Setelah serangan bom bunuh diri di bandara Kabul, ibukota Afghanistan, pada 26 Agustus, menyebabkan lebih dari 200 korban, beberapa orang meluncurkan beberapa roket di bandara Kabul pada 29 Agustus.
Reuters mengutip seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa menurut informasi awal, lima roket diluncurkan ke bandara Kabul. Tidak jelas apakah semua roket itu berhasil dicegat oleh sistem pertahanan. Belum disebutkan bahwa AS mengalami korban, tetapi informasinya dapat berubah.
Penduduk di Kabul dapat mendengar bel alarm dari sistem pertahanan rudal bandara. Mereka mengatakan bahwa puing-puing jatuh di jalanan. Ini berarti bahwa sistem pertahanan telah mencegat setidaknya satu roket.
Beberapa bangunan di utara tempat Bandara Internasional Hamid Karzai berada di Kabul, dan asap tebal terlihat.
Menurut laporan sebelumnya oleh kantor berita AFP, sebelum jam sibuk lalu lintas dimulai pagi itu, terdengar suara roket menderu di atas ibu kota Kabul , tetapi lokasi sebenarnya tidak diketahui.
Seorang pejabat keamanan mantan pemerintah Afghanistan menyatakan bahwa, roket itu diluncurkan dari sebuah mobil di Kabul utara. Mantan pemerintah Afghanistan digulingkan oleh milisi Taliban dua minggu lalu.
Seorang pejabat Taliban di tempat kejadian juga menyatakan bahwa, dia percaya bahwa lima roket telah diluncurkan, tetapi semuanya diblokir oleh sistem pertahanan rudal bandara. Serangan roket itu tidak melaporkan korban jiwa atau kerusakan bandara, namun membuat warga sekitar yang sudah bertahun-tahun dilanda perang semakin cemas.
Sekitar 2 kilometer dari bandara, seorang jurnalis foto AFP mengambil gambar mobil yang hancur, sistem peluncuran juga dapat dilihat di kursi belakang. Sebuah drone AS dicurigai menyerang mobil tersebut.
Batas waktu penarikan AS dari Afghanistan adalah 31 Agustus 2021. AS saat ini sedang melakukan tahap akhir evakuasi. Pada tanggal 28 agustus, Amerika Serikat memperingatkan “ancaman yang jelas dan kredibel” di dekat Bandara Kabul dan memperingatkan warga untuk meninggalkan daerah itu.
Presiden AS Joe Biden juga memperingatkan bahwa, jenderal militer AS percaya bahwa serangan baru akan terjadi “dalam 24-36 jam ke depan” dan situasi lokal “sangat berbahaya.”
Sebuah serangan bom terjadi di dekat Bandara Internasional Kabul pada tanggal 26 Agustus lalu, menewaskan puluhan warga sipil Afghanistan dan 13 tentara AS. ISIS-Khorasan mengklaim kejahatan tersebut.
Militer AS kemudian mengirim pesawat tak berawak untuk melakukan serangan balik, menewaskan sedikitnya dua anggota ISIS-K dan sebuah kendaraan yang penuh dengan bom. (hui)