oleh Li Mei dan Lin Yi
Kasus kematian warga Jerman karena terinfeksi COVID-19 telah melampaui 100.000 orang, pihak berwenang akan menerapkan pembatasan yang lebih ketat. Prancis mengumumkan bahwa orang dewasa telah mulai menerima vaksin dosis ketiga. Pfizer menggugat seorang karyawannya yang beretnis Tionghoa karena mencuri rahasia terkait vaksin.
Pada Kamis (25/11/2021) CDC Jerman menyatakan bahwa terjadi 351 kasus kematian baru dalam 24 jam terakhir, menjadikan jumlah kematian nasional menjadi 100.119 orang. Hal mana juga menjadikan Jerman sebagai negara kelima di Eropa yang memiliki lebih dari 100.000 kasus kematian akibat COVID-19.
Kanselir Jerman Angela Merkel yang tak lama lagi akan lengser sebelumnya pernah mengumumkan bahwa, pemerintah akan memberlakukan pembatasan yang lebih ketat terhadap warganya yang belum divaksinasi.
Di sebagian besar wilayah, hanya orang-orang yang telah divaksinasi dan yang sudah sembuh dari infeksi yang dapat memasuki tempat-tempat seperti restoran atau gedung konser.
Parlemen Jerman pada hari Kamis telah menyetujui pemberlakukan pembatasan baru seperti di tempat-tempat kerja dan transportasi umum melalui pemungutan suara.
Pada Rabu (24/11), Prancis melaporkan bahwa hampir 70% penduduknya telah menerima vaksin lengkap. Jumlah vaksin yang telah digunakan mencapai 130 juta dosis.
Prancis pada hari Kamis mengumumkan rencana mendorong semua orang dewasa untuk menerima suntikan booster, juga memperketat pengawasan dalam penggunaan masker, dan memperkuat pemeriksaan kode kesehatan.
Beberapa warga menjadi gelisih karenanya.
Jenna Boulemeais, seorang warga Paris mengatakan : “Tidak wajib saja saya mau divaksinasi. Apalagi ini suatu keharusan. Saya pasti akan pergi menerima suntikan booster. Tapi misalkan Anda tidak tahu apa yang ada di dalam (vaksin) dan memaksa orang untuk mendapatkan vaksin. Saya tidak suka dengan cara itu”.
Perusahaan Pfizer menggugat seorang karyawannya yang beretnis Tionghoa.
Menurut laporan Bloomberg, perusahaan Pfizer telah mengajukan gugatan terhadap Li Chunxiao, seorang karyawannya yang beretnis Tionghoa asal daratan Tiongkok, karena melanggar perjanjian kerahasiaan dan mencuri sejumlah besar dokumen rahasia sebelum meninggalkan pekerjaannya. Lebih dari 12.000 dokumen diunggah ke akun dan perangkat hard drive cloud pribadi tanpa izin perusahaan, termasuk beberapa vaksin Pfizer, Obat-obatan dan dokumen penemuan lainnya.
Hakim distrik AS untuk sementara memblokir Li Chunxiao dari penggunaan rahasia dagang Pfizer pada Selasa malam, dan sidang lebih lanjut akan digelar pada 9 Desember mendatang. (sin)