oleh Li Yan
Administrator penerbangan federal Amerika Serikat FAA (Federal Aviation Administration) telah mencabut larangan terbang bagi pesawat penumpang Boeing 737 MAX sehingga jenis pesawat tersebut dapat kembali mengudara setelah dilakukan beberapa penyempurnaan.
Pesawat penumpang Boeing 737 MAX pada tahun 2018 dan 2019 telah mengalami kecelakaan udara besar sehingga menewaskan 346 orang penumpang dan awak. Karena itu pesawat jenis tersebut kemudian dilarang terbang.
Fox News melaporkan bahwa usai 20 bulan peninjauan oleh FAA, larangan terbang sudah dapat dicabut.
Kepala FAA Steve Dickson mengatakan, “Setelah melalui perjalanan panjang dan tidak mudah, akhirnya kita dapat mengambil putusan ini sekarang.”
“Kami tidak pernah terikat oleh jadwal waktu, tetapi menjalani suatu prosedur keselamatan bagi penumpang yang ketat dan memikirkannya dengan matang. Akhirnya kita hanya membutuhkan waktu 20 bulan untuk menyelesaikannya”.
Laporan menyebutkan bahwa staf FAA yang terlibat telah bekerja keras untuk menyelesaikan perbaikan yang diperlukan dalam masalah keamanan penerbangan.
Masalah keamanan inilah yang diduga berperan dalam kecelakaan udara yang menewaskan 346 orang ketika itu.
Menurut Steve Dickson, dirinya secara pribadi telah ikut menguji pesawat Boeing 737 Max selama sekitar 2 jam penerbangan untuk mengevaluasi kemampuannya.
“Keluarga terbang bersama saya, saya merasa 100% nyaman,” katanya.
Selain membatalkan perintah grounding, FAA juga mengeluarkan petunjuk kelaikan udara (Airworthiness Directive) agar masyarakat internasional memperhatikan keputusan ini. Juga mengeluarkan persyaratan pelatihan pesawat MAX untuk operator Amerika Serikat.
Pada saat perintah grounding, jumlah pesawat 737 MAX ada hampir 400 buah yang beroperasi di seluruh dunia. Sejak itu, Boeing telah memproduksi dan menyimpan sekitar 450 buah pesawat baru. Pesawat-pesawat tersebut bisa kembali diterbangkan setelah menjalani beberapa penyempurnaan dan modifikasi.
Selain itu, pilot juga wajib mengikuti pelatihan simulator. Hal ini yang tidak diharuskan pada saat pesawat Max pertama kali diperkenalkan.
CEO Boeing David Calhoun mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu 18 November lalu bahwa ia tidak akan pernah melupakan nyawa yang hilang dalam 2 tragedi kecelakaan Boeing 737 Max sebelum perintah grounding.
“Akibatnya, insiden ini menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi perusahaan kami untuk membentuk kembali dan lebih memusatkan perhatian pada nilai-nilai inti keselamatan, kualitas dan integritas,” katanya.
FAA juga menyatakan bahwa desain dan sertifikasi pesawat juga mencakup sejumlah upaya para ahli dari seluruh dunia. (sin)
Video Rekomendasi :