Rezim Tiongkok Menindak Aksi Protes Massal Ribuan Pekerja di Provinsi Guangdong

Alex Wu

Ribuan pekerja di provinsi Guangdong, Tiongkok turun ke jalan di depan tempat kerja mereka untuk memprotes pemotongan gaji, kerja lembur tanpa bayaran, dan tunggakan asuransi sosial yang harus dibayar oleh bos mereka.

Aksi protes buruh merebak di depan Nanhua Metal Gem Craft Co. Ltd. di Nanhai, Kota Foshan, Tiongkok, pada 18 Maret dan dilanjutkan hingga 19 Maret 2021. 

Otoritas setempat mengirimkan sejumlah besar aparat kepolisian untuk memantau massa. Pada akhirnya, aparat menindak aksi protes tersebut. Lebih dari 40 pekerja ditangkap polisi.

Aksi protes dimulai sekitar pukul 6 sore waktu setempat pada 18 Maret 2021. Bermula dari kerumunan lebih dari seratus karyawan yang berkumpul di gerbang pabrik, kemudian massa melonjak menjadi dua hingga tiga ribuan massa pada larut malam.

Lin, seorang karyawan di perusahaan yang mengikuti aksi protes tersebut, mengatakan kepada The Epoch Times, bahwa sekitar 70 kendaraan polisi dikerahkan ke lokasi unjuk rasa sekitar pukul 2 pagi pada tanggal 19 Maret 2021. Tidak ada penangkapan yang dilakukan dalam semalam dan “situasinya relatif normal serta semua orang rasional.”

Akan tetapi, pada pagi harinya pada 19 Maret 2021, polisi mulai menangkap para pekerja.

Keterangan Foto : Ribuan karyawan Nanhua Metal Gem Crafts Co., Ltd., di Kota Foshan, Provinsi Guangdong, berkumpul di depan pabrik mereka untuk memprotes pembayaran dan ketentuan pada 18 Maret 2021. (Disediakan)

“Sekitar pukul 10 pagi, 400 atau 500 polisi dan polisi khusus tiba-tiba muncul dan mulai menangkap pekerja. Polisi khusus memegang tameng, dan bersenjata. Mereka menangkap siapa pun yang mereka lihat di tempat kejadian,” kata Lin. Ia menambahkan bahwa sekitar 40 hingga 50 orang ditangkap, termasuk pekerja wanita.

The Epoch Times memperoleh video yang menunjukkan aparat kepolisian di tempat protes melakukan penangkapan.

Beberapa pekerja pabrik kepada The Epoch Times mengatakan bahwa, perusahaan saat ini memiliki 4.000 hingga 5.000 karyawan, dengan kebanyakan dari mereka telah bekerja di sana selama lebih dari sepuluh tahun. Perusahaan biasanya membayar gaji mereka dengan sistem tarif waktu, dan ada banyak pembayaran kerja lembur.

https://www.youtube.com/watch?v=ISgCqUF917k&t=97s

Namun, sejak dimulainya pandemi tahun lalu ditambah dengan dampak perang perdagangan Tiongkok-AS, perusahaan berbasis perdagangan luar negeri tersebut mengalami kesulitan operasional dan penundaan pesanan, sehingga pekerja hanya bekerja selama tiga hari seminggu.

Kemudian, ketika pekerjaan dimulai kembali secara penuh setelah Tahun Baru tahun ini, karyawan menemukan bahwa perusahaan telah beralih ke sistem pembayaran borongan, bukan per jam. Karyawan juga diminta untuk menandatangani kontrak baru dengan perusahaan, menurut Li, seorang karyawan dari perusahaan lainnya.

Li mengatakan bahwa setelah terjadi perubahan tersebut, gaji bulanan karyawan turun dari 4.000 – 5.000 yuan, menjadi 2.000 hingga 3.000 yuan. Banyak pekerja tidak punya pilihan selain mengambil pekerjaan sampingan, untuk menghidupi diri mereka sendiri dan keluarga mereka.

Selain gaji yang diturunkan secara drastis, Lin mengatakan masalah asuransi sosial juga menjadi pemicu utama unjuk rasa. Sekarang, 90 persen karyawan tidak bisa mengundurkan diri. Pasalnya, pembayaran asuransi sosial mereka terkait dengan perusahaan. Lin mulai bekerja di pabrik tersebut pada Tahun 2005, tetapi tidak dibayar asuransi sosialnya hingga 2011.

“Kebanyakan orang sekarang protes karena masalah ini. Kami meminta bos untuk menebus asuransi sosial yang telah mereka bayar kepada kami, ”kata Lin kepada The Epoch Times. 

Ia juga mengatakan : “Kami telah mencoba banyak cara untuk berbicara dengan manajemen pabrik dan kami pergi ke pemerintah daerah kotapraja untuk meminta bantuan. Mereka tidak melakukan apapun. Jadi, para pekerja terpaksa memprotes, karena tidak ada jalan lain. Kami semua melakukannya secara spontan. Tidak ada korlap yang mengaturnya. “

Para pekerja mengatakan bahwa perlakuan perusahaan terhadap karyawan, juga menurun sejak Tahun 2018, termasuk penurunan kualitas makanan pekerja dan pembatalan jamuan hari raya, di antara faktor-faktor lainnya.

Menurut data publik, Nanhua Metal Gem Craft Co. Ltd. didirikan pada tahun 1996 dan ruang lingkup bisnisnya meliputi produksi dan penjualan barang-barang seperti tempat jam tangan, Straps, produk kerajinan batu semi mulia, ornamen logam, perakitan jam, dan  manufaktur kerajinan logam.

Protes pekerja terkait masalah ketenagakerjaan di Tiongkok terus meroket. Dikarenakan, mereka berjuang terkait pekerjaan yang dibayar dengan upah rendah serta menawarkan sedikit perlindungan kesejahteraan sosial. Kondisi pekerja semakin memburuk, seiring memburuknya perekonomian Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah pandemi tahun lalu.

Bahkan, ribuan pengemudi jasa pengiriman di Shenzhen menggelar mogok pada bulan lalu karena gaji yang diturunkan. Sementara itu, pimpinan aliansi pengemudi jasa pengiriman setempat ditangkap. Dikarenakan, ia dituduh memobilisasi pengemudi di seluruh negeri untuk mengambil tindakan guna melindungi hak-hak mereka. Awal tahun ini, protes pekerja migran meletus di seluruh negeri, saat mereka menuntut upah yang harus dibayarkan sebelum tahun baru Imlek.

Menurut LSM Tiongkok, Labour Bulletin yang berbasis di Hong Kong, dalam enam bulan hingga 20 Maret 2021, telah terjadi 502 pemogokan massal dan 277 seruan bantuan dari pekerja, terkait masalah-masalah perburuhan di seluruh daratan Tiongkok. (asr)

Ribuan karyawan Nanhua Metal Gem Craft Co., Ltd. di Nanhai, Provinsi Guangdong, Tiongkok, berkumpul di pintu masuk pabrik mereka untuk memprotes pemotongan gaji dan asuransi sosial yang belum dibayar oleh perusahaan pada 18 dan 19 Maret 2021. (Supplied)

FOKUS DUNIA

NEWS