Li Qingyi dan Jiang Diya – NTD
Atas seruan kelompok gerakan mahasiswa Thailand “Pemuda Bebas”, ribuan pengunjuk rasa di Bangkok berbaris ke gedung pemerintah pada Sabtu (7/8/2021). Mereka menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha.
Para pengunjuk rasa mengajukan tiga tuntutan, termasuk meminta Perdana Menteri Prayuth untuk mundur, mengurangi anggaran keluarga kerajaan dan tentara, dan menggunakan anggaran tersebut untuk menanggapi epidemi virus Komunis Tiongkok dan memvaksinasi masyarakat.
Seorang Pemrotes Thailand, berinisal AOM berkata : “Orang-orang belum divaksinasi. Kami meminta Perdana Menteri Prayuth mundur karena kami ingin ekonomi berkembang. Saat ini kami tidak memiliki pekerjaan atau pendapatan, jadi kami tidak punya pilihan selain memprotes.”
MOD seorang pemrotes Thailand lainnya berkata : “Permintaan protes kami adalah agar Prayuth mundur karena salah urus negara. Banyak orang belum divaksinasi dan masih menunggu.”
Ratusan polisi anti huru hara memblokir jalan di dekat Monumen Kemenangan di Bangkok. Mereka menggunakan meriam air, gas air mata, dan peluru karet untuk mencegah pengunjuk rasa pergi ke kantor Perdana Menteri di gedung pemerintah.
Saksi mata mengatakan puluhan pengunjuk rasa dibawa pergi dengan sepeda motor dan ambulans. Pusat Medis Darurat Bangkok mengatakan, setidaknya dua warga sipil dan tiga petugas polisi terluka.
Hanya 6% dari populasi Thailand lebih dari 66 juta orang yang telah divaksinasi. Pada 7 Agustus, hampir 22.000 orang baru terinfeksi virus Komunis Tiongkok secara nasional, dan 212 orang meninggal, keduanya mencapai angka tertinggi terbaru. (hui)