Li Ming
Selama dua hari terakhir, terjadi hujan lebat hingga badai hujan di Suizhou, Xiangyang dan tempat-tempat lain di Provinsi Hubei, Tiongkok, sebanyak 4 orang tewas dalam banjir.
Menurut laporan media di daratan Tiongkok, dari malam 11-12 Agustus, hujan deras ekstrem melanda di Suizhou, Xiangyang, Xiaogan, Hubei dan tempat-tempat lain. Sehingga menyebabkan listrik dan komunikasi lokal terputus. Perkiraan resmi menyebutkan jumlah orang yang terkena dampak bencana mendekati 110.000 orang.
Menurut berita yang dirilis oleh Departemen Manajemen Darurat Provinsi Hubei, pada pukul 10 pagi pada 12 Agustus, hujan deras sejak 8 Agustus telah menyebabkan total 108.700 orang di 6 kota dan 13 kabupaten di Provinsi Hubei, dan mencapai 8,11 ribu hektar pertanian untuk dipanen yang terkena dampaknya. Luas daerah yang tidak panen 0,64 ribu hektar, 48 rumah roboh akibat bencana, dan 3.561 rumah rusak.
Mengingat fakta bahwa Komunis Tiongkok secara konsisten menyembunyikan berita negatif, dunia luar menduga bahwa data yang disebutkan di atas tidak dapat mencerminkan tingkat bencana lokal yang sebenarnya.
Menurut laporan “Suizhou Daily”, dari pukul 8 pagi pada 11 Agustus sampai pukul 08.00 pagi pada 12 agustus, curah hujan rata-rata kota di Suizhou adalah 59 mm. Akan tetapi curah hujan di 10 kota dan desa melebihi 100 mm. Kota Liulin, kota yang paling parah dilanda, hujan lebih dari 300 mm, menyebabkan jalan-jalan tergenang banjir.
Sebuah video pendek yang diposting di Internet menunjukkan bahwa, lantai pertama dari beberapa rumah yang menghadap ke jalan di Kota Liulin hampir seluruhnya terendam banjir.
Berita yang dirilis oleh pemadam kebakaran setempat juga menyebutkan bahwa, toko-toko di lantai pertama beberapa bagian Kota Liulin juga kebanjiran. Sedangkan lantai dua hampir kebanjiran. Sehingga menyebabkan pemadaman air dan listrik di daerah tersebut. Tim penyelamat langsung menuju ke tempat kejadian untuk operasi penyelamatan.
Pada 12 Agustus pada malam harinya, Gong, seorang penduduk Kotapraja Liulin, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Southern Metropolis Daily, bahwa dia belum pernah melihat banjir sebesar itu, ketinggian air mencapai tiga sampai empat meter di titik tertinggi.
Warga itu mengatakan bahwa dirinya melihat tetangga di seberang rumah memanjat tiang telepon untuk menyelamatkan dirinya. Akan tetapi, kemudian tiang telepon itu juga rusak oleh banjir. Ia melihat tetangganya hanyut karena banjir, tetapi dia tidak dapat menyelamatkannya.
Menurut sebuah laporan, setidaknya 4 orang tewas akibat banjir di Kota Liulin. Seorang wanita di Kotapraja Liulin terjebak di supermarket tempat dia bekerja ketika banjir melanda.
Pada pukul 05.00 pagi pada 12 Agustus, sebuah pesan perpisahan dikirim kepada suaminya, mengatakan, “jika saya meninggal, di bawah tempat tidur tempat sandal, ada sedikit tabungan.” Menjelang pukul 8 pagi, ketika orang menemukan wanita ini, sayangnya dia telah meninggal dunia.
Netizen “Lin Caijun” mengunggah video di Twitter dan berkomentar: “Banjir parah terjadi di Liulin, Hubei. Namun, karena blokade informasi yang serius, hanya informasi singkat yang dapat ditemukan. Kebenaran adalah rahasia negara. Tonton beritanya.”
(Screenshot halaman Twitter)
Selain itu, menurut informasi yang diposting di platform jejaring sosial, Yicheng, Hubei juga mengalami hujan lebat pada 12 Agustus. Yang mana kemudian membanjiri jalan-jalan, seperti kota terapung.
Setelah banjir, jalanan dipenuhi kerikil dan puing-puing, dahan pohon, semen jalan terangkat, kendaraan terbalik, dan berantakan.
Seorang penduduk setempat, tuan Wang, mengatakan bahwa untuk pertama kalinya dalam hidupnya dia melihat air yang begitu banyak, dan perabot rumah tangga tidak ada satupun yang tertinggal.
Menurut berita yang dirilis oleh Biro Meteorologi Hubei, pada 11 Agustus, curah hujan 24 jam di beberapa lokasi kotapraja di Suizhou, Hubei lebih dari 250 milimeter. Diperkirakan dari 12-13 Agustus, hujan lebat di Provinsi Hubei akan terus berlanjut, dan risiko bencana akan tinggi. (hui)