oleh Jin Shi
Sebuah artikel yang dimuat Wall Street Journal baru-baru ini, menyinggung soal komunis Tiongkok sedang bersaing dengan negara Barat untuk menguasai standar teknologi utama global. Komentator berpendapat bahwa untuk menggagalkan ambisi tersebut, Barat harus menerapkan decoupling (pemisahan) teknologinya dengan komunis Tiongkok.
Artikel tersebut menyebutkan bahwa dari bola lampu hingga port USB, hampir setiap produk sekarang harus memenuhi standar teknis terpadu. Dalam beberapa dekade terakhir, AS dan negara Barat lainnya telah menetapkan standar industri.
Kini, komunis Tiongkok sedang menggunakan dana nasional dan pengaruh politiknya untuk mencoba merumuskan peraturan dalam teknologi mutakhir, itu seperti telekomunikasi dan kecerdasan buatan – Artificial intelligence.
Laporan tahunan 2020 Komite Tinjauan Ekonomi dan Keamanan AS – Tiongkok dari Kongres AS menyebutkan : Niat mendominasi standar teknologi di bidang yang sedang berkembang adalah bagian dari ambisi besar rezim Beijing.
Komentator politik Tang Jingyuan mengatakan : “Standar formulasi komunis Tiongkok sebenarnya sejalan dengan rencana pengembangan teknologi tinggi mereka tahun 2025 yang disebut Standar China 2035. Jelaslah, bahwa komunis Tiongkok sedang menata strategi demi standar teknologinya kelak dipakai untuk komunitas internasional”.
Artikel menyebutkan bahwa aturan main untuk banyak teknologi generasi baru yang mengandalkan jaringan 5G sedang dirumuskan sekarang. Sedangkan masalah standar menjadi semakin mendesak. Adapun dampak dari teknologi ini terhadap keamanan nasional, menjadi semakin menonjol.
Hu Ping, kepala editor kehormatan media ‘Peking Spring’ mengatakan : “Dunia saat ini lebih mengglobal daripada di masa lalu, beberapa dekade yang lalu, atau selama Perang Dingin. Jika rezim otoriter seperti itu sampai memperoleh posisi dominan di beberapa bidang, itu tidak hanya akan mempengaruhi ekonomi atau teknologi, tetapi juga akan sangat membantu sistem otokrasi. Itu bukan soal persaingan sederhana antara dua negara, tetapi adalah persaingan antara 2 nilai dan 2 sistem”.
Pejabat komunis Tiongkok saat ini memimpin setidaknya 4 organisasi standar industri global, termasuk International Telecommunication Union yang mengelola sambungan telepon dan Internet. Selain itu, pengaruh mereka dalam Organisasi Standar Internasional (ISO) juga tumbuh berlipat ganda.
Tang Jingyuan mengatakan : “Satu-satunya strategi efektif adalah melakukan decoupling (pemisahan) teknologi sebagaimana yang telah digunakan Trump sebelumnya. Selain itu, juga melarang teknologi komunis Tiongkok yang berpotensi menimbulkan risiko keamanan nasional, serta yang memiliki penetrasi kuat untuk memasuki negara Barat. Pada saat yang sama, dalam hal transfer teknologi, mencegah negara Barat dalam bentuk tertentu untuk memberikan bantuan teknologi kepada komunis Tiongkok”.
Thierry Breton, Komisioner Eropa untuk Pasar Internal mengatakan bahwa, jika Eropa tidak menanggapi tindakan pesaingnya yakni komunis Tiongkok, itu akan merusak daya saing ekonomi dan kepemimpinan teknologinya sendiri. (sin)