembaruan untuk TikTok. Kemudian Transaksi di WeChat untuk mentransfer dana atau memproses pembayaran di Amerika Serikat juga akan dilarang.
Selain itu, menyediakan atau menghosting lalu lintas internet, jaringan pengiriman konten, transit internet, atau layanan peering yang terkait dengan WeChat mulai hari Minggu 20 September 2020 adalah tindakan ilegal.
Aturan tersebut berarti bahwa WeChat “untuk semua tujuan praktis” ditutup di AS pada tengah malam pada hari Minggu, kata Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross kepada Fox Business pada hari Jumat 18 September 2020.
Untuk TikTok, pembatasan tambahan ini akan berlaku pada 12 November.
Ross mengatakan larangan WeChat tidak akan memengaruhi perusahaan Amerika yang menggunakan aplikasi atau fungsi pembayarannya di Tiongkok atau di tempat lainnya di luar negeri.
Departemen Perdagangan AS mengatakan, dapat memberlakukan larangan tambahan terkait dengan aplikasi “seandainya Pemerintah AS menentukan bahwa perilaku ilegal WeChat atau TikTok direplikasi oleh aplikasi lain di luar cakupan perintah eksekutif ini”.
Presiden Trump pada 6 Agustus 2020 mengeluarkan perintah eksekutif yang berisi penyebaran aplikasi dikembangkan dan dimiliki oleh perusahaan di Tiongkok “terus mengancam keamanan nasional, kebijakan luar negeri, dan ekonomi Amerika Serikat.” Trump juga mengatakan informasi yang dikumpulkan dari pengguna TikTok warga AS, dapat memungkinkan Komunis Tiongkok untuk mengakses informasi pribadi dan hak milik warga Amerika.
Larangan terbaru yang dikeluarkan Departemen Perdagangan AS, sebagai tanggapan atas perintah eksekutif Presiden Trump.
Departemen Perdagangan AS menyebutkan bahwa WeChat dan TikTok mengumpulkan data dalam jumlah besar dari pengguna dan aktif dalam “fusi sipil-militer Tiongkok. Bahkan, perusahaan itu tunduk pada kerja sama wajib dengan dinas intelijen Partai Komunis Tiongkok. (asr)