oleh Chen Ting
Ketika negara-negara Barat sedang sibuk dengan progres evakuasi warganya dari Afghanistan, sebuah baku tembak antar pasukan keamanan Afghanistan dengan militan Taliban terjadi di bandara Kabul pada Senin 23 Agustus. Pasukan AS dan Jerman juga bergabung dalam pertempuran yang mengakibatkan setidaknya 1 orang tewas dan 3 orang lainnya cedera
Pada Senin 23 Agustus, angkatan bersenjata Republik Federal Jerman (Bundeswehr) mengeluarkan pernyataan melalui Twitter yang menyatakan bahwa pasukan keamanan Afghanistan dan penyerang tak dikenal, terlibat baku tembak di gerbang utara bandara Kabul pada pagi hari. Seorang anggota pasukan keamanan Afghanistan tewas dan 3 orang lainnya terluka. Namun, pernyataan itu tidak merinci apakah orang Afghanistan yang tewas itu adalah salah satu pejuang Taliban yang ditempatkan di bandara.
Bundeswehr menyatakan bahwa pasukan AS dan Jerman juga ikut dalam pertempuran berikutnya, dan tidak ada korban jiwa di pihak Jerman.
Sebelumnya, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan membenarkan bahwa cabang organisasi teroris ISIS di Afghanistan telah menimbulkan ancaman baru. Belum diketahui apakah serangan ini terkait dengan organisasi tersebut.
Dalam sebuah wawancara dengan CNN, Sullivan mengakui bahwa ancaman tersebut memang nyata dan serius. Amerika Serikat sedang dengan serius menanggapi masalah ini.
Jake Sullivan menambahkan : “Komandan kami di sana memiliki berbagai kemampuan, dan mereka sedang menggunakan kemampuan ini untuk melindungi bandara dari potensi serangan teroris. Kami sedang bekerja sama dengan komunitas intelijen kami untuk mencoba mengisolasi dan menentukan kemungkinan serangan. Dari mana serangan tersebut berasal”.
Sejak Taliban menduduki ibu kota Afghanistan pada 15 Agustus, bandara terus berada dalam situasi kacau, karena Amerika Serikat dan pasukan internasional telah mencoba untuk mengevakuasi warga dari berbagai negara dan warga Afghanistan yang ingin melarikan diri.
Kedutaan Besar AS pada Sabtu 21 Agustus, mengeluarkan peringatan keamanan baru yang isinya memberitahu warga Amerika Serikat di Afghanistan untuk tidak pergi ke Bandara Kabul tanpa instruksi dari staf kedutaan.
Dalam kericuhan yang terjadi pada hari Sabtu lalu, ada 7 orang warga sipil Afghanistan tewas terinjak-injak dan banyak lainnya terluka. Pejuang Taliban melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan warga sipil Afghanistan yang berduyun-duyun pergi ke bandara untuk terbang keluar dari Afghanistan.
Keterangan Foto : Seorang dokter militer AS di Bandara Kabul sedang memeriksa kondisi kesehatan orang-orang yang dievakuasi pada 20 Agustus. (Departemen Pertahanan AS)
Kericuhan mungkin menyebabkan sebagian orang Amerika sulit untuk mencapai bandara. Beberapa hari yang lalu, rekaman seorang wanita Amerika dikirim ke kantor Carol Miller, Perwakilan AS untuk distrik kongres ke-3 Virginia Barat. Wanita itu menangis minta tolong. Dia adalah warga negara AS yang terjebak di Kabul.
Wanita itu mengatakan bahwa dia khawatir dia tidak akan pernah kembali lagi ke Amerika Serikat. Dia mengatakan bahwa dirinya tidak bisa melewati banyak pos pemeriksaan yang didirikan oleh Taliban untuk mencapai bandara, dan bahkan dipukuli oleh Taliban ketika mencoba menerobos pos pemeriksaan.
Pada Minggu, 22 Agustus Presiden Biden mengatakan bahwa dia berharap evakuasi Afghanistan yang dipimpin AS akan berakhir sebelum 31 Agustus. Namun, dia juga mengatakan bahwa perjalanan masih panjang, dan kesalahan bisa saja terjadi.
Biden mengatakan bahwa Gedung Putih dan militer AS telah membahas kemungkinan untuk memperpanjang periode penarikan pasukan.
Dia mengatakan bahwa tugas pertama adalah mengevakuasi warga Amerika Serikat, setiap warga Amerika yang ingin pulang harus bisa pulang.
Menteri Luar Negeri AS A. Blinken mengatakan kepada Fox News pada Minggu, bahwa 8.000 orang telah dievakuasi dari Kabul dengan 60 penerbangan dalam 24 jam terakhir.
Saat ini, Kementerian Pertahanan AS telah memerintahkan maskapai penerbangan komersial AS untuk menyediakan penerbangan dalam upaya mengangkut orang yang dievakuasi dari Afghanistan ke pangkalan lain di Timur Tengah dan Eropa.
Juru bicara Pentagon, John Kirby mengatakan bahwa pesawat sipil ini tidak akan terbang ke Bandara Kabul, tetapi akan mengangkut penumpang dari pelabuhan aman sementara dan pangkalan transit yang ditentukan. (sin)