oleh Zhang Yujie
Olimpiade Musim Dingin ke-24 akan diadakan di Beijing pada Februari 2022. Dalam kesempatan memperingati Hari Olimpiade Internasional pada 23 Juni 2021, puluhan kota di seluruh dunia meluncurkan Hari Aksi Global untuk bersama-sama menyerukan pemboikotan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022. Mereka bersama menyatakan bahwa penyelenggaraan Olimpiade oleh pemerintah yang melanggar hak asasi manusia adalah pelanggaran terhadap semangat Olimpiade.
Lebih dari 50 kota di dunia menyambut Hari Aksi Global
Radio France Internationale pada 23 Juni memberitakan bahwa Organisasi internasional dalam solidaritas dengan Hongkong, Tibet, dan Xinjiang, serta berbagai organisasi hak asasi manusia, menggelar unjuk rasa untuk memboikot Olimpiade Musim Dingin Beijing. Kegiatan digelar pada peringatan Hari Aksi Global di berbagai kota besar di seluruh dunia.
Acara yang untuk pertama kali dimulai dari Australia ini, kemudian mendapat sambutan dari lebih dari 50 kota di seluruh dunia.
Keterangan Foto ; Pada 23 Juni 2021, berbagai kelompok etnis di Australia membuat seruan bersama di Federation Square, Melbourne, meminta pemerintah Australia memboikot Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 sebagai protes terhadap pemerintah komunis Tiongkok yang menganiaya hak asasi manusia. (Li Yi/Epoch Times)
Pada hari yang sama, 16 kelompok sipil di Taiwan mengadakan konferensi pers online. Mereka sepakat berpendapat bahwa, pemerintah komunis Tiongkok telah kehilangan kualifikasi mereka sebagai tuan rumah Olimpiade. Pasalnya, melanggar semangat Olimpiade berupa perdamaian, persahabatan, dan persatuan. mengingat rezim komunis Tiongkok masih terus melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Hongkong, Xinjiang, Tibet, dan tempat-tempat lain, termasuk mengancam akan menyerang Taiwan dengan kekuatan senjata.
Pada konferensi pers online, Zeng Jianyuan, ketua Chinese Democratic College mengatakan bahwa Olimpiade Berlin 1936 bertepatan dengan berkuasanya pemerintahan totaliter Nazi yang fasisme.
Saat itu, masyarakat internasional juga meluncurkan inisiatif untuk memboikot Olimpiade Berlin, tetapi justru semakin banyak negara yang ikut berpartisipasi. Akibatnya, Olimpiade Berlin memicu arogansi Hitler dan mengobarkan Perang Dunia Kedua.
Hari ini masyarakat internasional kembali menemui situasi yang sama seperti Olimpiade Berlin, di mana rezim Beijing sedang memperingati 1 abad berdirinya Partai Komunis Tiongkok.
Zeng Jianyuan mengatakan : “Bagaimana sportifitas dan semangat Olimpiade atlet dapat dikobarkan dalam arena pertandingan, sedangkan masyarakat di luar arena adalah yang melanggar semangat itu ? Bukankah kegiatan Olimpiade yang diadakan di Beijing ini adalah sebuah ironi terbesar bagi perkembangan yang harmonis dari masyarakat umat manusia yang damai ?”
Li Qi, sekretaris jenderal Asosiasi Taiwan – Hongkong menyebutkan bahwa, setelah pemerintah komunis Tiongkok menekan habis semua hak rakyat Hongkong seperti kebebasan berpolitik, kebebasan pers, kebebasan berbicara, kebebasan pribadi, kebebasan properti, dan kebebasan dari rasa takut, Selain telah menghancurkan Mutiara Timur yang pernah disandang Hongkong, tetapi juga secara mendasar menyangkal dan menekan harapan rakyat Hongkong akan kebebasan dan demokrasi, juga keinginan mereka untuk mempertahankan hak asasi manusia dan supremasi hukum.
Eropa dan AS memboikot Olimpiade Musim Dingin Beijing
Inter-Parliamentary Alliance on China (IPAC), sebuah organisasi multinasional pada 21 Juni dalam pesan cuitannya menyebutkan : Dunia tampaknya telah lupa bahwa Beijing melanggar janji yang dibuatnya selama Olimpiade 2008.
IPAC dalam pernyataan yang dikeluarkan pada 7 Juni menyebutkan bahwa,mengingat pelanggaran hak asasi manusia yang meluas saat ini di Tiongkok, pihaknya mengumumkan peluncuran tindakan legislatif terkoordinasi untuk memberikan sanksi kepada Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 di 10 negara dan wilayah. Aksi tersebut mendapat dukungan luas.
Pernyataan IPAC menekankan bahwa meskipun Komite Olimpiade Internasional (IOC), harus mengabaikan faktor politik, tetapi tidak boleh menutup mata terhadap pelanggaran hak asasi manusia berskala besar, kekhawatiran yang dihadapi oleh warga Uighur, etnis minoritas lainnya dan penganut agama di daratan Tiongkok yang melibatkan hak asasi manusia dasar. Tak lain, untuk pertimbangan politik, hak asasi manusia adalah dasar dari semangat kerjasama internasional seperti Olimpiade.
Para co-chair IPAC di berbagai negara berpendapat bahwa, tidak pantas bagi pemerintah yang telah melakukan kekejaman terhadap rakyatnya sendiri untuk menjadi tuan rumah Olimpiade. Dikarenakan, akan merusak semangat gerakan Olimpiade dan merusak tujuannya.
IPAC juga mendesak mitra bisnis Olimpiade Musim Dingin Beijing untuk mempertimbangkan penarikan sponsor dan dukungan terkait. Selain itu, meminta Komite Olimpiade Internasional untuk menjamin kebebasan media dan atlet untuk mengekspresikan pendapat mereka.
Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Republik Ceko, Denmark, Jerman, Lithuania, Swedia, dan negara-negara lain semuanya telah mengusulkan rencana pemboikotan.
Nancy Pelosi, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat pada akhir bulan Mei lalu mengusulkan, pemboikotan diplomatik terhadap Olimpiade Musim Dingin Beijing. Tujuannya, agar pemerintah AS tidak mengirim delegasi resmi untuk berpartisipasi dalam acara tersebut.
Anggota Kongres dari kedua partai di Amerika Serikat, telah menyusun rancangan undang-undang untuk menjatuhkan sanksi kepada sponsor Olimpiade Musim Dingin Beijing. Bahkan, meminta Komite Olimpiade Internasional untuk mengubah tempat penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin 2022.
Tom Malinowski, wakil ketua Komite Urusan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat mengatakan bahwa, upaya bersama dari anggota kongres dari berbagai negara demokratis telah mengirimkan pesan yang tidak dapat diabaikan kepada Komite Olimpiade Internasional : Jika dimungkinkan untuk membahas tentang penundaan Olimpiade Musim Panas Tokyo, karena kekhawatiran terhadap epidemi, itu berarti juga dimungkinkan untuk menunda Olimpiade Musim Dingin Beijing karena jutaan orang telah dipenjara di kamp konsentrasi oleh pemerintah komunis Tiongkok.
Selain itu, sepuluh orang anggota Parlemen Eropa akan mengajukan pertanyaan kepada Dewan Eropa, tak lain mengenai apakah Uni Eropa bermaksud mengirim delegasi untuk berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Dingin Beijing. Kemudian, akan mengajukan “rekomendasi dan saran” kepada para sponsor Eropa untuk membatalkan dukungan mereka. (sin)