Li Mei, Hong Ning dan Huang Wei
Virus Komunis Tiongkok atau COVID-19 menyebar ke seluruh daratan Tiongkok. Menurut Komisi Kesehatan Komunis Tiongkok, Ejina Banner, Liga Alxa, Daerah Otonomi Mongolia Dalam, telah menjadi pusat putaran terakhir epidemi. Terdapat ribuan wisatawan terdampar di daerah yang terkena dampak. Muncul kekurangan makanan.
Terkait gelombang baru wabah di Mongolia Dalam, jumlah kasus lokal yang dikonfirmasi mencapai 117 kasus, dengan 96 kasus di Ejina Banner of Alxa League, dan Kota Dalaihubu disesuaikan menjadi zona berisiko tinggi.
Menurut laporan dari Komisi Kesehatan Komunis Tiongkok, sebanyak 7 kasus lagi dikonfirmasi di Daerah Otonomi Mongolia Dalam pada 28 Oktober.
Di antara mereka, Ejina Banner, Liga Alxa, menjadi pusat putaran terakhir epidemi. Wilayah ini ditutup selama 10 hari. Tidak boleh ada orang yang masuk dan keluar. Semuanya diisolasi di rumah.
Li, warga gerbang barat Taman Populus di Ejina Banner mengatakan, delapan hingga sembilan puluh persen dari kasus yang dikonfirmasi adalah penduduk setempat.
“Beberapa hari lalu, seorang siswa kelas delapan Sekolah Menengah Qi didiagnosis. Seluruh sekolah ditutup sejak 17 Oktober. Pabrik dan toko-toko telah tutup. Siapapun tidak diizinkan keluar,” ujarnya.
Menurut data resmi, ada 33.000 penduduk lokal di Ejina Banner, dan hampir 10.000 lainnya adalah turis yang terdampar. Ada kekurangan makanan lokal.
Mr Wu (nama samaran) pernah mengalami lockdown Wuhan. Dia dan keempat temannya tiba di Ejina Banner dalam perjalanan pada 17 oktober. Ia terdampar di sana sampai sekarang.
“Saya pasti sedikit khawatir karena saya juga dari Wuhan. Setelah gelombang pertama epidemi, saya ditahan selama lebih dari sebulan, jadi saya pikir kali ini bisa lebih lama lagi,” katanya.
Supermarket lokal telah ditutup sejak 25 Oktober. Mr Wu khawatir akan semakin sulit untuk mendapatkan makanan.
“Bahan-bahan pokok di restoran-restoran itu semakin berkurang. Mereka tidak bisa memasukkan barang. Semua adalah bahan-bahan yang disimpan di masa lalu, dan sekarang mereka tidak dapat membelinya,” ungkap mr Wu.
Ia menyampaikan keprihatinan dan tidak mengetahui berapa lama dia akan tinggal sebelum akhirnya dia bisa pulang ke rumah. (hui)