Secret China
Hasil penelitian terbaru yang diterbitkan oleh para ilmuwan UNESCO dalam jurnal Science menemukan bahwa akibat kerusakan bumi oleh umat manusia, pada sekitar tahun 2040, seperlima dari populasi dunia akan menghadapi krisis eksistensial akibat penurunan permukaan tanah.
Para peneliti menyimpulkan bahwa kerusakan bumi akibat ulah manusia dari waktu ke waktu telah menjadi semakin parah. Dalam 100 tahun terakhir, setidaknya 200 kota di 34 negara telah mengalami masalah penurunan permukaan tanah.
Jika hal itu tidak dapat dikendalikan secara efektif, maka dalam 30 tahun ke depan, selain wilayah-wilayah yang telah diketahui ini, akan ada lebih banyak kasus serupa yang muncul. Konsekuensinya akan sulit untuk dapat diatasi.
Penurunan permukaan tanah dapat menimbulkan konsekuensi yang mengerikan
Peneliti mengatakan di masa lalu, masyarakat percaya bahwa bencana alam yang paling menakutkan di muka bumi adalah gempa bumi, tsunami, tanah longsor, letusan gunung berapi dan lainnya. Namun hanya sedikit orang yang memperhatikan masalah lain, yaitu penurunan permukaan tanah.
Karena penurunan permukaan tanah merupakan proses yang sangat lambat, sangat lambat sampai sulit bagi masyarakat untuk merasakan perubahannya. Berbeda dengan bencana alam lainnya yang terjadi secara tiba-tiba dan menimbulkan akibat yang sangat mengerikan, sebaliknya penurunan permukaan tanah terjadi sangat lambat, tetapi konsekuensi yang ditimbulkan sulit untuk diatasi.
Apa konsekuensi mengerikan dari penurunan permukaan tanah ?
Ketidakstabilan permukaan tanah akan menyebabkan bangunan-bangunan di atas tanah tersebut roboh, dan akibat dari penurunan permukaan tanah, air laut akan masuk menggenangi wilayah pesisir. Dengan penurunan permukaan tanah berangsur-angsur menyebabkan luas daratan menyusut, dan tentu saja rumah manusia akan terendam.
Asia adalah wilayah yang paling parah menghadapi penurunan permukaan tanah
Menurut temuan pemodelan, penurunan permukaan tanah yang paling serius saat ini terutama terkonsentrasi di wilayah Asia. Dalam 30 tahun ke depan, banyak orang Asia akan kehilangan rumah mereka karena penurunan permukaan tanah. Di banyak kota besar di daratan Tiongkok, seperti Shanghai dan Tianjin, sudah terjadi banyak bahaya yang disebabkan oleh penurunan permukaan tanah.
Dilihat dari sebaran penurunan permukaan tanah saat ini, di kawasan pesisir Jakarta, sudah banyak rumah di tepi laut yang sudah berada di bawah permukaan air laut, dan laju penurunan permukaan tanah tahunan sudah mencapai 28 cm. Mungkin tidak sampai 30 tahun, maksimal 10 sampai 20 tahun, wilayah itu sudah tidak layak untuk hunian lagi.
Perspektif lingkungan global, dalam 100 tahun terakhir, setidaknya 200 kota di 34 negara telah mengalami masalah penurunan permukaan tanah, dan dalam 30 tahun ke depan, selain wilayah-wilayah yang telah diketahui sebelumnya itu, daerah bahaya baru akan terus bermunculan.
Para peneliti mengatakan bahwa dalam 30 tahun ke depan, setidaknya 1,6 miliar orang akan kehilangan rumah mereka selamanya karena penurunan permukaan tanah, dan lebih dari sepertiga orang akan menjadi penduduk langganan banjir di masa depan.
Faktor yang menyebabkan penurunan permukaan tanah
Penyebab utama penurunan permukaan tanah adalah eksploitasi sumber daya mineral yang berlebihan oleh manusia, juga eksploitasi air tanah, gas alam, dan minyak yang tidak dibatasi.
Banyak peneliti mengatakan bahwa meskipun abad ke-21 adalah abad kemajuan pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi bagi umat manusia, tetapi efek negatif yang ditimbulkannya kalau saja tidak bisa secepatnya diatasi, mungkin saja peradaban manusia sulit berlanjut. (Sin)