oleh Luo Tingting
CCTV Finance melaporkan bahwa perusahaan Apple memiliki lebih dari 2.000 rantai pasokan di daratan Tiongkok, dan 34 pemasok telah dikeluarkan dari rantai industri Apple. Namun, di saat yang sama, Apple justru meningkatkan pengembangannya dari pasar India.
He Jiangbing, seorang ahli keuangan asal Tiongkok memperkirakan bahwa hal yang memicu terjadinya pergeseran rantai pasokan ini, tak lain terkait dengan pemadaman listrik di Tiongkok yang terjadi belakangan ini.
Kepada Radio Free Asia, He Jiangbing mengatakan bahwa Apple mungkin juga sudah tertarik dengan produksi lewat dua jalur. Produksi dari daratan Tiongkok untuk pasar daratan Tiongkok, dan produksi dari India untuk pasar di luar daratan Tiongkok. Tetapi, pemadaman listrik di Tiongkok telah menggagalkan rencana produksi.
“Pemadaman listrik berskala besar dan berkepanjangan akan berdampak pada produksi Apple, yang mana akan memberikan dampak jauh lebih kuat daripada rektifikasi industri. Pemadaman listrik akan mempengaruhi jadwal produksi dan pengiriman, jelas itu telah mempercepat pengalihan rantai industri”, katanya.
“Jika pemadaman listrik berlangsung lama, rantai industri yang sudah dilepas sudah jangan berharap untuk bisa kembali”, kata He Jiangbing. Apalagi dalam situasi hubungan AS – komunis Tiongkok sedang tidak harmonis. Perusahaan Apple cenderung untuk memilih “bermain aman.
Menurut sebuah laporan dari China Business Network pada 7 Oktober, bahwa dampak penjatahan listrik belum bisa pulih setelah liburan panjang HUT RRT. Diperkirakan bahwa situasi kekurangan listrik yang berlarut ini dapat memicu beralihnya lebih banyak industri elektronik Tiongkok di waktu mendatang.
Baru-baru ini, iPhone 13 Apple telah banyak dijual di pasar daratan Tiongkok, tetapi terjadi keterlambatan pengiriman karena dampak masalah listrik tersebut. Saat ini, iPhone 13 benar-benar kehabisan stok di Tiongkok, dan telah memecahkan rekor untuk periode pengiriman terlama.
Selain itu, Apple Watch Series 7 baru akan dijual pada 15 Oktober, yang sudah berjarak 1 bulan sejak peluncurannya. Hal ini juga berkaitan dengan rantai pasokan Apple yang terkena pembatasan daya listrik.
Foxconn, yang merupakan pemasok Apple terbesar di Tiongkok berlokasi di Provinsi Henan, sementara pemasok lainnya berlokasi di Kota Kunshan, Provinsi Jiangsu, di Kota Jiashan, Provinsi Zhejiang, dan Dongguan, di Provinsi Guangdong.
Menurut sebuah laporan dari Nikkei Asian Review, bahwa pemasok Apple ASE Technology menyatakan bahwa mereka akan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak pembatasan listrik.
KYEC juga menyatakan bahwa pabriknya terpaksa berjalan dengan konsumsi daya yang lebih rendah dan mungkin bisa terjadi penundaan dalam pengiriman.
Pegatron, perakit iPhone Apple di Jiangsu, telah memangkas konsumsi daya yang tidak penting, mengurangi konsumsi daya keseluruhannya setidaknya 10%.
Tianfeng International Securities melaporkan pada bulan September bahwa tantangan terbesar yang dihadapi iPhone saat ini adalah kekurangan pasokan suku cadang.
Selain Apple, perusahaan elektronik lain juga terkena penjatahan listrik. Wang Hua (nama samaran), CEO perusahaan teknologi elektronik di Shanghai yang memasok jam tangan pintar ke Motorola, mengatakan bahwa pembatasan listrik telah mempengaruhi sekitar 30% dari kapasitas produksi perusahaannya, dan jika terus berlanjut, maka kapasitas produksi yang terpengaruh dapat mencapai 50% atau lebih. (sin)