oleh Cathy He
.
Amerika Serikat secara resmi bergabung kembali dengan “Perjanjian Paris” pada (19/2/2021). Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menggambarkan perubahan iklim sebagai “ancaman eksistensial” dan berjanji akan melakukan lebih banyak upaya untuk mengurangi emisi karbon. Namun, para analis khawatir bahwa ini dapat menyebabkan hubungan Amerika Serikat dan komunis Tiongkok menjadi lebih dekat.
Meskipun pejabat Biden secara umum menyatakan mereka akan melanjutkan sikap keras pemerintahan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump terhadap komunis Tiongkok, tetapi mereka juga menunjukkan perlunya aspek “kooperatif” dari hubungan kedua negara.
Selama kampanye, Biden menyatakan bahwa ia akan bekerja sama dengan pihak berwenang Tiongkok di bidang yang menjadi perhatian bersama seperti perubahan iklim dan non-proliferasi nuklir.
Para ahli khawatir bahwa kerja sama Amerika Serikat dalam perubahan iklim dapat menyebabkan pemerintahan Biden membuat konsesi di bidang utama lainnya, seperti hak asasi manusia, perdagangan, dan keamanan nasional.
Otoritas Beijing menyatakan bahwa Amerika Serikat harus menerima persyaratannya sebelum kedua belah pihak bisa bekerja sama.
“Tiongkok bersedia bekerja sama dengan Amerika Serikat dan masyarakat internasional untuk mengatasi masalah perubahan iklim,” ujar Zhao Lijian, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada 28 Januari lalu.
“Pada kesempatan ini saya juga ingin menekankan bahwa kerja sama antara Tiongkok dan Amerika Serikat di bidang tertentu… terkait erat dengan hubungan Tiongkok dengan Amerika Serikat secara keseluruhan,” tambah Zhao Lijian.
Zhao Lijian mengatakan bahwa rezim komunis Tiongkok kembali menekankan bahwa jangan ada pihak yang berharap di satu sisi ingin mencampuri urusan dalam negeri Tiongkok dan merugikan kepentingan Tiongkok. Di sisi lain, juga meminta Tiongkok untuk memberikan pemahaman dan dukungan secara bilateral dan urusan global.
Rezim komunis Tiongkok memberi label penindasan terhadap etnis minoritas di Xinjiang dan Tibet, penindasannya terhadap kebebasan Hongkong, serta intimidasi Taiwan sebagai bagian dari kepentingan inti Tiongkok dan tidak mengizinkan dunia luar angkat bicara.
Pernyataan di atas disampaikan Zhao Lijian setelah John Kerry, utusan khusus Presiden Biden untuk masalah iklim berjanji untuk tidak menggunakan masalah yang terkait dengan perubahan iklim sebagai alat tukar untuk membahas masalah masalah penting, termasuk pencurian hak kekayaan intelektual dan agresi militer di Laut Tiongkok Selatan.
“Isu Iklim adalah masalah independen utama,” kata John Kerry.
Menurut John Kerry, Tiongkok adalah penghasil gas rumah kaca terbesar di dunia, menyita sekitar 30%.
“Oleh karena itu, kita perlu segera mencari cara untuk mengisolasi masalah iklim dan bergerak maju,” ujarnya.
Gordon Chang, penulis buku “Tiongkok Nyaris Runtuh” baru-baru ini mengatakan kepada grup media Epoch Times, mengingat kondisi yang ditetapkan oleh Beijing, Amerika Serikat jadi tidak memiliki kemungkinan untuk bekerja sama dengannya.
“Sikap komunis Tiongkok adalah jika Anda tidak menjaga hubungan baik dengan kami dalam segala hal, jangan pernah berpikir untuk bekerja sama,” ujar Gordon Zhang.
“Jika ini adalah pilihan yang kami hadapi, kami harus menolak untuk bekerja sama dengannya. Karena Tiongkok sedang mencoba untuk membatasi area dimana kami dapat terlibat dalam diskusi yang konstruktif,” tambah Gordon Chang.
Gordon Zhang menunjukkan bahwa bagaimanapun, Amerika Serikat tidak perlu memberikan apapun kepada otoritas Beijing untuk mengambil tindakan terhadap masalah iklim.
“Rakyat Tiongkok berada di planet yang sama dengan kita. Jadi mereka memiliki kepentingan yang sama dalam mencegah perubahan iklim, untuk itu kami tidak perlu memberi mereka apapun,” kata katanya.
Clyde Prestowitz, mantan negosiator perdagangan pemerintahan Reagan dan juga penulis buku “The World Turned Upside Down: America, China, and the Struggle for Global Leadership,” percaya bahwa setiap negosiasi dengan komunis Tiongkok tentang perubahan iklim hanyalah membuang-buang waktu.
“Negosiasi dengan komunis Tiongkok tidak akan mencapai kesepakatan apapun yang dapat kita terima,” kata Clyde Prestowitz.
“Anda tidak bisa mengharapkan komunis Tiongkok untuk menepati janjinya,” tambahnya.
Matt Pottinger, mantan pejabat keamanan nasional Trump juga memperingatkan, pemerintahan Biden jangan sampai jatuh ke dalam perangkap negosiasi yang dibuat oleh Beijing.
Menurut Matt Pottinger, pemerintah Amerika Serikat berturut-turut telah membuang banyak waktu dalam dialog formal dengan komunis Tiongkok, tetapi gagal mencapai hasil yang konkret. Itu memungkinkan rezim Beijing untuk terus mengambil tindakan yang merugikan Amerika Serikat, seperti pencurian hak intelektual dan lainnya.
Untuk mengurangi emisi karbon, Gordon Chang menyarankan agar Amerika Serikat berhenti membeli produk dari Tiongkok dan membiarkan industri manufaktur kembali ke Amerika Serikat, karena industri perkapalan merupakan industri yang sangat berpolusi.
“Pendekatan ini akan sangat membantu perubahan iklim, tentu saja, selain itu, ada juga beberapa rantai kunci yang bermanfaat bagi kita,” kata Gordon Chang. (hui)