Insiden ‘Kecelakaan’ di Fasilitas Nuklirnya, Iran Klaim Diserang ‘Tindakan Terorisme’

Lin Nan

Sebuah kecelakaan terjadi di fasilitas Nuklir Iran. Kepala Organisasi Energi Atom Iran -IAEO- Ali Akbar Salehi kepada CNN mengatakan, serangan tersebut menunjukkan kemajuan Iran dalam ilmu nuklir. Ia mengklaim kini musuh negosiasi nuklir sedang dalam keputusasaan. Ia menuding kecelakaan tersebut adalah operasi teroris. 

Sebelumnya, pemerintah Iran menyatakan bahwa mereka akan memulai sentrifugal pengayaan uranium baru di pembangkit listrik tenaga nuklirnya. Pemerintah Iran mengonfirmasi bahwa sebuah “insiden” telah terjadi di Natanz. 

Juru bicara badan nuklir Iran, Behrouz Kamalvandi mengklaim, insiden itu tidak menyebabkan cedera atau kebocoran terhadap warga sipil. Ia menjelaskan, penyebab kecelakaan sedang diselidiki dan informasi lebih lanjut akan diumumkan.”

Dalam sebuah laporan dari kantor berita lokal Iran, pejabat Iran lainnya mengatakan fasilitas itu mungkin diserang. Pejabat itu berspekulasi, bahwa fasilitas nuklir Natanz mungkin menjadi sasaran serangan, karena sedang membahas pemulihan perjanjian nuklir Iran dengan negara-negara Barat. Amerika Serikat sudah menarik diri dari perjanjian tersebut, ketika mantan Presiden AS Donald Trump masih menjabat.

Seorang juru bicara Badan Energi Atom Internasional kepada CNN melalui email pada hari Minggu bahwa badan tersebut mengetahui laporan media. Akan tetapi menyampaikan, tidak memiliki komentar pada saat ini.”

Sehari sebelumnya, Sabtu 10 April, Presiden Iran, Hassan Rouhani mengumumkan injeksi gas uranium ke 164 sentrifugal IR-6, 30 sentrifugal IR-5, dan tes mekanis pada mesin IR-9 dengan kapasitas 50 mesin IR-1 di fasilitas nuklir negara itu. Hal demikian disampaikannya dalam rangka peringatan 15 tahun Hari Teknologi Nuklir Nasional Iran. Rouhani mengklaim, aktivitas nuklir Iran adalah untuk “perdamaian dan penggunaan sipil.”

Pada Juli tahun lalu, kebakaran juga terjadi di pembangkit listrik tenaga nuklir Natanz. Pemerintah Iran juga mengklaim dikarenakan adanya serangan terhadap program nuklirnya. Pembangkit listrik tenaga nuklir Natanz juga menjadi target serangan cyber Stuxnet tahun 2010 lalu.

Iran dan penandatangan lainnya dari perjanjian nuklir Iran, akan menggelar pembicaraan di Wina pada minggu ini. Pejabat Amerika Serikat juga akan mengunjungi Wina dan bertemu dengan perwakilan dari penandatangan perjanjian itu. Namun demikian, pejabat AS  tidak bertemu langsung dengan pejabat Iran.

Setelah Trump menarik Amerika Serikat dari perjanjian nuklir, administrasi Trump mulai menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran. Para pejabat Iran meminta agar Amerika Serikat mencabut semua sanksi pada era Trump. (sin)

FOKUS DUNIA

NEWS