oleh Liu Haiying, Ming Yu
Meskipun kemajuan vaksinasi buatan perusahaan farmasi Amerika Serikat cukup baik, namun tampaknya masih belum mampu menahan munculnya gelombang baru ancaman epidemi yang dibawa oleh virus komunis Tiongkok (COVID-19) varian Delta. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat bahkan mengungkapkan bahwa varian Delta adalah salah satu penyakit pernapasan yang paling menular sampai saat ini.
Direktur CDC Amerika Serikat Rochelle Walensky mengatakan sebanyak “83% dari orang di Amerika Serikat yang terinfeksi virus komunis Tiongkok saat ini adalah karena varian Delta yang daya penularannya sangat tinggi. Dibandingkan dengan strain virus sebelumnya, varian Delta ini lebih agresif dan lebih mudah menyebar. Dapat dikatakan merupakan salah satu virus pernapasan paling menular yang pihaknya ketahui, juga yang ia lihat dalam 20 tahun dirinya berkarir”.
Menurut statistik, proporsi dianogsis Delta di Amerika Serikat terus meningkat dari 50% pada 3 Juli menjadi 83% pada saat ini. Hingga sekarang, kasus paparan karena varian Delta telah terjadi di seluruh 50 negara bagian AS. Rata-rata kasus hariannya adalah 37.674. Jumlah pasien rawat inap meningkat 32%, menjadi rata-rata harian sekitar 3.500. Jumlah kematiannya juga meningkat 19%, menjadi sekitar 240 orang setiap harinya.
Beberapa penelitian percaya bahwa varian Delta menyebar lebih cepat daripada strain lainnya, karena memiliki daya replikasi lebih cepat di dalam tubuh manusia. Para peneliti membandingkan varian Delta dengan strain sebelumnya dan menemukan bahwa dalam kasus pasien yang terinfeksi varian Delta, jumlah virus dalam tubuhnya 1.260 kali lebih tinggi daripada yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 (virus asal Wuhan).
Para ahli mengatakan bahwa sumber infeksi dan orang yang terinfeksi dapat menyebar dengan cepat bahkan dalam jarak 2 meter. Setelah pasien terinfeksi, sejumlah besar virus direplikasi dalam tubuh hanya dalam 5 hingga 7 menit.
Komite Penyelenggara Olimpiade Tokyo pada hari Sabtu 24 Juli mengumumkan bahwa 17 orang yang terkait dengan Olimpiade telah didiagnosis positif tertular. Sejauh ini, 123 orang yang terkait Olimpiade telah didiagnosis positif terinfeksi.
Atlet lomba dayung Belanda, Reshmie Oogink dinyatakan positif terinfeksi virus pada hari Jumat dan harus mundur dari Olimpiade. Dia menjadi atlet pertama yang didiagnosis setelah terjun ke arena pertandingan di Olimpiade Tokyo. Komite Penyelenggara Olimpiade Tokyo sedang memantau apakah masih ada orang lain yang terinfeksi.
Sementara itu, pada Sabtu, 24 Juli muncul sejumlah protes anti-pembatasan kegiatan masyarakat di kota-kota besar seperti Sydney, Melbourne, Adelaide dan Brisbane di Australia.
Ribuan orang melepas masker mereka dan turun ke jalan untuk memprotes pembatasan kegiatan masyarakat. Masyarakat Sydney menuntut diakhirinya pembatasan yang sudah memasuki minggu kelima.
Pada saat yang sama, di wilayah New South Wales, di mana Kota Sydney berada, jumlah pasien terpapar virus komunis Tiongkok telah memecahkan rekor baru.
Komisi Kesehatan komunis Tiongkok mengumumkan pada Sabtu, bahwa tambahan kasus baru di Tiongkok adalah 35 kasus, dimana 13 merupakan kasus lokal, 12 kasus dari Nanjing, Jiangsu, 1 kasus dari Sichuan. Nanjing juga menambahkan 4 kasus infeksi tanpa gejala.
Komisi Kesehatan Kota Nanjing menyatakan bahwa, para pasien paparan baru itu semua adalah para pekerja bandara dan orang yang berhubungan dekat dengan mereka.
Feng Jun, sekretaris komite partai dan ketua perusahaan induk Bandara Internasional Nanjing Lukou tempat bermunculnya paparan baru kali ini, telah dilengserkan dari jabatannya.
Pembatalan penerbangan di Bandara Internasional Nanjing Lukou masih terjadi.
Pakar medis tingkat provinsi Jiangsu Yang Yi mengkonfirmasi kepada media, bahwa sebagian besar kasus yang dikonfirmasi di Nanjing saat ini telah menerima vaksinasi lengkap. (hui)