Jack Phillips
Pernyataan mantan Direktur Food and Drugs Administration (FDA) Amerika Serikat dan anggota dewan saat ini di Pfizer yang menyerukan diakhirinya mandat masker dan vaksin.
Scott Gottlieb, mantan Direktur Food and Drugs Administration (FDA) Amerika Serikat dan anggota dewan saat ini di Pfizer, mengatakan bahwa penurunan kasus COVID-19 harus memberi sinyal kepada pembuat kebijakan bahwa inilah saatnya untuk mencabut lebih banyak pembatasan terkait pandemi.
“Saya pikir tentu saja di pantai timur di mana Anda melihat kasus- kasus menurun secara dramatis, kita harus bersedia untuk rileks dan melakukannya segera,” katanya kepada “The Squawk Box” dalam wawancara pada Senin 24 Januari 20202. ketika ditanya tentang apakah mandat masker harus dibatalkan.
Gottlieb mengatakan bahwa “banyak kepahitan” di Amerika Serikat berasal dari kurangnya “tiang gawang yang jelas” tentang kapan sejumlah tindakan harus diakhiri.
Mantan komisaris FDA itu juga mengutip keputusan pemerintah Connecticut baru-baru ini, untuk membatalkan mandat vaksin bagi pegawai negeri sebagai kebijakan yang harus diadopsi oleh pembuat kebijakan lain dalam waktu dekat karena kasus COVID-19 menurun secara nasional.
Gottlieb menambahkan, satu-satunya cara untuk mendapatkan kepatuhan dari orang-orang dan mendapatkan akomodasi (adalah) jika kita menunjukkan kemampuan untuk menarik (mandat) ini dengan cara yang sama seperti kita memulai- nya.
Seruan agar pembatasan COVID-19 dibatalkan ini, datang seiring dengan tingkat infeksi keseluruhan di Amerika Serikat telah menurun tajam dalam beberapa hari terakhir.
Data dari Our World in Data yang dikelola Johns Hopkins menunjukkan bahwa, 4.110 dari setiap satu juta orang Amerika Serikat mencatat infeksi pada 10 Januari, tetapi angka itu menjadi 2.643 hingga Jumat 21 Januari dan turun menjadi 615 per satu juta pada Minggu 23 Januari.
Di luar Amerika Serikat, semakin banyak negara Eropa yang telah membatalkan aturan terkait COVID-19 tertentu, termasuk paspor vaksin dan mandat masker. Misalnya, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengatakan bahwa mulai 27 Januari, orang-orang di Inggris tidak perlu lagi memakai masker di depan umum atau menunjukkan bukti bahwa mereka telah divaksinasi untuk memasuki beberapa tempat.
Tetapi pada Senin 24 Januari, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, memperingatkan bahwa lebih banyak varian COVID-19 mungkin muncul dan memperingatkan bahwa sangat berbahaya untuk menganggap Omicron adalah yang terakhir.
Tedros menambahkan,ada skenario berbeda tentang bagaimana pandemi bisa terjadi dan bagaimana fase akut bisa berakhir. Tetapi berbahaya untuk berasumsi bahwa omicron akan menjadi varian terakhir atau bahwa kita berada di akhir permainan.
“Sebaliknya, secara global, kondisi ini justru ideal untuk lebih banyak varian muncul.” Namun sayangnya Tedros tidak memberikan bukti maupun data untuk mendukung klaimnya. (Eko)