oleh Zhang Ting
Seberapa mematikan varian baru dari virus COVID-19 Omicron ini masih menjadi fokus perhatian dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Jumat (3/12/2021) bahwa Omicron memiliki penyebaran yang kuat, jadi terlalu dini untuk menentukan bahwa Omicron pada umumnya hanya akan menyebabkan gejala-gejala ringan.
Kepala Ilmuwan WHO, Dr. Soumya Swaminathan dalam konferensi global Reuters NEXT pada Jumat mengatakan bahwa Omicron tampaknya menjadi varian yang penyebarannya sangat kuat.
Dr. Soumya menjelaskan, dari laporan awal yang pihaknya miliki, dan diamati mulai dari provinsi Gauteng tempat pertama kali varian ditemukan, kemudian varian tersebut menyebar dengan cepat ke provinsi di Afrika Selatan. Karena jumlah kasus yang dilaporkan Afrika Selatan meningkat sangat cepat, bahkan setiap hari meningkat sampai dua kali lipat, sehingga pihaknya menyimpulkan bahwa varian tersebut sangat menular dan sangat kuat daya penyebarannya.
“Soal sejauh mana daya penyebarannya dibandingkan dengan varian Delta, masih sulit untuk ditentukan, tetapi Omicron ini termasuk varian yang mudah menyebar”, katanya.
Dr. Sournya Swaminathan juga menyampaikan rasa terima kasih kepada komunitas ilmiah dan medis di Afrika Selatan, yang telah bekerja keras untuk memberikan lebih banyak informasi tentang Omicron kepada WHO.
Ketika berbicara tentang tingkat keseriusan dari gejala yang disebabkan oleh varian Omicron, Swaminathan mengatakan bahwa baru sepekan WHO menetapkan Omicron sebagai varian perhatian, dan baru 2 pekan lalu varian Omicron pertama kali ditemukan di selatan Afrika, sehingga terlalu dini untuk menyimpulkan tentang sejauh mana tingkat keseriusan dari gejala yang ditimbulkan.
Sebagian besar kasus yang dilaporkan sejauh ini masih berupa gejala-gejala ringan”. Dia juga mengatakan : “Banyak dari mereka telah divaksinasi, jadi ini mungkin menjadi salah satu alasannya”.
“Namun, terlalu dini bagi kita untuk menyimpulkan bahwa Omicron adalah versi ringannya (varian virus)”.
Swaminathan juga memperingatkan bahwa bisa saja apa yang dirinya utarakan sekarang menjadi berbeda, setelah para ahli lebih dalam mempelajari tentang varian ini.
“Selalu ada jeda waktu antara terinfeksi dan berkembang menjadi penyakit serius”. Dia mengatakan bahwa lonjakan rawat inap dan kematian terjadi dua minggu setelah lonjakan kasus.
“Saya pikir kita perlu menunggu. mari kita berharap varian ini lebih lembut”, katanya. “Tetapi terlalu dini bagi kita untuk menarik kesimpulan tentang varian dan perilakunya secara keseluruhan pada saat ini”.
Varian Omicron sudah menyebar ke 32 negara atau wilayah di seluruh dunia. Banyak kasus juga ditemukan di Amerika Serikat. Presiden AS Joe Biden menegaskan pada Jumat 3 Desember mengatakan bahwa pembatasan perjalanan yang diumumkan oleh Amerika Serikat pada Kamis, pada dasarnya masih dianggap cukup untuk melawan penyebaran varian Omicron.
Pemerintah Biden mengumumkan pada hari Kamis, bahwa pihaknya akan memperketat persyaratan masuk bagi turis internasional yang mulai diberlakukan pada Senin 6 Desember, semua pendatang akan diminta untuk menunjukkan tes COVID-19 negatif dalam waktu 24 jam sebelum keberangkatan, terlepas dari apakah turis tersebut divaksinasi atau tidak. Aturan sebelumnya mewajibkan semua turis yang divaksinasi untuk memberikan bukti tes virus negatif dalam tiga hari terakhir. Jika turis (termasuk warga AS) belum divaksinasi, mereka harus menunjukkan hasil negatif dari tes COVID-19 yang dilakukan sehari sebelum keberangkatan sebagai bukti. (sin)