oleh Chen Beichen
Pada Juli lalu, Kota Zhengzhou di Provinsi Henan, Tiongkok mengalami banjir terparah dalam satu dekade terakhir akibat hujan deras yang turun terus menerus dan pembukaan pintu air bendungan untuk mengurangi ketinggian air dengan tanpa peringatan awal. Hari Kamis 12 Agustus, media luar negeri mengambil gambar Tempat Pembuangan Sampah (TPS) kendaraan yang rusak akibat terendam banjir besar itu.
Rekaman video yang diambil lewat drone dan dirilis oleh Agence France-Presse (AFP) menunjukkan bahwa ribuan mobil yang berlumpur ditempatkan dengan rapi di sebuah lapangan terbuka.
AFP mengutip ucapan seorang pejabat dari Biro Regulasi Perbankan dan Asuransi Provinsi Henan memberitakan bahwa. setidaknya ada 238.000 kendaraan yang dibuang ke TPS kendaraan rusak yang berada di pinggiran kota Zhengzhou.
Seorang warga Zhengzhou bermarga Wang mengatakan bahwa, ketika banjir datang, dia terpaksa meninggalkan mobilnya untuk melarikan diri.
“Ketika permukaan air naik begitu cepat, kami terpaksa meninggalkan mobil dan lari menyelamatkan diri”, katanya.
Kota Zhengzhou, ibu kota provinsi Henan pada bulan lalu diguyur hujan selama 3 hari berturut-turut dengan jumlah air hujan satu tahun.
Para pejabat mengklaim bahwa rekor hujan ini menyebabkan lebih dari 290 orang warga Zhengzhou meninggal dunia. Ditambah dengan korban di bagian lain dari Provinsi Henan, maka total korban meninggal dunia mencapai lebih dari 300 orang.
Jelas angka kematian resmi ini disangsikan oleh banyak masyarakat, karena saat banjir besar terjadi, banyak warga yang terjebak di dalam gerbong kereta bawah tanah, tempat parkir bawah tanah dan sejumlah kendaraan yang melintasi terowongan yang saat itu kebetulan sedang macet.
Perusahaan Asuransi Goldman Sachs menulis dalam laporannya pada Juli lalu, bahwa banjir Henan memicu rekor jumlah klaim asuransi dengan jumlah klaim total mencapai RMB. 11 miliar (setara USD 1,7 miliar), yang diperkirakan akan menjadi klaim asuransi kendaraan dan asuransi bangunan yang paling tinggi dalam sejarah Tiongkok.
Di sisi lain, pemerintah setempat pekan lalu menyatakan bahwa kerugian ekonomi akibat banjir telah melonjak, hingga lebih dari USD. 20,65 miliar dan berjanji akan segera memberikan kompensasi. Tetapi, para kritikus mengatakan bahwa proses kompensasi pemerintah berjalan “minta ampun” lambatnya.
Seorang warga bermarga Wang yang kehilangan mobilnya mengatakan : “Sekarang saya dibuat pusing oleh pengurusan klaim asuransi mobil saya, karena ada puluhan formulir yang harus diisi”.
China Insurance News menyatakan bahwa pada 28 Juli, industri asuransi Henan telah menerima 412.300 kasus klaim asuransi, termasuk 226.400 kasus klaim asuransi mobil. Menurut data yang dikumpulkan oleh Kamar Dagang Industri Otomotif Henan, tercatat hingga 4 Agustus, kerusakan kendaraan di Kota Zhengzhou akibat hujan lebat dan banjir telah mencapai 400.000 unit.
Selain itu, terdapat laporan penelitian yang dikeluarkan oleh Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (Intergovernmental Panel on Climate Change. IPCC) di Jenewa pada Senin, 9 Agustus 2021.
Laporan penelitian yang berjudul ‘Perubahan Iklim 2021’ menyebutkan bahwa, akibat terjadinya perubahan iklim, Tiongkok bagian utara akan lebih rawan terhadap cuaca ekstrim di masa mendatang. Bencana alam termasuk banjir dan kekeringan perlu diantisipasi. (Sin)