Han Rui
Semakin banyak bukti di seluruh dunia menunjukkan bahwa ribuan orang yang pulih dari COVID-19, baik yang memiliki gejala parah atau ringan, masih memiliki gejala jangka panjang setelah pemulihan. Komunitas medis mengetahui sedikit tentang alasan ini. Akan tetapi, sekarang instrumen pemindaian paru-paru 4D yang dikembangkan oleh perusahaan Australia mungkin dapat membantu dokter mempelajari masalah ini.
Dokter di California menggunakan pemindai paru-paru 4D untuk mempelajari gejala Long COVID.
Ini adalah alat pemindai yang dikembangkan oleh perusahaan Australia yang memungkinkan dokter memeriksa udara masuk dan keluar dari paru-paru pasien.
Andreas Fouras, pendiri 4DMedical berkata : “Ini adalah teknologi pemindaian empat dimensi pertama. Pemindaian tiga dimensi memungkinkan orang melihat bentuk paru-paru, dan dimensi keempat adalah melihat pernapasan.”
Saat memeriksa paru-paru orang yang terinfeksi dengan gejala Long COVID, dokter menjelaskan bagaimana pencitraan empat dimensi menunjukkan kerusakan paru-paru pasien, yang tidak mungkin dilakukan dengan pemindaian CT dan X-ray.
Ray Casciari, pulmonologist di St. Joseph’s Hospital di California mengatakan: “Ini adalah gambaran sebenarnya dari paru-paru pasien Long COVID. Dia masih memiliki gejala sesak napas. Tapi ketika kami melakukan tes X-ray dan CT secara rutin, sepertinya Normal. Jika Anda menggunakan pemindaian 4D untuk mendeteksi, Anda dapat melihat perubahan di sekitar sini ketika orang tersebut menarik napas dalam-dalam. Area hijau berarti asupan udara normal, dan merah berarti volume udara lemah, yang sebenarnya tidak ada udara.”
Dokter mengatakan, teknologi ini akan membantu staf medis secara akurat menemukan cedera paru-paru pasien untuk menentukan apakah pengobatan diperlukan. Instrumen ini sedang diuji di banyak rumah sakit di Amerika Serikat. (hui)