Seminggu Setelah Invasi : Pasukan Rusia Diblokir di Darat, Serangan Udara Diluncurkan di Kota-kota Besar Ukraina

Jin Shi

Seminggu sejak Rusia menginvasi Ukraina, tetapi pasukan darat masih belum menguasai kota besar Ukraina. Tentara Rusia tampaknya telah mengubah strateginya saat ini hingga meningkatkan intensitas serangan udara. Banyak kota besar di Ukraina telah diserang dengan parah.

Pada 2 Maret 2022, tentara Rusia terus meningkatkan pengeboman di kota-kota besar di Ukraina.

Kota terbesar kedua, Kharkiv, terus menjadi sasaran pemboman terberat. Kantor polisi juga dilalap api pada Rabu, menyusul serangan terhadap gedung administrasi sehari sebelumnya. Daerah ini penuh dengan puing-puing setelah pengeboman.

Seorang pria mengatakan dia melihat banyak mayat setelah sebuah bangunan tempat tinggal dibom.

Rusia mengklaim mengambil alih kota besar pertamanya, Kherson, pada Rabu. Ukraina, bagaimanapun, menyangkalnya. Ukarina mengatakan kedua pihak sedang berperang.

Rusia juga mengatakan  mengambil alih pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar Ukraina, pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporozhye, tetapi Ukraina juga membantahnya. 

Parlemen Ukraina mengunggah video yang mengatakan penduduk dan karyawan pembangkit listrik tenaga nuklir mencegah pasukan Rusia memasuki kota.

Ibukota Ukraina, Kyiv, masih melawan di bawah tembakan artileri yang semakin sengit.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan “Rudal tidak bisa mengalahkan Ukraina, bom tidak bisa mengalahkan Ukraina, tank, serangan udara tidak bisa, kami tetap di tanah kami.”

Secara umum diyakini bahwa peningkatan serangan udara tentara Rusia disebabkan oleh lambatnya kemajuan pasukan darat. Amerika Serikat mengatakan bahwa konvoi militer Rusia, yang membentang lebih dari 60 kilometer di luar Kyiv, hampir tidak bergerak dalam sehari terakhir karena pasokan yang tidak mencukupi.

Kementerian Pertahanan Rusia pada Rabu, juga mengungkapkan jumlah korban sejak invasi untuk pertama kalinya.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov mengatakan 498 tentara tewas dalam menjalankan tugas.

Ukraina mengatakan bahwa 6.000 tentara Rusia tewas. Saat ini, dunia luar belum bisa secara independen mengonfirmasi klaim kedua pihak tersebut.

Rusia  mengirimkan delegasi ke Belarus untuk mempersiapkan putaran kedua pembicaraan damai. Namun demikian, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa jika tentara Rusia benar-benar menginginkan pembicaraan damai, mereka harus menghentikan pengeboman terlebih dahulu.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berkata : “Kami terbuka untuk berdialog, tetapi pengeboman terhadap warga sipil setidaknya harus dihentikan dulu.”

Pada Rabu, Majelis Umum PBB mengeluarkan resolusi yang mengutuk agresi Rusia terhadap Ukraina.

Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres menuturkan: “Akhiri permusuhan di Ukraina dengan gencatan senjata segera dan buka pintu untuk dialog diplomatik.”

Lima negara termasuk Rusia, Belarusia, dan Korea Utara memberikan suara menentang resolusi tersebut, dan Tiongkok abstain dari pemungutan suara. (hui)

Â