EpochTimesId – Media di Daratan Tiongkok mengungkapkan bahwa pihak berwenang telah berhasil membongkar situs perjodohan yang dikelola oleh sebuah kelompok penipuan berskala besar di kota Wenzhou, Zhejiang. Tersangka menggunakan ‘wanita cantik’ di Internet untuk menipu para lelaki.
Sebanyak 65 orang tersangka berhasil ditangkap. Menurut laporan situs legaldaily pada awal bulan Oktober 2017 tercatat, sebuah akun di media sosial WeChat bernama ‘Wanita Cantik’ telah menambahkan seorang pria Wenzhou bernama Mr. Chen sebagai teman.
Keduanya dengan cepat menjalin hubungan dekat satu sama lain layaknya berpacaran. Kesempatan itu kemudian dimanfaatkan ‘Wanita Cantik’ untuk meminta uang tiket perjalanan, akomodasi, isi pulsa dan seterusnya kepada Mr. Chen dengan alasan kangen dan ingin menemuinya di Wenzhou.
Agar bisa bertemu ‘Wanita Cantik’ tersebut, Mr. Chen secara bertahap telah mentransfer dana lebih dari RMB. 5.000,- kepadanya. Tetapi pihak wanita tiba-tiba mengubah sikap, bahkan menjelek-jelekan Mr. Chen yang akhirnya terpaksa melapor polisi pada 20 Oktober 2017.
Laporan tersebut menyebutkan, melalui penyelidikan diketahui bahwa akun tersebut dikelola oleh sebuah kelompok penipu via internet berskala besar. Mereka melakukan penipuan dan korbannya pun banyak yang tersebar di seluruh Daratan.
Daerah operasi utama dari kelompok tersebut adalah kota Tianmen, Propinsi Hubei. Pada 4 November di kota Tianmen, 18 orang tersangka dari kelompok ini yang bersarang di satu lokasi tertangkap. Lalu 47 orang tersangka dari dua sarang lainnya tertangkap pada 9 November 2017.
Dari 65 orang tersangka ini 12 orang adalah wanita, dengan usia seluruh anggotanya berkisar antara 17-29 tahun. Kelompok tersebut dengan memanfaatkan ‘Wanita Cantik’ sudah menipu lebih dari 200 orang dan berhasil menggondol dana lebih dari RMB 1 juta.
Laporan mengungkap modus operandi kelompok tersebut berupa, pura-pura menjadi wanita cantik nan kaya untuk menjalin persahabatan dengan pria tak dikenal melalui akun QQ. Kemudian dengan memainkan teknik bicara ‘Wanita’ tersebut menarik kedekatan hubungan dengan korban, bahkan sampai layaknya berpacaran di internet.
Mereka Lalu meminta ‘angpao’ pada para korban. Setelah dana sudah ditransfer dan masuk rekening, mereka pun tak segan-segan untuk memainkan lagi teknik berupa menjelek-jelekan korban dengan tujuan tentunya pemutusan hubungan.
Akun kelompok ini dikelolah seperti sebuah perusahaan dengan sistem seperti multi level marketing (MLM). Ada petugas sales, supervisor, manager, direktur dan direktur utama pada kedalaman lima tingkatan dengan standar komisi yang berbeda-beda.
Tentunya untuk mencapai tingkat tertentu ini, peserta perlu mengembangkan jaringan, membimbing bawahan seperti layaknya sistem MLM. Anggota dari kelompok tersebut kebanyakan juga para korban, mereka direkrut secara online dengan dalih rujukan bekerja di perusahaan kosmetik untuk menarik mereka datang ke kota Tanmen.
Setelah itu mereka dimasukkan ke tempat tinggal sewaan dengan kartu identitas, uang, telepon genggam disita. Biasanya ada seorang kepercayaan yang dijadikan petugas untuk ‘mendampingi’ para korban ini. Pada dasarnya mereka terisolir dari dunia luar dan perusahaan melakukan pelatihan ala cuci otak, mengajari teknik bicara untuk menipu.
Sarang pertama yaitu tempat tinggal sewaan yang luasnya kurang dari 18 meter persegi yang dijejali 18 orang di dalamnya. Mereka setiap harinya hanya makan dengan sayuran kubis dan kentang. Tetapi setelah mereka terkena cuci otak oleh supervisor, bahkan mengaku bahwa mereka mengkonsumsi makanan yang paling bergizi di dunia. Dan merasa bahagia karena mendapat pelayanan ala anggota keluarga sendiri.
Supervisor memberikan nama baru (samaran) untuk digunakan di internet. Nama-nama wanita cantik itu akan digunakan dalam operasi menggaet pria. Supervisor juga tak lupa untuk bermain pura-pura peduli dengan kondisi mereka. Agar mereka bersedia menyerahkan seluruh uang hasil penipuan kepada ‘perusahaan’.
Saat ini, pihak berwajib masih melakukan pendalaman kasus tersebut.
Zhejiang juga pernah mengalami kasus serupa sebelumnya. Menurut berita media resmi pada 11 Oktober bahwa ada puluhan ribu orang dari seluruh Tiongkok menjadi korban penipuan kelompok Zhejiang dengan kerugian total sekitar RMB 160 juta, 414 tersangka ditahan oleh pihak berwenang.
Para tersangka menggunakan nama dan foto-foto ‘Wanita Cantik’ untuk mencari mangsa di QQ. Selain juga memikat korban untuk bertaruh dan membeli tiket lotre melalui sebuah website.
Kelompok tersebut menyewa lokasi di gedung perkantoran tingkat tinggi di Sichuan, Chongqing dan gedung lainnya untuk menjalankan ‘perusahaan’ mereka. (sin/waa)