Seperti Apakah Sebenarnya Keadaaan Ekonomi Tiongkok ?

oleh Zhong Yuan

Berbagai pendapat sedang diungkapkan mengenai keadaan ekonomi Tiongkok. Baru-baru ini, pernyataan Perdana Menteri Li Keqiang dapat memberikan petunjuk mengenai kebenaran tersebut.

Li Keqiang berbicara mengenai kebangkrutan perusahaan mikro, perusahaan kecil, dan perusahaan menengah selama sebuah rapat  eksekutif Dewan  Negara pada 3 Februari 2021. Beberapa hari sebelum melakukan perjalanan ke Provinsi Shanxi untuk berkunjung ke rumah tangga yang dilanda kemiskinan di sana.

Di depan dunia internasional, Li Keqiang berbicara melalui konferensi video ke-48 Group Club, nirlaba yang berbasis di London  yang mempromosikan perdagangan Inggris-Tiongkok, pada tanggal 3 Februari. Dua hari kemudian, Li Keqiang berdialog dengan beberapa pengusaha Eropa, yang mendorong persahabatan dan pengembangan.

“Dihadapkan pada dampak epidemi dan penurunan ekonomi dunia yang dalam,” demikian rezim Tiongkok “dengan tegas mengadopsi kebijakan makro yang efektif dan mencapai hasil yang baik di dengan biaya yang wajar, “mencapai” tingkat pertumbuhan tahun 2020 sebesar 2,3 persen tahun ke tahun,” kata Li Keqiang, yang menyatakan dalam  pembicaraannya dengan orang Eropa.  Ia juga mengklaim banyaknya usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah dan bisnis individu di Tiongkok telah mencapai 130 juta, dan Tiongkok akan mematuhi kebijakan pembukaan pasar.

Li Keqiang jelas-jelas sedang menjajaki setiap kemungkinan jalan untuk menarik modal dan teknologi Eropa, tak lain untuk memperluas pasar Tiongkok di Uni Eropa, untuk menutupi kerugian yang dikaitkan dengan  sanksi Amerika Serikat.

Tetapi, gambaran yang dilukiskan Li Keqiang mengenai kesejahteraan ekonomi Tiongkok sebenarnya masih jauh dari kebenaran. 

Pada 7 Februari, saat Li Keqiang  mengunjungi kota Yuncheng, Provinsi Shanxi, ia mengetahui bahwa penduduk setempat pernah membakar ranting pohon buah-buahan dan butiran jerami, untuk membuat api untuk memasak dan memanaskan — untuk itu Li Keqiang mengatakan bahwa di wilayah utara, sumber pemanas harus ditentukan berdasarkan “keadaan setempat” untuk menemukan pilihan yang paling sesuai antara batu bara, listrik, dan gas.

“Itu harus didasarkan pada perasaan orang yang sebenarnya. Dan kita harus membuat mereka merasa bahwa pilihan itu adalah berguna, ekonomis, dan nyaman,” ujarnya.

Tur inspeksi Li Keqiang memberikan bukti nyata mengenai keadaan  kehidupan nyata orang Tiongkok, di lapisan bawah masyarakat, yang harus menggunakan bahan bakar paling primitif hanya untuk membuat makanan.

Rekapitulasi Beijing mengenai perjalanan Li Keqiang, yang diposting di situs web Dewan Negara, juga menyebutkan bahwa Li Keqiang mampir ke rumah warga dan bertanya apakah keluarganya mengalami ketidaknyamanan. Warga menjawab bahwa pasokan air tidak dapat diandalkan dan mereka tidak memiliki pemanas di musim dingin.

Li Keqiang juga membagikan beberapa barang untuk Tahun Baru Imlek di antara orang miskin. Sementara isyarat tersebut, tidak menyelesaikan keadaan perumahan dan pemanas yang buruk dari orang-orang ini. Hal ini menggambarkan  kehidupan rakyat biasa Tiongkok yang sebenarnya. Bahkan, benar-benar menyanggah penipuan media pemerintah.

Pada pertemuan eksekutif Dewan Negara tanggal 3 Februari, Li Keqiang menekankan perlunya “memperbaiki” kebijakan untuk perusahaan mikro, hingga perusahaan menengah yang bangkrut.

“Saat ini ada lebih dari 130 juta entitas pasar terdaftar di seluruh Tiongkok. Diperlukan untuk menyederhanakan sistem ‘pembatalan’ untuk usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah sehingga usaha-usaha ini dapat dengan mudah membuka diri dan mudah keluar, tepat waktu,” tandas Li Keqiang.

