Bocah Ini Merasa Minder Karena Fisiknya, Akhirnya Bertemu Guru yang Akhirnya Mengubah Hidupnya!

ETIndonesia-Di sebuah kota kecil, lalu lintas masih belum berkembang, hanya ada satu jalur untuk lalu lintas kendaraan.

Steven yang baru duduk di kelas tiga sekolah dasar, merasa malu karena cacat pada kakinya. Sejak kecil, dia selalu dicemooh dan sikap dingin, bahkan hinaan dari teman-teman sekolahnya.

ilustrasi.

Steven merasa sangat tertekan dan rendah diri. sehingga tidak suka berbicara dengan orang-orang yang selalu mengejeknya. Karena orang-orang ini selalu membangkitkan rasa sakitnya setiap saat.

Belakangan setelah naik ke kelas empat, ada seorang guru yang cantik jelita, orangnya lembut dan ramah terhadap semua muridnya, tapi hanya kepada Steven, guru cantik bernama Monika itu memberi perhatian lebih.

Awalnya Steven pikir guru cantiknya itu baik dan perhatian kepadanya hanya karena kasihan atau simpati melihat kakinya yang cacat.

Namun belakangan, Steven baru tahu, ternyata bukan hanya itu sebabnya, karena guru cantiknya itu mendapati Steven memiliki otak yang brilian, meski cacat secara fisik.

Tidak seperti murid-murid lainnya yang suka bermain. Banyak tema dari pelajaran yang diberikan selalu bisa dikerjakan Steven dengan sangat baik. Guru Monika merasa Steven adalah murid yang bisa dibina.

Setiap hari Steven dengan kursi rodanya pulang pergi sekolah sendiri, karena orangtuanya mungkin tidak sempat, atau Steven sendiri sudah cukup besar, jadi bisa pulang pergi sendiri dengan kursi rodanya. Namun Steven lelah juga harus menjalankan sendiri kursi rodanya pulang pergi ke sekolah setiap hari.

Ilustrasi.

Sampai kemudian bertemu dengan guru Monika yang cantik itu, kebetulan tempat tinggal guru Monika tidak jauh dari rumah Steven.

Jadi, guru Monika yang baik itu selalu menggendong Steven berangkat sekolah setiap saat melewati rumah Steven.

Awalnya, Steven menolak digendong guru Monika, dia merasa sangat malu dan tidak enak digendong gurunya seperti itu apalagi dia laki-laki, namun, karena kekerasan hati gurunya, sehingga Steven pun tak berdaya.

Sejak itu, guru Monika pun menggendong Steven ke sekolah setiap hari, karena seringnya bersama seperti itu, sehingga membuat hubungan mereka semakin akrab.

Steven menjadi semakin tekun belajar, namun kebersamaan itu tidak berlangsung lama, karena Steven akan segera duduk di bangku sekolah menengah pertama.

Sementara guru Monika hanya bisa mengajar di sekolah dasar, karena itu, Steven yang sudah duduk di bangku SMP tidak bisa lagi digendong oleh guru Monika seperti semasa di sekolah dasar dulu.

Dari lubuk hatinya, dengan tulus Steven mengucapkan terima kasih atas bantuan guru Monika yang cantik itu.

Kala malam menjelang tidur, selalu terbayang dalam benak Steven, masa-masa ketika guru Monika menggendongnya pulang pergi sekolah, selain itu juga membantunya membahas pelajaran matematika, dan banyak bercerita.

Steven merasa sangat beruntung pernah memiliki guru yang begitu baik dan perhatian dalam hidupnya.

Waktu berlalu dengan cepat, bocah cilik itu pun kini telah tumbuh dewasa, dan karena performa akademiknya yang mengagumkan, Steven berhasil diterima di salah satu universitas terbaik di kota.

Ilustrasi.

Semasa kuliah, Steven tak pernah lupa dengan tekat awalnya, yaitu belajar dengan tekun, dan bekerja keras setelah lulus.

Singkat cerita, 23 tahun kemudian, pemuda bernama Steven itu itu tiba-tiba pulang ke kota kecilnya.

Sesampainya di rumah, Steven terus menghubungi Monika, guru cantiknya semasa SD dulu, yang pernah membantunya ketika itu. Meski guru Monika sudah menikah, tapi hidupnya tidak terlalu baik.

Belakangan, orang-orang di kampung halamannya tahu kalau Steven sudah makmur, dan saat pulang juga bisa berjalan tanpa bantuan kursi roda, karena Steven memasang kaki palsu agar bisa berjalan..

Steven sengaja pulang ke kota kecilnya untuk membalas budi, ia mendengar hidup guru Monika tidak terlalu baik, kemudian terlintas dalam benaknya untuk memberi sejumlah dana kepada Monika.

Awalnya guru Monika menolak pemberiannya, kemudian menjelang pamit, dia menitipkan uang itu kepada suaminya.

Ilustrasi.

Namun, belakangan dia mendengar gurunya tidak menggunakan uangnya sepeser pun, tetapi disimpan, kemudian diberikan kepada mereka yang lebih membutuhkan.

Steven tahu, gurunya adalah sosok orang yang lebih suka membantu orang lain. Dalam hatinya, dia mengerti bahwa gurunya itu adalah sosok orang yang paling dihormati dan dia selalu menyayangi guru yang dulu pernah membantunya.(jhn/yant)

Sumber: life.bldaily.com

Apakah Anda menyukai artikel ini? Jangan lupa untuk membagikannya pada teman Anda! Terimakasih.