Li Ming
Baru-baru ini hujan deras melanda Henan, Tiongkok. Tidak hanya menyebabkan korban serius, tetapi juga menyebabkan kerugian ekonomi.
Pada konferensi pers bencana yang diadakan oleh Pemerintah Provinsi Henan, Li Changxun yang digelar pada 27 Juli 2021, wakil direktur Departemen Manajemen Darurat Provinsi Henan, menyampaikan bahwa dari 16-27 Juli pukul 12 siang, hujan lebat menyebabkan 13.319.800 terdampak di lebih dari 1.573 wilayah di kabupaten dan kota. Disebutkan hanya 71 orang tewas akibat bencana tersebut. Namun demikian, jumlah kematian ini dipertanyakan oleh dunia luar karena tragedi yang terjadi di Terowongan Jingguang dan Metro Line 5.
Menurut laporan, saat banjir kali ini, lahan pertanian di Henan terkena dampak seluas 1.017,1 ribu hektar terdiri seluas 457,4 ribu hektar yang siap panen, dan 14,81 ribu hektar lahan tidak panen. Sebanyak 15.500 rumah tangga, 48.500 rumah ambruk dan 36.500 rumah rusak dan 132.100 rumah rusak berat. Rinciannya terdiri 111.600 rumah tangga dan 314.200 rumah rusak.
Saat ini, banyak sungai di Provinsi Henan memiliki ketinggian air melebihi garis peringatan, antara lain 7 waduk skala besar dan 31 waduk berukuran sedang lainnya antara lain Zhaotai, Panshitou, Xiaonanhai, Baisha, Baiguishan, Yahekou, dan Qianping.Â
Selain itu, banjir juga menyebabkan kerugian ekonomi yang besar bagi peternak babi di Henan.
Menurut sebuah laporan oleh media daratan Tiongkok “The Beijing News”, Provinsi Henan adalah provinsi terbesar di Tiongkok untuk stok babi pada tahun 2020. Setelah banjir menerjang, sekitar 1.678 peternakan besar kebanjiran dan lebih dari 1 juta ternak mati.
Seorang karyawan dari Koperasi Peternakan Babi Tailong di Kabupaten Xinxiang, Kota Xinxiang, Provinsi Henan kepada Media lokal mengatakan bahwa pada 22 Juli, air di peternakan babi memiliki kedalaman sekitar 1 meter. Semua peternakan babi terendam banjir, dan babi tidak punya tempat untuk bergerak. Hingga menyebabkan banyak anak babi tenggelam.
Ada lebih dari belasan peternak kecil di koperasi, dan setiap rumah memiliki belasan induk babi dan pakan ternak. Jika dijumlahkan, setiap kerugian setidaknya 10.000 hingga 20.000 yuan. Dikarenakan terletak di tanah yang datar, orang-orang hanya bisa menunggu air surut secara perlahan.”
Menurut laporan Reuters, di sebuah desa berpenduduk sekitar 3.000 penduduk desa di Henan, banyak ternak ayam dan babi yang dipelihara mati karena banjir. Kini para peternak sedang membersihkan bangkai ternak yang tenggelam.
Bahkan, beberapa orang mendorong troli segerobak ayam dan babi yang mati. Banyak babi yang mati terlambat dibersihkan. Sehingga membengkak di air. Selain itu, seluruh desa mengeluarkan bau lumpur dan mayat binatang yang membusuk.
Menurut para peternak, banjir menyebabkan kerugian besar bagi peternak babi, sedikitnya 20.000 ekor ayam dan 6.000 ekor babi mati akibat banjir. Sekitar 1.678 peternakan besar di Henan terendam banjir yang menyebabkan lebih dari 1 juta ternak mati.
Yang paling mereka khawatirkan, mungkin tidak menerima kompensasi pemerintah akibat banjir.
Seorang peternak babi, Cheng mengatakan bahwa mereka tidak memiliki keterampilan mata pencaharian lainnya. Setelah banjir, mereka tidak punya uang untuk kembali memelihara babi. Mereka tidak lagi memiliki kemampuan untuk bertahan hidup. (hui)