CHEN ZHOU
Pada 19 November lalu, Komando Indo-Pasifik AS mengungkapkan program Starlink angkatan antariksa AS, secara jelas mengarah pada ancaman yang berasal dari Partai Komunis Tiongkok (PKT).
Militer AS sedang menempatkan sebuah jaringan antariksa yakni Starlink Broadband Network yang sangat besar, ini membuat upaya PKT merusak satelit AS akan menjadi sia-sia.
Proyek Starlink ini, diajukan oleh perusahaan swasta AS yakni SpaceX, yang pemiliknya juga adalah pemilik perusahaan otomotif Tesla, yakni Elon Musk. Spacex juga menyediakan peluncuran pesawat antariksa pengangkut penumpang dua kali terakhir, yang dikenal dapat digunakan berulang kali.
Rencana awal Starlink adalah meluncurkan satelit jenis kecil sebanyak 12.000 unit di ruang orbit rendah, setiap satelit itu akan saling terhubung dan bekerja bersama dengan transceiver (pemancar-penerima, red.) di permukaan bumi, untuk membentuk jaringan internet yang paling efektif serta paling rendah biaya di seluruh dunia.
Saat ini, SpaceX dapat meluncurkan dua minggu sekali, setiap kali peluncuran dapat membawa 60 unit satelit, bobot setiap satelit hanya 260.000 gram (sekitar 260 kg), perusahaan tersebut setiap hari dapat memproduksi 6 unit satelit.
Angkatan Antariksa AS bekerjasama dengan perusahaan SpaceX, satelit militer pun telah bergabung dalam program Starlink. Setelah jaringan Starlink rampung diposisikan, karena jumlah satelitnya sangat banyak, walaupun terjadi kesalahan, atau dirusak oleh musuh, pengaruhnya terhadap kinerja keseluruhan jaringan juga lebih kecil.
Biaya memproduksi satelit dan peluncurannya relatif lebih rendah, program ini memang seyogyanya mempertim – bangkan selama masa rentang aktifnya bisa sewaktu-waktu diluncurkan, ditambahkan dan menjaga keseimbangan yang dinamis.
Saat ini satelit yang telah diluncurkan telah lebih dari 700 unit, diperkirakan di akhir 2020 akan mencakup seluruh Amerika Utara dan juga Kanada, lalu pada akhir 2021 kemungkinan telah dapat memberikan pelayanan bagi seluruh dunia. Saat ini perkembangan proyek ini cukup lancar, dan dipertimbangkan pada masa mendatang bisa diperluas lagi hingga 42.000 buah satelit.
Tak diragukan jika program Starlink telah meredakan kekhawatiran pihak Angkatan Antariksa AS, penanggung jawab Angkatan Antariksa yakni Jendral John W. Raymond pada Konferensi American Institute of Aeronautics & Astronautics (AIAA) mengatakan, “Kami memprediksi pihak musuh akan berupaya melemahkan atau- pun merusak kemampuan antariksa kita, Rusia dan PKT telah memiliki alat pengacau jaringan, laser, dan juga rudal, mereka bisa saja membawa pergi satelit”. Menurut Raymond, dalam hitungan menit rudal anti-satelit bisa menjangkau orbit rendah bumi, kecepatan pergerakannya melebihi 17.500 mil per jam.
Sekarang, program Starlink berkembang dengan pesat, dan sedang mendekati sasaran yang dikemukakan Jenderal Raymond “ringkas, gesit, dan cepat”. Strategi dan teknologi Angkatan Antariksa AS dalam menghadapi perang antariksa melawan PKT, kembali memimpin secara substansial, hal ini akan membuat jurus anti- satelit PKT menjadi tidak efektif lagi.
PKT seharusnya memiliki kemampuan merusak beberapa atau puluhan satelit pada jaringan Starlink ini, tapi akan sangat sulit untuk menghancurkan di atas jumlah ratusan, pengaruhnya terhadap kinerja jaringan Starlink secara keseluruhan juga sangat kecil, Amerika dapat dengan segera menambahkan dengan satelit baru.
Dan sebaliknya, jika AS menghancurkan sebagian satelit Beidou milik PKT saja, maka rudal Dongfeng PKT akan kehilangan navigasinya, dan tidak bisa lagi digunakan. Jika pihak AS menghancurkan lagi beberapa pangkalan peluncuran antariksa milik PKT, maka PKT bahkan tidak akan bisa lagi menambahkan satelit.
Selain itu, menghadapi embargo terhadap chips hi-tech dan suku cadang krusial lainnya, pembuatan satelit dan roket PKT akan sulit dilanjutkan. PKT berusaha merebut hegemoni dengan AS, bahkan juga meniru Uni Soviet memperluas perang ini hingga ke antariksa, mengira hal ini akan menjadi ancaman bagi militer AS. Trump dengan cepat telah membentuk Angkatan Antariksa, dan sekarang, program Starlink AS kembali melampaui, PKT semakin tidak berdaya.
Begitu terjadi konflik militer berskala besar antara AS dengan PKT, sangat mungkin akan dimulai dari perang antariksa. Jika AS lebih dulu menghabisi satelit Beidou milik PKT, berarti telah menyingkirkan ancaman rudal Dongfeng milik PKT, begitu jurus pamungkas PKT itu gagal fungsi, senjata yang tersisa hanya bisa pasif dan membiarkan dirinya jadi sasaran tembak saja.
Komando Indo-Pasifik AS mengumumkan berita seperti ini, sangat mungkin ada kaitannya dengan aksi pamer PKT akan rudal Dongfeng-nya. Pasukan AS kembali memperlihatkan keunggulannya, tidak diragukan bertujuan memperingatkan para petinggi PKT, agar jangan coba-coba menantang maut apalagi bertindak gegabah. (sud)
Keterangan Foto : Pada 13 Juni 2020, SpaceX menggunakan Falcon 9 untuk meluncurkan foto 58 satelit Starlink. (SpaceX)
Video Rekomendasi :