oleh Liu Yi
Tingkat rumah dijual yang tercatat pada agen properti terbesar di Hongkong, Centaline Property Agency Limited menunjukkan kenaikan sebesar 44% YoY. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah warga yang berharap untuk pindah dari Hongkong yang berada di bawah penindasan Partai Komunis Tiongkok telah meningkat secara signifikan.
Laporan Bloomberg pada 5 November menyebutkan bahwa jumlah listing menjual properti pada Centaline Property Agency Ltd. mencapai lebih dari 26.000 item.
Derek Chan, kepala penelitian di Ricacorp Properties, pengembang real estate Hongkong mengatakan bahwa ketika orang berimigrasi ke negara baru, maka secara alami mereka memilih untuk menjual propertinya.
Menurut Eric Yip, direktur Konsultan Properti Yinghui yang menjual real estat Inggris kepada penduduk Hongkong, volume transaksi perusahaan dari bulan Juni hingga Agustus tahun ini telah meningkat lebih dari tiga kali lipat. Sebagian besar kliennya membeli properti di Inggris dengan dana tambahan yang berasal dari penjualan properti mereka di Hongkong.
Komunis Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir terus menerus menggerogoti sistem demokrasi Hongkong, terutama setelah pemerintah komunis Tiongkok secara paksa menerapkan Undang-Undang Keamanan Nasional versi Hongkong yang mengubah Satu Negara Dua Sistem menjadi Satu Negara Satu Sistem. Belakangan komunis Tiongkok bahkan menerbitkan Daftar Pencarian Orang dan menangkap kaum demokrat Hongkong.
Tindakan komunis Tiongkok yang bertentangan dengan norma-norma telah menyebabkan warga Hongkong kehilangan kepercayaan akan masa depan Hongkong di bawah rezim komunis. Oleh karena itu banyak warga berusaha untuk berimigrasi. Secara khusus, baru-baru ini, Inggris mengumumkan akan memberikan naturalisasi bagi 3 juta warga negara Hongkong yang memenuhi syarat.
Regina Ip Lau Suk-yee, Ketua Partai Rakyat Baru Hongkong yang pro-komunis menulis pesannya di akun Facebook-nya pada 14 September lalu.
Pesan itu berbunyi: Lembaran iklan terkait jual properti ditempel di tempat berjalan di sepanjang Bowen Road. Rumah-rumah yang dijual itu hampir semuanya terletak di atas bukit, seperti Shum Wan, Repulse Bay, Stubbs Road dan Tai Hang Road yang merupakan perumahan tradisional mewah. Ini juga menunjukkan bahwa nilai jual unit properti itu ditawarkan dengan perhitungan “banting harga” dan “butuh dana”.
Regina Ip menyebutkan bahwa meskipun dijualnya rumah-rumah mewah itu berkaitan dengan epidemi virus komunis Tiongkok (COVID-19), tetapi alasan lain yang lebih penting adalah sangat mungkin itu diakibatkan oleh kehilangan kepercayaan terhadap masa depan Hongkong, sehingga mereka memutuskan untuk hengkang.
Tidak hanya warga negara Hongkong, lembaga keuangan internasional yang berada di Hongkong juga secara bertahap memindahkan bisnisnya keluar dari Hongkong karena telah kehilangan kepercayaan terhadap rezim komunis Tiongkok. Mereka ini pada dasarnya percaya bahwa Hongkong telah kehilangan statusnya sebagai pusat keuangan internasional. (sin)
Video Rekomendasi :