Chili Berikan Suntikan Booster Kepada Warganya Setelah Menyaksikan Kegagalan Efektivitas Sinovac

Rita Li

Chili pada (5/8/2021) mengumumkan bahwa pihaknya akan memberikan vaksin booster kepada warganegaranya yang telah menerima Sinovac buatan Tiongkok, untuk meningkatkan kekebalan. Langkah tersebut muncul setelah menemukan dosis awal kehilangan beberapa efektivitas setelah beberapa waktu berbulan-bulan.

Chili adalah salah satu negara Amerika Latin yang telah melakukan sebagian besar vaksinasi di negaranya dengan menggunakan vaksin COVID-19 buatan Tiongkok –— termasuk CoronaVac milik Sinovac. Chili meluncurkan sebuah kampanye vaksinasi massal pada bulan Februari dan sekarang lebih dari 60 persen populasi Chili telah menerima vaksinasi lengkap.

“Kami telah memutuskan untuk memulai sebuah penguatan vaksinasi bagi orang-orang yang telah menerima kedua dosis vaksin Sinovac,” Presiden Sebastian Pinera mengumumkannya dalam sebuah pidato yang disiarkan televisi pada hari Kamis.

Meskipun vaksinasi berhasil, Chili sedang berjuang melawan sebuah gelombang baru diparuh pertama tahun ini di mana rata-rata lebih dari 5.000 infeksi baru setiap hari.

Penelitian menemukan vaksin Sinovac adalah 58,5 persen efektif dalam mencegah penyakit yang bergejala di antara jutaan orang Chili, yang menerima suntikan vaksin antara Februari hingga Juli, kata pihak berwenang di bidang kesehatan Chili pada 3 Agustus.

Namun ahli epidemiologi Beijing, Zhong Nanshan mengklaim bahwa vaksin buatan Tiongkok adalah 100 persen efektif dalam mencegah masuk perawatan intensif.

“Efektif, sangat aman,” jawab Zhong Nanshan saat sebuah pertemuan tingkat tinggi di Guangzhou minggu lalu, setelah orang-orang mempertanyakan efektivitas dosis vaksin Tiongkok terhadap varian Delta.

Pihak berwenang Chili mengatakan bahwa suntikan vaksin COVID-19 Pfizer dan AstraZeneca, adalah ditemukan 98 persen efektif dalam mencegah masuk perawatan intensif dan 100 persen efektif dalam mencegah kematian.

Warganegara Chili yang berusia di atas 55 tahun, yang menerima vaksinasi sebelum 31 Maret dapat menerima sebuah  dosis tambahan vaksin AstraZeneca pada 11 Agustus.

Pandemi tersebut telah menewaskan lebih dari 35.000 orang-orang di Chili dan sekitar 1,6 juta orang di Chili telah terinfeksi sejauh ini. (Vv)