oleh Jing Zhongming
Setelah Taliban merebut kekuasaan, kelompok militan Afghanistan mengklaim bahwa mereka akan membentuk pasukan bom bunuh diri untuk menghadapi persaingan ISIS. Namun, rencana mengembangkan pasukan bom bunuh diri berskala besar ini telah menimbulkan kekhawatiran masyarakat
Menurut New Delhi Television (NDTV), wakil juru bicara Taliban Bilal Karimi baru-baru ini mengatakan bahwa Taliban bermaksud secara resmi membentuk sebuah pasukan bom bunuh diri untuk mereformasi dan mengorginisir unit-unit bom bunuh diri yang saat ini tersebar di seluruh Afghanistan.
Karimi mengatakan bahwa pasukan khusus, termasuk para martir akan digunakan untuk operasi yang lebih kompleks dan khusus dalam menghadapi persaingan dari ISIS Khorasan (ISIS-K).
Tetapi ‘Hindustan Times’ yang mengutip informasi dari sumber melaporkan bahwa pasukan itu akan digunakan untuk melakukan serangan bunuh diri terhadap pasukan keamanan yang ditugaskan di bekas pemerintah Afghanistan.
‘The Times’ yang mengutip ucapan juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid melaporkan bahwa, pasukan itu yang jumlahnya bisa mencapai 10.000 orang akan menjadi bagian dari pasukan Afghanistan, yang akan berada di bawah kepemimpinan Kementerian Pertahanan Afghanistan dan digunakan untuk operasi khusus.
Shaharzad Akbar, kepala Komisi Hak Asasi Manusia Independen Afghanistan menyebut berita itu sangat mengerikan.
Selama 20 tahun perang di Afghanistan sebelumnya, serangan bom bunuh diri sering digunakan oleh Taliban untuk menghadapi pasukan pemerintah AS dan Afghanistan.
Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Misi Bantuan PBB di Afghanistan baru-baru ini menyebutkan bahwa, banyak warga sipil Afghanistan menjadi korban karena alat peledak improvisasi, perangkat yang sering digunakan oleh ISIS-K dan Taliban dalam melakukan serangan. (sin)