oleh Luo Tingting
Berdasarkan laporan beberapa media bahwa pada Skuadron Kontrol Luar Angkasa ke-18 Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat – 18SPCS mengumumkan lewat Twitter berita tentang disintegrasinya satelit buatan Tiongkok ‘Yunhai 1-02’. Militer Amerika Serikat mengkonfirmasi bahwa satelit tersebut hancur pada 18 Maret pukul 07:41. Setelah meledak, satelit tersebut pecah menjadi 21 kepingan.
‘Yunhai 1-02’ diregistrasi dengan nomor 44547 pada katalog Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara (North American Aerospace Defense Command. NORAD), dan diregistrasi di internasional dengan nomor 2019-063A.
Kantor Berita Rusia ‘Sputnik’ melaporkan, menurut berita China Aerospace Science and Technology Corporation sebelumnya bahwa ‘Yunhai 1-02’ dikembangkan oleh Akademi Riset Kedelapan Perusahaan Sains dan Teknologi Dirgantara Tiongkok (China Aerospace Science and Technology Corporation Eighth Research Academy).
Satelit tersebut terutama digunakan untuk mendeteksi elemen lingkungan atmosfer dan laut, deteksi lingkungan ruang angkasa, pencegahan dan mitigasi bencana, eksperimen ilmiah dan lainnya.
Pada 25 September 2019, roket pembawa orbital ‘Long March 2D’ meluncur dengan membawa ‘Yunhai 1-02’ ke orbit luar angkasa terjadwal dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan, Mongolia Dalam.
Disintegrasinya secara tiba-tiba ‘Yunhai 1-02’ menyebabkan perhatian dari publik. Ada rumor yang beredar di jaringan Internet daratan Tiongkok yang menyebutkan bahwa satelit tersebut mungkin telah mengalami serangan sehingga meledak. Tetapi ada juga pendapat bahwa satelit tersebut mungkin hancur dengan sendirinya.
18SPCS pada 10 Maret memberitakan bahwa satelit usang NOAA-17 milik National Oceanic and Atmospheric Administration yang meledak di luar angkasa, telah hancur menjadi 16 kepingan puing.
Menurut analisis media Rusia, kecil kemungkinan ‘Yunhai 1-02’ itu mengalami serangan, karena jika satelit itu mendapat serangan, maka pecahannya akan lebih dari 21 potong.
Selain itu, satelit tersebut baru beroperasi selama kurang dari 2 tahun dan tidak semestinya hancur dengan sendirinya. Jadi alasan yang lebih mungkin adalah bahwa satelit tersebut hancur karena terkena hantaman dari puing-puing luar angkasa.
Ledakan satelit komunis Tiongkok ini juga menimbulkan diskusi panas di antara para netizen dalam dan luar negeri.
Ada netizen yang secara blak-blakan menyebutkan : “Disintegrasi satelit milik komunis Tiongkok ini bukanlah hal yang aneh. Tapi tidak aneh bagi Amerika Serikat yang mampu mengamati keseluruhan proses hancurnya satelit tersebut. Ini lho teknologi !”
Ada juga netizen lain menulis : “Ini merupakan tanda-tanda rezim komunis Tiongkok yang jahat akan segera menemui ajalnya.” (sin)