Setelah banjir besar di Zhengzhou, Provinsi Henan, Tiongkok, kota itu kini sedang memulihkan diri dari lumpur dan puing-puing. Banjir menyisakan reruntuhan sekitar Stasiun Kereta Api Zhengzhou, banyak pedagang menderita kerugian besar, dan jalan-jalan penuh dengan sampah dan bau menyengat. Warga berusaha mengandalkan swadaya mandiri
Luo Ya,Shang Yan dan Wang Mingyu
Tumpukan sampah berserakan seperti tanaman dan dedaunan, dan di telapak kaki orang-orang masih dipenuhi dengan lumpur tebal. Setelah beberapa hari pemompaan, terowongan Jalan Jingguang akhirnya mengungkapkan wajah aslinya.
Pada malam hari 30 Juli, Terowongan Jalan Jingguang dan Terowongan Jalan Hongzhuan kembali melanjutkan lalu lintas, tetapi mereka masih dalam tahap percobaan Terowongan untuk membuka jalur di kedua arah.
Alun-Alun Barat Stasiun Kereta Api Zhengzhou juga dilanda banjir pada 20 Juli. Sebuah video yang diposting oleh netizen pada 29 Juli, menunjukkan bahwa meskipun banjir telah surut, ada puing-puing di sekitar stasiun kereta api.
Ada sebuah video menunjukkan suasana sisa-sisa banjir besar yang menerjang kota itu sambil menceritakan kondisinya :
“Saya berada di Stasiun Kereta Api Zhengzhou, di lantai bawah Pusat Perdagangan Internasional Daguan. Sekarang seluruh stasiun kereta api berada di bawah darurat militer. Jalan sebenarnya tidak dapat dilalui. Seperti yang Anda lihat, ada lubang yang dalam di mana-mana. Semuanya. Lihatlah, tempat ini awalnya adalah kolam bunga, tetapi sekarang Anda dapat melihat telah runtuh lebih dari satu meter. Kini semua air di stasiun kereta bawah tanah belum sepenuhnya dipompa, karena seluruh stasiun kereta tertutup air. Sisa-sisa reruntuhan seperti ini sudah muncul di banyak tempat di stasiun kereta, jadi semua orang harus berhati-hati saat lewat.”
Jalan utama di distrik komersial Stasiun Kereta Api Zhengzhou terendam banjir. Sebanyak 15.000 jaket dari pedagang Chai Weixia terendam banjir dan lumpur. Kerugiannya lebih dari 4,5 juta yuan. Pemilik pakaian Wang Xiaodong, yang telah berbisnis pakaian selama 7 tahun, semua barang miliknya terendam. Lebih dari 1.000 jaket rusak, dan kerugiannya mencapai 600 ribu-700 ribu Yuan.Â
Sesungguhnya, tak hanya dia sendiri, sekitar 300 pedagang pakaian lainnya juga memiliki pengalaman serupa. Yang membuat pedagang semakin cemas, mereka tidak tahu apakah manajemen pasar akan mengucurkan kompensasi.
Jalan-jalan di Kota Zhengzhou juga sama sekali tidak bisa dikenali.
Sebuah Video menceritakan suasana pasca banjir : “Pagar pembatas di kedua sisi semuanya ditutupi dengan selimut yang telah terendam banjir. Tempat saya sekarang di Jalan Jianxin, selatan Heyi. Anda dapat melihat bahwa sampah menumpuk setinggi gunung dan baunya busuk. Jalan Jianxin karena relatif dekat dengan Heie, dahulu di sini sangat ramai. Sekarang tidak ada yang lewat di sini, dan tempat jualan di jalanan juga rusak parah.”
Kehidupan orang-orang Zhengzhou tiba-tiba terhenti akibat banjir, sekarang mulai lagi kembali di jalurnya. Mereka menemukan, harus menyelamatkan diri mereka sendiri.
Xue, seorang warga Zhengzhou berkata : “Sudah berhari-hari berlalu. Sejujurnya, tidak ada yang membantu kami. Semuanya kami lakukan sendiri. Setelah berhari-hari, semalam pejabat hanya membagikan empat botol air. Mereka tak pernah berpikir bagaimana penduduk dapat hidup kembali? Ini adalah rumah keluarga Biro Keamanan Umum. Saya tidak tahu seperti apa rumah keluarga penghuni lainnya.”
“Kota Yusen” di Jalan Shakou, Distrik Jinshui, Kota Zhengzhou adalah bangunan terkenal yang belum selesai. Pemiliknya mengatakan bahwa setelah banjir, bahkan lebih tidak terawat lagi.
Pemilik Kota Yusen dengan nama anonim mengatakan: “Setelah banjir besar, properti di distrik lain masih bisa tertolong, tetapi kami tidak punya apa-apa lagi. Banjir dimulai pada 20 Juli dan berlanjut hingga 27-28 Juli, sekitar satu minggu. Air di dalamnya belum surut. Sudah muncul semacam reruntuhan. Yang kami khawatirkan adalah setelah fondasi terendam terlalu lama, seluruh bangunan 20 atau 30 lantai yang tingginya 100 meter, entah bagaimana nanti. Khawatir menimbulkan korban.”
Kehidupan setelah bencana pulih sedikit demi sedikit. Dalam beberapa hari terakhir, komunitas Mr Xue akhirnya memiliki air dan listrik. Untuk hal ini beberapa orang mengucapkan terima kasih. Tetapi Mr Xue berkata bahwa dia tidak ingin menjadi begitu munafik. Sebagai orang yang selamat dari bencana, mengatakan bahwa dirinya adalah orang pertama yang berterima kasih kepada dirinya sendiri, karena hanya dengan menemukan cara untuk bertahan hidup dia dapat melindungi keluarga dan anak-anaknya. Kedua, dia berterima kasih kepada orang-orang yang peduli dengan masyarakat dan tim penyelamat sipil, daripada berterima kasih kepada banyak pejabat partai dan pemerintah yang tidak aktif.
Saat ini, layanan publik seperti rumah sakit dan komunikasi, sangat membutuhkan pemulihan di Zhengzhou. Rusaknya fasilitas kesehatan, sampah yang tidak bisa ditangani membuat suasana tidak nyaman. Bahkan, ketiadaan air bersih meningkatkan risiko penyebaran wabah setelah banjir.
Pada 30 Juli, kasus infeksi virus Komunis Tiongkok tanpa gejala ditemukan selama pemeriksaan rutin di Distrik Erqi, Kota Zhengzhou.
Pada 31 Juli, Sekretaris Komite Partai Kota Zhengzhou menunjukkan pada pertemuan darurat tentang pencegahan dan pengendalian epidemi: Ada lebih banyak kasus yang dicurigai. Rumah Sakit Rakyat Keenam Kota Zhengzhou menerapkan manajemen tertutup pada hari yang sama. Bahkan, semua staf di Kota Zhengzhou mulai menjalani pengujian asam nukleat. (hui)