Meskipun tampaknya ketika Li Keqiang menyebut “lebih dari 130 juta” perusahaan Tiongkok, ia tahu bahwa banyak dari perusahaan-perusahaan tersebut yang benar-benar tutup dan berhenti beroperasi; karena sulit “membatalkan” perusahaan-perusahaan tersebut, perusahaan-perusahaan tersebut masih dianggap perusahaan terdaftar. Bahkan kebangkrutan pun tidak valid, kecuali disetujui oleh Partai Komunis Tiongkok.

Tanpa pembatalan resmi, perusahaan-perusahaan tersebut masih diklasifikasikan sebagai perusahaan yang beroperasi normal.

Sebanyak 130 Juta perusahaan kira-kira sama dengan satu perusahaan untuk setiap 10 orang di Tiongkok, sebuah situasi yang menunjukkan masalah pengangguran yang serius. 

Pertumbuhan ekonomi bahkan lebih tidak baik. Rezim komunis Tiongkok mengklaim bahwa, Tiongkok mengalami pertumbuhan 2,3 persen pada tahun 2020, tetapi diyakini sebenarnya angka tersebut adalah negatif.

Dalam pertemuan Dewan Negara, Li Keqiang juga menjelaskan secara rinci, salah satu keuntungan dari bergabungnya Tiongkok dengan perjanjian perdagangan bebas Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional, yang ditandatangani oleh 15 negara Asia-Pasifik. 

Li Keqiang mengatakan, ketentuan perjanjian mengenai aturan asal memungkinkan  produk yang dibuat dengan bahan yang berasal dari anggota negara Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional, untuk diberi label sedang dibuat dengan bahan di negara penghasil. Penerapan ketentuan ini memudahkan untuk mendapatkan preferensi tarif.

Terus terang, tujuan utama  Komunis Tiongkok bergabung dengan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional, adalah menggunakan perdagangan ekspor ulang negara lain untuk menyembunyikan asal produk yang sebenarnya. Selain itu, untuk memotong tarif Amerika Serikat yang saat ini  dikenakan pada impor Tiongkok. 

Tujuan tersebut juga membuktikan bahwa teori “sirkulasi internal” Partai Komunis Tiongkok adalah tidak berfungsi. Bahkan, masih harus bergantung pada ekspor jumlah produk yang disamarkan secara besar-besaran ke Amerika Serikat .

Pada tanggal 3 Februari, Li Keqiang juga berpartisipasi dalam sesi video yang diadakan oleh 48 Group Club. 

“Tiada es yang tidak dapat dipecahkan atau tiada perbedaan yang tidak dapat diselesaikan,” kata Li Keqiang, hal demikian menurut pembacaan Kementerian Luar Negeri Tiongkok. “Tiongkok selalu menganggap penting untuk mengembangkan hubungan bilateral dengan Inggris, dan mempromosikan pemulihan ekonomi.”

Hal ini menunjukkan bahwa, Li Keqiang sangat bersemangat mencari saluran ekspor, karena mengandalkan “sirkulasi internal” adalah tidak cukup.

Pada tanggal 5 Februari, media pemerintahan komunis Tiongkok, Xinhua menerbitkan komentar berjudul “Tren ekonomi dan pertukaran perdagangan tidak dapat dihentikan; cara memahami dengan benar arah  hubungan Tiongkok-Amerika Serikat, “yang berulang kali menekankan”, tren yang tidak dapat diubah dari ekonomi dan kerjasama perdagangan Tiongkok-Amerika Serikat.” 

Hal ini menunjukkan bahwa, isolasi dari masyarakat internasional telah menyebabkan masalah ekonomi yang cukup besar bagi Tiongkok, dan Komunis Tiongkok sangat ingin menerobos hambatan.

Aktivitas Li Keqiang baru-baru ini memperjelas bahwa, ekonomi Tiongkok sangat membutuhkan  investasi, teknologi, dan pasar Barat dan Amerika Serikat. Namun, sambil mencoba segala cara yang mungkin untuk menipu masyarakat internasional dan untuk mencapai tujuan hegemoni, kapankah  Komunis Tiongkok  belajar bahwa mata pencaharian rakyat Tiongkok harus diutamakan?

Zhong Yuan, seorang peneliti yang berfokus pada sistem politik Tiongkok, proses demokratisasi negara, situasi hak asasi manusia, dan mata pencaharian warga Tiongkok. Dia mulai menulis komentar untuk The Epoch Times edisi bahasa Mandarin pada tahun 2020