Jing Zhongming
British Medicines and Medical Products Regulatory Agency (MHRA) kepada AFP menyatakan pada (3/4/2021) bahwa pada 24 Maret, 30 kasus trombosis telah terjadi setelah dosis pertama vaksin AstraZeneca (AZ), di mana 7 orang telah meninggal dunia.
Namun, badan tersebut mengatakan bahwa manfaat vaksinasi AZ lebih besar daripada kerugiannya, dan risiko trombosis sangat rendah. Badan itu mendorong masyarakat untuk terus menggunakannya.
MHRA juga mengeluarkan pernyataan pada tanggal 2 April, mengatakan bahwa vaksin AZ telah melaporkan lebih sedikit reaksi merugikan yang jarang terjadi dibandingkan vaksin lain yang biasa digunakan. European Medicines Agency (EMA) juga kembali menyatakan pada 31 Maret, bahwa vaksin tersebut aman.
Trombosis dan kematian setelah vaksinasi dengan vaksin AZ terus berlanjut. Saat ini, banyak negara di Eropa dan Afrika telah menangguhkan atau menghentikan sementara vaksinasi AZ.
EMA mengonfirmasi bahwa vaksin AZ telah diganti namanya menjadi Vaxzevria mulai 25 Maret 2021. Menurut AstraZeneca, rencana perubahan nama tersebut sudah beroperasi beberapa bulan lalu dan bukan merupakan tindakan sementara. Namun, banyak orang percaya bahwa perubahan nama tersebut mungkin untuk membalikkan kesan negatif yang ditinggalkan oleh vaksin AZ sebelumnya, karena efek sampingnya.
Media Inggris “The Sun” melaporkan bahwa pada malam tanggal 23 Maret, waktu setempat, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berseru dalam pertemuan pribadi: “Program vaksinasi kami berhasil karena kapitalisme dan keserakahan teman kami.”
Tidak hanya vaksin AZ, tetapi vaksin virus Komunis Tiongkok (COVID-19) global saat ini dengan cepat diluncurkan. Itu setelah negara-negara di dunia mengurangi proses penelitian dan pengembangan. Banyak vaksin telah mengekspos sejumlah besar efek samping dan kasus kematian. (hui)