Kepanikan Omicron Memicu Banyak Negara Bertindak Hingga Israel Tutup Total Kedatangan Warga Asing

ETIndonesia- Varian baru COVID-19, Omicron ditemukan di sejumlah negara. Kini, banyak negara merespon dengan memperketat peraturan masuk dan pencegahan epidemi. Setelah menemukan kasus infeksi, Israel langsung mengumumkan pada Sabtu (27/11/2021)  bahwa semua orang asing dilarang memasuki negara itu. Selama dua minggu, Israel menjadi negara pertama di dunia yang benar-benar ditutup karena Omicron.

Sejumlah negara memperketat pintu masuk negara mereka akibat merebaknya varian Omicron. 

Berikut ini negara yang menerapkan penanggulangan wabah, disusun oleh Central News Agency :

●Israel

Israel mengumumkan pada 27 November bahwa mereka akan melarang semua pelancong asing memasuki negara itu. Selama dua minggu, Israel  menjadi negara pertama di dunia yang mengunci negara itu sebagai tanggapan terhadap  virus Omicron yang lebih menular. Israel  juga menyatakan akan menggunakan teknologi pelacakan telepon dari badan anti-teroris untuk menghentikan Epidemi menyebar.

Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett menjelaskan teknologi yang digunakan adalah dari pelacakan telepon dari Badan Keamanan Nasional, sebuah organisasi dinas rahasia, untuk melacak jejak  orang yang didiagnosis dengan infeksi Omicron, sehingga mengonfirmasi siapa yang telah melakukan kontak dengan mereka. 

Sampai sekarang, satu orang di Israel telah didiagnosis dengan virus Omicron, dan ada tujuh kasus yang dicurigai.

●Arab Saudi 

Arab Saudi sementara waktu melarang orang-orang dan penerbangan dari tujuh negara Afrika mendarat karena Omicron. Otoritas kesehatan setempat mengatakan pada 27 November, bahwa penumpang dari “semua negara” akan diizinkan masuk, asalkan mereka harus divaksinasi di Arab Saudi.

Departemen kesehatan Arab Saudi mengatakan akan menerima penumpang yang masuk ke negara itu mulai 4 Desember, dan mereka yang masuk ke Arab Saudi harus dikarantina selama 3 hari.

Omicron membuat negara lainnya seperti musuh.  Arab Saudi memberlakukan larangan penerbangan ke dan dari Afrika Selatan, Namibia, Botswana, Zimbabwe, Mozambik, Lesotho, dan Eswatini pada 26 November.

●Bahrain

Kantor Berita Nasional Bahrain, BNA melaporkan negara itu melarang kedatangan dari empat negara Afrika lainnya. Pengumuman ini meningkatkan jumlah negara dalam daftar merah menjadi 10 negara. Aturan ini dibuat oleh keputusan Administrasi Penerbangan Sipil.

Tambahan keempat negara tersebut adalah Malawi, Mozambik, Angola, dan Zambia.

Laporan  juga mengatakan bahwa larangan tersebut tidak berlaku untuk warga negara Bahrain dan pemegang visa resident.

Bahrain juga melarang Afrika Selatan dan lima negara Afrika lainnya memasuki negara itu pada 26 November 2021. 

●Swiss

Departemen kesehatan Swiss menyatakan bahwa pelancong dari Inggris, Republik Ceko, Belanda, Mesir, dan Malawi harus dikarantina selama 10 hari setelah memasuki Swiss. Pengumuman ini disampaikan menyusul kasus Omicron pertama yang dikonfirmasi di Belgia. 

Swiss juga melarang masuknya penerbangan langsung dari Afrika Selatan dan sekitarnya pada 26 November, dan juga memberlakukan pembatasan perjalanan di negara dan wilayah lain termasuk Hong Kong, Israel, dan Belgia.

Hanya warga negara Swiss dan pemegang hak tinggal di Swiss dan wilayah Schengen yang diizinkan masuk.

●Brasil

Pada 27 November, Badan Pengawasan Kesehatan Nasional Brasil (ANVISA), mengusulkan pembatasan perjalanan imbas Omicron, harus diperluas kedatangan dari Angola, Malawi, dan Mozambik , Zambia.

Sebelumnya, Brasil pada 26 November, melarang pengunjung dari Afrika Selatan, Eswatini, Lesotho, Namibia, Botswana dan Zimbabwe. 

Meskipun Badan Pengawasan Kesehatan Nasional Brasil merekomendasikannya, namun tetap harus dilaksanakan oleh pemerintah Brasil karena badan pengatur tidak memiliki wewenang untuk memberlakukan pembatasan perjalanan tersebut.

●Australia

Negara bagian New South Wales terpadat di Australia, menemukan dua penumpang dari Afrika Selatan yang telah didiagnosis dengan COVID-19. Masih belum dipastikan apakah mereka terinfeksi varian Omicron. Pihak berwenang telah mengadopsi langkah darurat untuk men-skrening penumpang pesawat di tempat yang sama. Dua penumpang yang dikonfirmasi tiba di Sydney dan check in ke hotel pencegahan epidemi. Pejabat kesehatan juga dianggap sebagai kontak erat dengan penumpang.Mereka akan dites COVID-19 sesuai dengan peraturan selama karantina 14 hari.

