Li Yun
Kecelakaan terjadi di sebuah tambang bijih besi di Kabupaten Dai, Xinzhou, Provinsi Shanxi, Tiongkok, Kamis (10/6/2021). Sebanyak 13 orang terjebak. Sehari kemudian, 1.084 penyelamat diterjunkan ke area penambangan untuk membersihkan lumpur. Akan tetapi keberadaan 13 orang pekerja masih belum jelas. Sedangkan media corong partai Komunis Tiongkok tak melaporkannya secara rinci.
Menurut media Shanxi, Tambang Bijih Besi Dahongcai tersebut terletak di Kota Nieying, Kabupaten Dai, Kota Xinzhou, Provinsi Shanxi. Pertambangan itu milik perusahaan swasta.
Kecelakaan saluran air menjadi penyebabnya di pertambangan No.4 pada Pukul 12:49 waktu setempat. Saat kecelakaan terjadi, ada 16 penambang yang bekerja. Sedangkan 3 diantaranya berhasil diangkat dari lubang bawah tanah. Adapun 13 pekerja lainnya masih terjebak di dalamnya.
Pada pukul 05.00, Jumat (11/6) pihak berwenang mengerahkan 1.084 tim penyelamat dan 69 pompa air, 18.000 meter pipa drainase bertekanan tinggi, pendeteksi kehidupan, kayak, peralatan menyelam, dan peralatan lainnya untuk operasi penyelamatan.
Lebih tiga jam kemudian, fasilitas drainase berhasil terhubung, dan permukaan air mulai turun.
Laporan menyebutkan, Provinsi Shanxi langsung mengeluarkan pemberitahuan mendesak. Isinya mewajibkan semua tambang bawah tanah non-batubara untuk menangguhkan produksi. Selain itu, diminta menggelar inspeksi besar-besaran terkait keselamatan.
Pada hari itu, Komite Partai Provinsi Shanxi dan Pemerintah, menggelar konferensi video tentang keselamatan tambang di provinsi tersebut di lokasi bijih besi. Mereka menuntut agar semua aspek tanggung jawab produksi, keselamatan dan masalah serupa harus dicegah agar tidak terulang.
Sedangkan media Komunis Tiongkok, tidak menyebutkan apakah 13 orang yang terperangkap di bawah tambang bijih besi itu, masih hidup atau meninggal dunia.
Sebelumnya catatan buruk tambang juga terjadi. Pada Sabtu (5/6/2021), terjadi kebocoran gas di Tambang Batubara Jixi di Provinsi Heilongjiang. Laporan resmi menyebutkan, sebanyak 8 orang diketahui telah kehilangan kontak.
Pada 4 Juni, kebocoran gas besar dan lubang yang runtuh juga terjadi di Tambang Batubara Hebi di Provinsi Henan. Pada saat kejadian, ada 355 pekerja di tambang. Pejabat setempat mengonfirmasi, bahwa 8 orang tewas karena lemas.
Sejak Januari tahun ini, terjadi lebih dari 10 kecelakaan tambang yang hanya dilaporkan secara resmi oleh Komunis Tiongkok. Insiden kecelakaan itu termasuk di Tambang Emas Hushan di Qixia, Yantai, Shandong pada bulan Januari, yang menyebabkan 10 orang tewas dan seorang hilang.
Pada Februari, kecelakaan tambang juga terjadi di Tambang Emas Zhaoyuan di Shandong menyebabkan 6 orang tewas dan 4 terluka. Pada bulan Maret, kecelakaan tambang batu bara Shigang dari Grup Shanxi Huayang, menewaskan 4 orang. Pada bulan April, kecelakaan tambang batu bara Dongfeng dari Guizhou Liming Energy Group menyebabkan 8 orang tewas.
Pada April lalu, sebanyak 21 penambang terjebak dalam kecelakaan tambang batu bara Fengyuan di Kabupaten Hutubi, Xinjiang. Sedangkan 2 orang tewas disebabkan oleh kecelakaan tambang batu bara Jianliao Keng di Fujian pada bulan yang sama. Sebanyak 6 penambang, juga terjebak di tambang batu bara Xin’an di Shandong Zao Mining Group pada Mei lalu. Pada bulan yang sama kecelakaan pertambangan Chifeng Jusen di Mongolia Dalam menyebabkan 1 orang tewas.
Perlu dicatat bahwa pada (10/4), media corong partai Komunis Tiongkok melaporkan bahwa 21 orang terjebak dalam kecelakaan akibat banjir di Tambang Batubara Fengyuan, Kota Queergou, Kabupaten Hutubi, Prefektur Changji, Xinjiang. Akan tetapi, tidak ada lagi kabar setelah itu.
Menurut berita yang diterima oleh NTDTV, setelah kecelakaan Jumat (7/5/2021), daerah setempat mulai membersihkan lumpur pada Senin (10/5/2021). Sebanyak 20 jenazah ditemukan, dan seorang masih belum ditemukan. Setelah itu, hak-hak anggota keluarga distabilkan. Pihak keluarga juga dipaksa untuk menerima perjanjian kompensasi. (Hui)