Australia juga memberlakukan larangan masuk dari dan ke 9 negara di Afrika untuk mencegah invasi  Omicron.

●Inggris Raya

Inggris mengkonfirmasi masuknya dua kasus Omicron. Mereka adalah dua orang yang terinfeksi  memasuki Inggris dari Afrika selatan, sehingga memperluas pembatasan masuk untuk orang-orang dari semua negara di wilayah ini.

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson  pada 27 November mengatakan bahwa Inggris akan mewajibkan semua penumpang yang tiba untuk dikarantina hingga mereka dapat menyerahkan hasil tes PCR COVID-19. Inggris juga akan mengembalikan langkah wajib untuk memakai masker di toko, fasilitas publik dan sistem transportasi.

Semua warga Inggris dan warga asing yang saat ini memasuki Inggris, harus menjalani tes PCR pada hari kedua kedatangan mereka. Peraturan terbaru mengharuskan karantina sebelum hasil tes negatif, dan peraturan menjadi lebih ketat dalam upaya untuk mengekang penyebaran strain mutan baru.

PM Inggris itu juga mengatakan bahwa tindakan wajib mengenakan masker yang sempat dicabut awal tahun ini akan dilanjutkan, tetapi dia tidak menentukan kapan akan mulai diberlakukan.

 Boris Johnson juga mengatakan bahwa orang-orang yang telah melakukan kontak dengan kasus yang dikonfirmasi dari kasus dugaan Omicron, harus karantina mandiri selama 10 hari.

●Jerman

Pejabat dari Negara Bagian Bavaria di Jerman selatan menyatakan bahwa Jerman mengkonfirmasi pada 27 November, bahwa terdapat dua kasus pertama yang dikonfirmasi dari strain virus mutan Omicron  di wilayah tersebut. Mereka adalah dua penumpang yang tiba di Bandara Munich dari Afrika Selatan.

Departemen Kesehatan Negara Bagian Bavaria menyatakan bahwa, siapa pun yang telah berada di Afrika Selatan dalam 14 hari terakhir harus segera mengurangi kontak, menjalani tes PCR, dan memberitahukan kepada otoritas kesehatan setempat.

●Italia

Otoritas kesehatan Italia telah mendeteksi kasus pertama yang dikonfirmasi dari varian baru Omicron dari seorang pelancong berasal dari Mozambik.

Italia pada 26 November, melarang masuknya semua penumpang yang sempat  tinggal di Afrika selatan dalam 14 hari terakhir dan menangguhkan kedatangan penerbangan dari Afrika selatan.

Pihak berwenang juga memerintahkan bahwa siapa pun yang telah melakukan perjalanan ke Afrika Selatan dalam dua minggu terakhir dan saat ini berada di Italia, harus segera melapor ke pihak berwenang Italia, di-test COVID-19, dan harus dikarantina selama 10 hari.

●Republik Ceko

Pihak Rumah Sakit Regional Liberec di Ceko utara, mengatakan kepada media setempat pada 27 November,  bahwa seorang pasien wanita didiagnosis dengan varian Omicron.

Perdana Menteri Ceko Andrej Babis mengatakan bahwa wanita itu sempat tinggal di Namibia dan terbang kembali ke Republik Ceko melalui Afrika Selatan dan Dubai.

Babis mengatakan bahwa wanita itu sudah divaksin dan memiliki gejala ringan COVID-19.

●Belanda

Otoritas kesehatan Belanda mengatakan pada 27 bahwa di antara 61 penumpang yang diskrining positif COVID-19 pada dua penerbangan dari Afrika Selatan ke Amsterdam, diyakini setidaknya “beberapa orang” terinfeksi dengan varian Omicron.

Untuk mencegah invasi Omicron, Belanda melarang semua penerbangan dari Afrika selatan mulai 26 November. Namun demikian, sebelum larangan diumumkan, dua pesawat penumpang KLM dari Cape Town dan Johannesburg, Afrika Selatan, tiba di Bandara Schiphol Amsterdam.

Menurut Biro Kesehatan setempat, mereka yang memiliki hasil skrining positif dan mereka yang memiliki gejala akan dikarantina di hotel selama 7 hari. Sedangkan yang tanpa gejala akan dikarantina selama 5 hari.  Mereka yang memiliki hasil skrining negatif, harus dikarantina di rumah bagi imigran.

●Belgia

Pihak berwenang Belgia mengatakan pada 26 November, bahwa kasus yang dikonfirmasi dari varian Omicron bukan berasal dari Afrika Selatan. Kepala Virologi Belgia, Mark Van Ranst, mengatakan varian itu terdeteksi pada “seorang pelancong yang kembali dari Mesir”. Ini merupakan kasus pertama varian Omicron di Eropa. (hui)

Sumber : NTDTV.com